Mohon tunggu...
Tomson Sabungan Silalahi
Tomson Sabungan Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pembelajar!

Penikmat film dan buku!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Joker, Film untuk Para Elite (Dunia)

31 Oktober 2019   20:05 Diperbarui: 31 Oktober 2019   20:25 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: eonline (edit penulis)

Joker dengan semua permasalahan yang menimpanya akhirnya keluar dari ketidaknyamanannya. Dalam satu wawancara yang disiarkan secara langsung dia berkata bahwa "Komedi itu subjektif. Sama dengan apa yang lucu yang bisa membuatmu tertawa juga subjektif."

Tekanan demi tekanan hidup yang dialaminya membuat dia semakin tidak terkendali. "Jahat juga sangat subjetif karena tidak ada yang mengerti orang lain (dengan sangat baik)".

Kejahatan yang dilakukannya (yang awalnya membuatnya tidak nyaman) semakin ke sini semakin membuatnya nyaman, semakin lucu. Kejahatan baginya adalah jalan keluar oleh karena ketidakadilan. Film ini asli ingin mengolok-olok arti seorang pahlawan yang oleh media-media dan orang kaya/elit dipuja-puji.

Dari semua teror yang dilakukannya, dia akhirnya hanya ingin kisah kematiannya menjadi lebih menarik daripada kisahnya selama hidup yang penuh dengan ketidakadilan. Kalaupun dalam aksi terornya akhirnya dia harus mati, dia sudah ikhlas untuk mati, setidaknya dia tidak diam ketika dia didiskriminasi, setidaknya dia sudah berjuang demi dirinya sendiri.

Walau film ini diberi judul "Joker" (Pelawak) film ini benar-benar tidak lucu, secara subjektif kuputuskan film ini tidak ada lucu-lucunya. Yang lucu adalah betapa banyaknya film "seram" seperti ini untuk menyadarkan kita bahwa di sekeliling kita masih banyak diskriminasi, ketidakadilan, rasisme dan para elit kita tidak berbuat banyak malah mengutuk orang yang sedang protes ketika diperlakukan tidak adil oleh sekitarnya tapi kita tidak sadar-sadar.

Seperti Joker, Greta Thunberg yang menjadi sorotan dunia hari-hari belakangan ini dalam tuitannya di twitter 17 September 2019 lalu, atas apa yang dilakukannya sungguh tidak ingin dipuja-puji, mereka berdua (Joker dan Greta dengan caranya masing-masing) hanya ingin aksi nyata dari para elit, media dan pengusaha.

Greta menulis "Please save your praise, we don't want it. Don't invite us here to tell us how inspiring we are without doing anything about it. It doesn't lead to anything." Sungguh, Joker adalah film untuk para elit dunia.

Tulisan ini sudah pernah terbit di katakanlah.com dengan link https://www.katakanlah.com/2019/10/joker-film-untuk-para-elit-dunia.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun