Momen adorasi alam -- raket suket, suket godhong dadi konco (karib dengan rumput, rumput daun menjadi teman) yang dilakukan sebulan sekali ini, menjadi momen untuk kembali hidup selaras dengan alam. Rerumputan dan dedaunan bisa menjadi sumber keanekaragaman pangan - makanan sehat yang dapat membantu melihara kesehatan tubuh.
Pemuliaan aneka ragam tanaman yang tersedia di alam, baik yang tumbuh secara liar maupun yang dibudidayakan, juga menjadi sarana untuk menceritakan kembali berbagai kearifan lokal kepada anak-anak, yang masih sangat relevan untuk menghadapi tantangan hidup masa kini. Misalnya anak diperkenalkan dengan berbagai ketrampilan mengolah dan mengkurasi kuliner lokal. Ini selanjudnya diharapkan dapat memantik timbulnya kreatifitas untuk menemukan menu baru/menu lain dari bahan yang sama.Â
Selain itu juga menjadi sarana konkrit dan sederhana untuk mengembangkan  sikap memelihara, sikap hirau hijau, sikap hidup sederhana dan sikap menghargai makhluk lain. Dapat kita bayangkan, bila sejak dini anak sangat dilingkupi dengan sikap menghargai dan memelihara tanaman, tentu anak-anak juga akan mempunyai sikap yang sama terhadap sesama manusia.
Malam itu, komunitas Kenduri Raket Suket semakin teguh untuk terus melakukan pemuliaan daun dan rerumputan yang biasanya dianggap sepele atau bahkan tak berguna. Mereka ingin menggali lebih bayak dan mengangkatnya menjadi salah satu sumber kemandirian pangan lokal di tengah banjirnya berbagai bahan makan import.
Sebagai bahan pembelajaran bagi orang lain, berikut ini saya bagikan tatacara adorasi alam yang mereka lakukan: (1). Menyajikan hasil olahan dan contoh daun/rumput mentah yang digunakan, (2). Melantunkan litani (doa pujian yang diulang-ulang) dengan menyebut satu persatu rumput/tanaman yang digunakan, (3). Mendongengkannya untuk para hadirin, yang di dalamnya termasuk anak-anak, Â (4). Kembul bareng (makan bersama).
Dekat dengan tetumbuhan dan makhluk ciptaan lain akan memampukan kita untuk mendengarkan pesan-pesan Ilahi, bahwa kita adalah anggota persekutuan semesta yang sama-sama berharganya. Mari bersama mereka ikut memadahkan tembang alam, untuk harmoni bumi dan kebesaran AsmaNya!
Memuji Gusti krono sedaya titah (Memuji Tuhan dengan segala ciptaan)
Saklumahing bumi, nyuwun welas asih Dalem (Di atas bumi, mohon belas kasih Tuhan)
Gusti nitahaken kelor (Tuhan menciptakan kelor)
Pinujio Asmo Dalem  (Terpujilah Asma Tuhan)
Gusti nitahaken kuthi (Tuhan menciptakan kuthi)
Pinujio Asmo Dalem  (Terpujilah Asma Tuhan)
Gusti nitahaken sintron (Tuhan menciptakan sintron)Â
Pinujio Asmo Dalem (Terpujilah Asma Tuhan Tuhan)
Gusti nitahaken tumbaran (Tuhan menciptakan tumbaran)
Pinujio Asmo Dalem (Terpujilah Asma Tuhan)
Gusti nitahaken manding (Tuhan menciptakan manding)Â