Mohon tunggu...
Patriot Desa Jawa Barat
Patriot Desa Jawa Barat Mohon Tunggu... Lainnya - Bagian dari DPM-Desa Provinsi Jawa Barat

Patriot Desa merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan memfokuskan peran pemuda-pemudi sebagai komunikator, integrator dan akselerator yang mendukung Penggerak Lokal Desa agar mampu mengelola berbagai potensi yang ada di desa dalam dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siap Siaga Bencana di Desa

24 Oktober 2023   13:12 Diperbarui: 24 Oktober 2023   13:18 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok: Patriot Desa Subang

Gambaran Umum Desa

Desa Batangsari termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Sukasari, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, Desa Batangsari merupakan desa yang berada di wilayah Subang Utara yang berbatasan di sebelah utara dengan Laut Jawa, di sebelah selatan dengan Desa Curugreja, di sebelah timur dengan Desa Sukasari dan Desa Anggasari, dan di sebelah barat dengan Desa Sukamaju. 

Tipologi utama desa berupa desa pesisir dengan luas wilayahnya ± 840,000000 Ha. Sebaran wilayah didominasi oleh pesawahan, sisanya berupa pemukiman dan hutan. Desa Batangsari terbagi atas dari 3 Dusun, 12 RW dan 22 RT.

Untuk menuju Desa Batangsari bisa menggunakan jalur darat dari arah Pusat Kota Subang Menuju utara Subang. Perjalanan dari Ibu Kota Kabupaten Subang bisa memakan waktu sekitar 1,5 Jam.

Kualitas lingkungan dan kebencanaan merupakan permasalahan serius yang harus dihadapi oleh masyarakat desa.  Permasalahan tersebut yaitu pencemaran air di beberapa RT yang letaknya memang disusuri Sungai Batangsari yang kondisi warna airnya sudah coklat dengan sampah yang menggunung di bantaran sungai.

Dari permasalahan sampah ini kemudian memicu dampak yang lebih besar, yaitu terjadinya bencana banjir musiman di salah satu dusun yang berada di bantaran Sungai Batangsari. Masalah bencana banjir ini sampai awal tahun 2022 belum ada upaya pencegahan dari dampak risikonya.

Situasi Lapangan

Berdasarkan survei lapangan, adanya pencemaran Sungai Batangsari. Tanpa adanya kesiapsiagaan bencana yang belum terbentuk, baik dalam fasilitas maupun kelembagaan.

Perilaku membuang sampah sembarangan menjadi salah satu faktor terjadinya bencana di wilayah desa. Belum adanya Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) dan Tempat Penampungan Sampah Akhir (TPA) menjadi faktor perilaku membuang sampah yang tidak pada tempatnya atau sembarangan. Masyarakat yang kemudian membuang sampah di sungai berdampak ke meluapnya air sungai dan mengakibatkan banjir hingga ke rumah-rumah warga yang berada di bantaran sungai.

Keberadaan Patriot Desa di Desa Batangsari sebagai seorang pemberdaya masyarakat mendampingi masyarakat untuk dapat menemukan solusi terhadap permasalahan banjir musiman di Desa Batangsari. Patriot Desa bersama Bapak Aca dan dua orang pemuda, M. Ilyas Rukyat dan Amin, melakukan upaya awal mitigasi bencana dengan membuat inisiatif Komunitas Siaga Bencana.

Bapak Aca adalah Kepala Dusun Krajan yang menginginkan adanya perubahan di Desa Batangsari dari permasalahan banjir musiman. Ia ingin melakukan pergerakan awal untuk membersihkan Sungai Batangsari dari tumpukan sampah yang menyebabkan banjir.

Dengan pemahaman dasar yang dimiliki Patriot Desa dan Bapak Aca, sebagai Penggerak Lokal, perencanaan dalam pengurangan risiko bencana pun dilakukan.

dok: Patriot Desa Subang
dok: Patriot Desa Subang

Kajian Kebencanaan Secara Patisipatif

Dengan menghimpun informasi terkait bencana banjir musiman dapat diperoleh dari kejadian atau sejarah yang pernah terjadi. Menggunakan teknik penghimpunan informasi langsung dari masyarakat yang dilakukan dengan mengedepankan partisipasi masyarakat atau keikutsertaan komunitas dalam melakukan inventarisasi kebencanaan. 

Keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam pemetaan potensi dan mitigasi bencana banjir ini menghasilkan informasi yang mendetail dan menyesuaikan dengan kondisi sumber daya dan daya dukung dalam langkah mitigasi kebencanaan.

