Mohon tunggu...
Susana Srini
Susana Srini Mohon Tunggu... -

Wong ndeso, tertarik ikutan memperhatikan masalah pendidikan, selalu rindu untuk dapat memberikan sumbangsih bagi upaya-upaya merawat bumi, anggota komunitas Sekolah Komunitas - Sodong Lestari (SoLes), anggota Galeri Guru/TRUE CREATIVE AID dan terlibat dalam Laskar Pena Hijau YBS Cikeas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pementasan Sendratari Kolosal Bahtera Nuh pada Penutupan Festival AYD 2017

8 Agustus 2017   08:41 Diperbarui: 9 Agustus 2017   10:02 1588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Muda Katolik (OMK) sebagai bagian dari generasi milenial menghadapi tantangan hidup dunia masa kini, yang tengah berpusar-pusar dalam arus deras modernitas, serba digital, serba maya, kehidupan tanpa batas, juga dunia yang masih dibayangi oleh konflik-konflik multikultural. Bagaimana orang-orang-orang muda bergumul, terlibat menakhlukkan tantangan tersebut dan bagaimana orang dewasa menemaninya?

OMK/dok.pribadi
OMK/dok.pribadi
OMK Paraoki St. Thomas Rasul Bedono Keuskupan Agung Semarang membagikan refleksinya melalui penampilan sendratari kolosal bertajuk "Noah - The Calling of Prophecy" pada festival akhir rangkaian Asian Youth Day (AYD 2017) yang diadakan pada pada tanggal 5 Agustus di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Asian Youth Day (AYD) atau hari orang muda Asia adalah perjumpaan Orang Muda Katolik (OMK) se-Asia. Peserta AYD adalah OMK perwakilan dari Negara di Asia. Acara AYD dibagi menjadi 2 kegiatan, yaitu: (1). Days in Dioceses, 30 Juli - 2 Agustus, peserta mengadakan 'live-in' di 11 Keuskupan di Indonesia, untuk belajar sekaligus berbagi pengalaman dengan masyarakat Indonesia. (2). Days in AYD's Venue 2-6 Agustus, semua peserta berkumpul di JEC Yogyakarta untuk sharing, refleksi, devosi, ekaristi, workshop dan festival. Tema AYD kali ini adalah Joyful Asian Youth! Living the Gospel in Multicultural Asia.

Pementasan sendratari kolosal pada acara penutupan festival  melibatkan 100 penari, 50 pemusik dan 25 penyanyi paduan suara, disutradarai oleh Romo Patricius Hartono Pr., dengan penata musik Albertus Dwiono. Pertunjukan ini juga didukung oleh keluarga besar SMA Sedes Sapientie Bedono. 

Melalui harmonisasi kekayaan keragaman budaya nusantara berupa gerak tari, lagu, musik dan kostum, kisah panggilan Nuh untuk menyelamatkan alam raya dinarasikan.

Mencari dan menyelamatkan/ dok.pribadi
Mencari dan menyelamatkan/ dok.pribadi
Babak pertama - tarian agung gemulai air bening mengitari cengkrama tetumbuhan, hewan dan para petani, menggambarkan keadaan harmonis pada awal penciptaan. Semua indah dan baik adanya, hidup berdampingan saling mengasihi.

Babak kedua - manusia bertopeng 'buto' menghentak-hentak menyeruak masuk mengobrak-abrik harmoni. Ini menggambarkan kesombongan dan keserakahan hidup manusia yang menyebabkan kerusakan alam dan hilangnya hubungan baik antara manusia dengan ciptaan yang lain.

Babak ketiga - panggilan kenabian Nuh untuk menyelamatkan kerusakan. Tarian air dengan alunan tembang Tak Lelo Lelo Ledungibarat tangan ibu yang merengkuh dan menentramkan Nuh dalam kebingungannya. Ini menggambarkan kasih Tuhan  yang menyelamatkan. Kesadaran akan kasih Tuhan ini menuntun Nuh untuk ikut berperan mengasihi dan menyelamatkan sesama ciptaan.

Adegan air yang merengkuh bagai tangan ibu, menenangkan kegalauan Nuh/ dok.pribadi
Adegan air yang merengkuh bagai tangan ibu, menenangkan kegalauan Nuh/ dok.pribadi
Babak keempat - membangun bahtera, mencari dan menyelamatkan makhluk-makhluk yang terancam hilang oleh ganasnya air bah. Tarian bambu dengan hentakan musik dan alunan lagu gegap gempita Yamko Rambe Yamko membentuk formasi bahtera besar yang menampung aneka tumbuhan, hewan dan manusia. Ini menggambarkan bagaimana kita hendaknya berperan membangun rakit-rakit solidaritas, menjalin kembali hubungan-hubungan yang retas untuk menyelamatkan yang terhilang dan merengkuh yang termarjinalkan.

Manusia, tumbuhan dan hewan yang terselamatkan/ dok.pribadi
Manusia, tumbuhan dan hewan yang terselamatkan/ dok.pribadi
Kisah diatas, mengajak para hadirin, wakil Orang Muda Katolik se-Asia untuk merefleksikan tentang kehiduapn masa kini dengan berbagai tantangannya. Pesan kasih dan penghargaan terhadap seluruh ciptaan mengajak tiap individu untuk dapat menjaga diri agar tak  ikut hanyut dalam pusaran dampak negatif banjir bandang perubahan dunia dan bagaimana dapat mengembangkan kepekaan dan solidaritas sosial agar dapat berperan aktif dalam membangun jaring-jaring keselamatan bagi keutuhan dan harmoni semua ciptaan.

