Menangis, meratap, bingung
Arang telah tertoreh
Pada wajah yang tercoreng
Memaksa air tumpah laksana bah
Â
Ayu wajah sang dara
Dulu dara…
Senyum bibir sang dara
Dulu namanya Dara…
Â
Menangis, meratap bingung
Darah telah mengalir
Mengalir merenggut harga
Harga yang teramat disanjung
Kini harus dikotori lewat darah
Â
Apalah kata, arang mencoreng
Hitam memekat terpancar pada wajahmu
Sang dara… dulu dia dara
Jejak sang jejaka, itulah sebabnya
Â
Kota Batak, 1 Nopember 2009
Dikarang-karang oleh:
Tomson S. Silalahi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!