Perubahan Zaman, Perubahan Makna Â
Jika kita bandingkan dunia hiburan masa lalu dengan masa kini, perbedaannya sangat mencolok. Dulu, wayang adalah pusat hiburan dan pendidikan masyarakat Jawa. Setiap gerakan wayang, setiap dialog tokoh, mengandung makna mendalam tentang kehidupan, moral, dan nilai-nilai luhur. Kini, layar ponsel kita dipenuhi dengan TikTok, platform di mana video pendek berdurasi singkat menjadi raja.
Perjalanan dari panggung wayang ke layar TikTok adalah sebuah kisah tentang evolusi makna. Jika dahulu setiap gerakan wayang mengandung simbolisme yang kaya tentang kehidupan dan nilai-nilai luhur, kini video pendek berdurasi singkat di TikTok telah menjadi bentuk ekspresi diri yang paling populer. Perubahan ini mencerminkan bagaimana nilai-nilai dan preferensi masyarakat terus berkembang seiring berjalannya waktu
Makna di Balik Simbol
Antropolog Clifford Geertz mengajak kita untuk melihat budaya sebagai teks yang kompleks, di mana setiap simbol, tindakan, atau ritual mengandung makna. Perubahan budaya, menurut Geertz, adalah perubahan dalam sistem makna ini. Â Ia melihat budaya bukan sekadar kumpulan fakta atau data, melainkan sebagai sistem makna yang kompleks. Makna-makna ini terwujud dalam simbol-simbol, yang bisa berupa kata-kata, tindakan, benda, atau bahkan gagasan. Bagi Geertz, perubahan sosial tidak hanya melibatkan perubahan material atau struktur sosial, tetapi juga perubahan dalam sistem makna yang mendasari kehidupan masyarakat. Perubahan ini terjadi melalui perubahan simbol-simbol yang digunakan oleh masyarakat.Â
- Simbol sebagai Pembawa Makna: Simbol adalah unit terkecil dari budaya. Ia membawa serta sejumlah besar makna yang dibagi bersama oleh anggota suatu kelompok.
- Perubahan Simbol sebagai Perubahan Makna: Ketika simbol berubah, maka makna yang terkandung di dalamnya pun berubah. Ini memicu perubahan dalam cara berpikir, berperilaku, dan memandang dunia oleh anggota masyarakat.
- Proses Interpretasi: Geertz menekankan pentingnya proses interpretasi dalam memahami makna simbol. Makna simbol tidaklah statis, melainkan selalu terbuka untuk ditafsirkan ulang oleh setiap individu dalam konteks yang berbeda-beda.
Wayang: Simbol Kosmos Jawa
Wayang bukan sekadar pertunjukan boneka. Ia adalah representasi kosmos Jawa. Setiap tokoh, setiap lakon, memiliki simbolisme yang kaya. Pandawa Lima melambangkan persaudaraan, sementara Kurawa melambangkan keserakahan. Wayang mengajarkan tentang dharma, karma, dan siklus kehidupan. Lebih dari sekadar pertunjukan boneka, merupakan representasi mikrokosmos dari alam semesta Jawa. Setiap tokoh, setiap lakon, dan setiap simbol yang terukir pada wayang mengandung makna filosofis yang mendalam. Dalam pandangan Jawa, alam semesta adalah sebuah kesatuan yang harmonis, di mana manusia hidup berdampingan dengan kekuatan-kekuatan alam dan spiritual. Wayang menjadi media untuk memvisualisasikan dan memahami kosmos ini.Â
TikTok: Simbol Era Digital
TikTok, di sisi lain, adalah produk dari era digital. Video-video pendek yang penuh kreativitas dan humor menjadi viral dengan cepat. Platform ini memungkinkan siapa saja untuk menjadi kreator konten dan berbagi momen kehidupan mereka. TikTok telah menciptakan bahasa visual dan audial baru, serta melahirkan subkultur yang unik.Â
Evolusi Makna: Sebuah Perjalanan Budaya
Peralihan dari pertunjukan wayang yang sarat makna menjadi fenomena TikTok yang cepat berganti adalah sebuah cerminan dari perubahan besar dalam budaya kita. Untuk memahami perubahan ini, mari kita lihat melalui lensa pemikiran Clifford Geertz, seorang antropolog yang terkenal dengan analisisnya terhadap simbol dan makna dalam budaya.
Wayang: Simbol Kosmos Jawa
Wayang bukan sekadar pertunjukan boneka. Ia adalah sebuah mikrokosmos dari alam semesta Jawa. Setiap gerakan, setiap dialog, setiap tokoh, dan setiap properti memiliki makna yang mendalam, terhubung dengan mitologi, sejarah, dan agama Jawa. Wayang adalah sebuah ensiklopedia hidup yang mengajarkan tentang dharma, karma, dan hubungan manusia dengan alam semesta.
TikTok: Simbol Era Digital
TikTok, di sisi lain, adalah produk dari era digital yang serba cepat. Platform ini memungkinkan siapa saja untuk menjadi kreator konten, berbagi momen kehidupan mereka dalam bentuk video pendek yang kreatif. Simbol-simbol yang dominan di TikTok adalah ekspresi diri, spontanitas, dan tren yang cepat berganti.
Perubahan Makna:
- Dari Kolektif ke Individual: Jika dulu wayang menyatukan masyarakat dalam sebuah pengalaman bersama, TikTok justru mendorong individualitas. Setiap pengguna TikTok memiliki suara dan gaya yang unik.
- Dari Lambat ke Cepat: Wayang adalah bentuk seni yang membutuhkan kesabaran untuk dinikmati. Setiap lakon bisa berlangsung berjam-jam. TikTok, sebaliknya, menawarkan kepuasan instan dengan video-video pendek yang cepat berganti.
- Dari Sakral ke Sekuler: Wayang memiliki akar yang kuat dalam tradisi spiritual Jawa. TikTok, meskipun bisa digunakan untuk tujuan yang positif, lebih bersifat sekuler dan seringkali lebih fokus pada hiburan.
- Dari Simbolisme ke Visualisasi: Wayang menggunakan simbolisme yang kaya untuk menyampaikan pesan. TikTok lebih mengandalkan visual yang menarik dan musik yang catchy untuk menarik perhatian penonton.
Implikasi:
- Perubahan Nilai: Pergeseran dari wayang ke TikTok mencerminkan perubahan nilai-nilai dalam masyarakat. Nilai-nilai tradisional seperti kesabaran, ketaatan, dan hormat kepada orang tua mulai tergantikan oleh nilai-nilai modern seperti kreativitas, individualisme, dan kecepatan.
- Identitas Budaya: Identitas budaya kita terus berubah seiring dengan perubahan zaman. Jika dulu identitas budaya sangat terkait dengan tradisi dan warisan leluhur, kini identitas budaya semakin bersifat cair dan dinamis, dipengaruhi oleh globalisasi dan perkembangan teknologi.
- Peran Teknologi: Teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya kita. Platform seperti TikTok telah menciptakan cara baru bagi kita untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan mengkonsumsi konten.
Kesimpulan
Perjalanan dari wayang ke TikTok adalah sebuah kisah tentang bagaimana makna sebuah simbol dapat berevolusi seiring berjalannya waktu dan perubahan sosial. Meskipun kedua bentuk seni ini sangat berbeda, keduanya memiliki peran penting dalam membentuk identitas kita sebagai manusia. Memahami evolusi makna ini akan membantu kita untuk lebih menghargai warisan budaya kita sambil tetap terbuka terhadap perubahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H