Derasnya arus kemajuan jaman, selain membawa berbagai kemudahan hidup, juga ada dampak yang cukup mengkawatirkan. Teknologi yang serba digital dan maya di sisi yang lain telah berperan menjauhkan anak-anak dari realitas kehidupan, merenggut cinta dan hubungan-hubungan, serta menjadi sarana mudah bagi tersebarnya berbagai kejahatan. Tata kehidupan dunia yang eksploitatif, juga telah menyebabkan berbagai konflik perebutan sumber daya dan kerusakan alam, yang berdampak langsung pada kelompok rentan salah satunya anak-anak. Belum lagi kehidupan yang multikultural, di satu sisi menjadi kekayaan, namun di sisi yang lain dapat memicu perpecahan bila tak dikelola dengan baik.

Bagi orang-orang muda katolik, berusaha terus bersama dalam ikatan perahu OMK dapat menjadi  jalan untuk memperkuat diri dan mengembangkan kepekaan sosialnya. Bagaimana dengan gereja, apakah juga dapat menjadi bahtera besar Nuh yang pintunya selalu terbuka bagi anak muda untuk belajar mengasihi dan menghargai diri sendiri, sesama dan alam sekitarnya dengan cara yang konkrit dan khas anak muda?

Sutradara Rm. Patricius Hartono, Pr. memberi pengarahan/dok.pribadi
Sutradara Rm. Patricius Hartono, Pr. memberi pengarahan/dok.pribadi
Pelajaran dari Balik Panggung

Kepercayaan yang diperoleh OMK Bedono untuk mewakili delegasi Indonesia menampilkan pertunjukan seni budaya dalam festival penutupan AYD ke 7 ini tidak datang begitu saja. Gereja St. Thomas Rasul Bedono, sebuah paroki kecil di pinggiran ini sudah berdinamika setidaknya sejak 5 tahun lalu untuk menjadi gereja yang berdialog dengan keseharian umat, kebudayaan dan lingkungan sekitar, yang memungkinkan anak-anak muda belajar mengasihi dan menyelamatkan seluruh ciptaan.

Sebagian pemeran batu, tanah/dok.pribadi
Sebagian pemeran batu, tanah/dok.pribadi
Tagline "Bedo No" (berani berbeda) menjadi Bahasa bersama yang cocok bagi jiwa anak muda yang bebas, kreatif dan selalu ingin mencoba hal-hal baru. Dengan Bahasa bersama tersebut, anak-anak muda didampingi untuk hidup dekat dengan alam, menghargai kearifan lokal, membangun kebersamaan dan hidup berdampingan dengan sesama dalam keragaman. Sekolah Minggu yang dimanfaatkan sebagai Sanggar Belajar Anak menjadi ruang yang lebih terbuka dan dinamis untuk proses pengembangan anak dan pemuda, bahkan orang tua, sesuai dengan keinginan dan keunikan potensi masing-masing wilayah.

Mengasihi seluruh ciptaan dan menghargai kebudayaan dipraktekkan dalam berbagai kegiatan konkrit seperti kreasi tata altar hijau, misa alam, adorasi alam, festival pangan lokal dan pakaian adat, kesenian rakyat diberi ruang dalam kekhusukan liturgi, pendalaman alkitab melalui berbagai cara kreatif, edukasi hijau di lahan pertanian, gerakanan ketahanan pangan lokal dan lain-lain.

Ensiklik Laudato Si diterjemahkan dalam kegiatan nyata dan dipraktekkan oleh anak-anak muda dalam kehidupan menggereja yang dinamis dan terhubung dengan keseharian. Dinamika dengan alam dan budaya sekitar menjadi media konkrit olah diri dalam menghidupi Sabda Tuhan.

sebagian pemeran tumbuhan dan hewan/dok.pribadi
sebagian pemeran tumbuhan dan hewan/dok.pribadi
Proses persiapan dan penampilan sendratari kolosal "Noah - The Calling of Prophecy" juga menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi seluruh pemain dan kru pendukung. Sebagain besar anggota OMK mengatakan bahwa kesempatan ini sungguh membanggakan dan semakin meneguhkan komitmen mereka untuk terus belajar dan terlibat dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat. Selain memperkuat rasa percaya diri dan kebanggan, juga semakin memahami pesan kasih dan penyelamatan bumi serta seluruh ciptaan tanpa kecuali, menghargai keberbagaian, kesediaan berbagi, dapat mengembangkan sikap disiplin dan tanggung jawab, mengelola hubungan dengan teman, syukur atas talenta yang dianugerahkan dan lain-lain.

Kru pendukung dan para pendamping juga mendapatkan pengalaman luar biasa, di antaranya merasa sangat bersyukur karena dapat mendampingi anak-anak yang tadinya awan terhadap kesenian hingga dapat menampilkan pementasan besar; dapat menemukan anak-anak dengan bakat-bakat yang tak terlihat sebelumnya baik dalam berkesenian maupun dalam kepemimpinan; juga tumbuhnya kreativitas dalam pembuatan kostum, tata rias, properti dan pengelolaan pertunjukan.

sebagian pemeran hewan/dok.pribadi
sebagian pemeran hewan/dok.pribadi
Semoga pesan kasih dan penghargaan terhadap keutuhan aneka ciptaan dari Bahtera Nuh semakin meneguhkan OMK dalam menghidupi imannya dalam kehidupan nyata yang multikultur dengan rendah hati dan penuh kegembiraan. Salam joyful dan joss! 

(sumber: diolah dari hasil wawancara dengan Tr. Wahyu Hendratno-manajer pertunjukan, Albertus Dwiono -- penata musik, Andi-asisten musik, Ando-ketua DID AYD Bedono, Marcellina-Asisten Koreografer dan Tere-pemain)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun