Ketidakadilan dan Kasih
Retreat kali ini mengingatkan saya bahwa masih ada banyak ketidakadilan di dunia. Kasih tidak lagi menjadi landasan utama untuk berelasi dengan sesama manusia. Mencintai diri sendiri secara berlebihan (baca: egois) menjadikan manusia tidak lagi mengindahkan penderitaan orang lain. Kalau saya sudah merasa nyaman, cukuplah, tidak peduli dengna kenyamanan orang lain.
Retreat di Jatijejer -- Surabaya secara pribadi memberikan kesempatan bagi diri saya sendiri untuk melihat tidak lagi melulu pada diri sendiri tapi orang lain, orang-orang yang ada di sektiar saya.
Bertransformasi
Semoga retreat kali ini mengubah semua peserta yang hadir untuk kembali melihat esensi kita hidup di dunia ini, bahwa kasihlah hukum yang utama dan terutama. Bukan sekedar dibicarakan dan menjadi wacana tahunan bila ada retreat saja, tapi kali ini moga-moga semua bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik.
Panasnya Jakarta akhir-akhir ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Para elitnya harus turut menarik diri, sejenak dari urusan-urusan politik praktis yang kebanyakan hanya menguntungkan pihak tertentu saja. Mari juga menarik diri, refleksi juga bahwa semua manusia apalagi pemerintah ada untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Agar di era industri 4.0 ini, Indonesia boleh bertransformasi menjadi negara yang kuat yang disegani oleh negara lain karena rakyatnya tidak gampang dipecah belah, tidak kelaparan.
Untuk kita secara pribadi, mari puasa sosial media sesekali, bentuk dari penarikan diri dari urusan sehari-hari. Ada yang mau?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H