Pemetaan juga dilakukan dimulai dengan pengumpulan data yang terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari diskusi mendalam dengan kepala dusun untuk mengetahui wilayah mana saja yang rawan bencana. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah citra satelit Google Earth untuk mendapat peta dasar desa atau dusun.

Teknik pemetaan partisipatif dengan kontribusi Kepala Dusun sebagai narasumber yang lebih mengetahui mengenai peta wilayah desa. Output dari kegiatan ini adalah kombinasi antara citra satelit dan peta persil menjadi peta rawan bencana.

Rencana Aksi Komunitas

Rencana aksi khususnya di tingkat komunitas menjadi penting dalam upaya mengurangi risiko bencana. Perencanaan ini fokus pada fase kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana yang digambarkan melalui peta jalur dan tempat evakuasi.  

Berdasarkan pendekatan yang telah ditempuh, masyarakat secara mandiri dan sadar dapat menentukan strategi bertahan menghadapi bencana. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terutama bagi kelompok rentan untuk memahami tingkat kerentanan dan kapasitas lokal di Desa.

Perencanaan penanggulangan bencana terangkum dalam Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) yang merupakan bahan terbentuknya Rencana Aksi Komunitas (RAK) di tingkat Desa. Dokumen RAK mengandung seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan masyarakat pada fase sebelum bencana hingga fase tanggap darurat bencana. Lebih lanjut, RAK tersebut dapat dijadikan   pedoman kesiapsiagaan masyarakat secara mandiri dalam menghadapi bencana.

Implementasi rencana tanggap darurat disampaikan melalui dua cara yaitu: 1) Pengembangan skenario dampak dan kejadian; dan 2) Sistem peringatan dini partisipatif dikembangkan dari potensi dan kearifan lokal. Hasil dari kegiatan ini berupa Dokumen Pengurangan Risiko Bencana. Peran penting Komunitas Siaga Bencana di Desa menunjukkan besarnya upaya mengkoordinasikan sistem penanggulangan bencana melalui sistem peringatan dini inklusif.

Penyusunan Peta Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul

Salah satu urgensi unsur pemetaan bencana adalah peta jalur evakuasi dan titik kumpul. Skema evakuasi direpresentasikan dalam peta jalur dan tempat evakuasi tingkat desa dan didasarkan pada persebaran kelompok rentan, ketersediaan pemilik kendaraan mobil dan truk, ketersediaan lapangan atau bangunan ramah bencana, dan ketersediaan akses berupa jalan yang aman dan lebih tinggi. Fasilitas umum seperti sekolah, pasar, tempat peribadatan dan lapangan balai desa diidentifikasi sebagai tempat evakuasi sementara dan akhir. Berdasarkan pertimbangan tersebut, masyarakat Desa menentukan beberapa titik evakuasi sementara sebagai wadah pertama bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri baik secara mandiri maupun berkelompok. Dasar utama pemilihan titik evakuasi sementara ini adalah persebaran kepadatan penduduk dan kelompok rentan.

Sosialisasi dan Edukasi Mitigasi Bencana kepada Masyarakat Desa

Permasalahan yang dihadapi masyarakat desa adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam memetakan, mengantisipasi, menghadapi, dan bangkit dari ancaman bencana yang mungkin terjadi di wilayahnya. 

Saat ini, yang diperlukan oleh masyarakat desa adalah pengetahuan dan keterampilan dalam memetakan serta mitigasi bencana yang berpotensi mengancam wilayahnya. Masyarakat merupakan kelompok yang paling memahami wilayahnya, sehingga merekalah yang menjadi kunci untuk mengurangi ancaman bencana. Maka berdasarkan hal ini, sosialisasi dan edukasi menjadi kunci penting dalam penyadaran dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana. 

Bentuk edukasi yang telah dilakukan tentu tidak hanya menjadi tanggung jawab semata pemerintah desa bersama dengan Relawan Destana semata. Akan tetapi unsur lain juga dilibatkan secara berkesinambungan sebagai contoh Tim PKK Desa yang dimana memiliki tugas dan fungsi dalam pemberdayaan keluarga. Pelibatan unsur perempuan di sini yaitu sebagai bentuk pelibatan kelompok rentan dalam upaya mitigasi bencana di desa. 

Kegiatan yang telah dilakukan bersama dengan Relawan Destana yaitu membentuk komunitas Keluarga Tangguh Bencana (Katana) di setiap kelompok dasa wisma dengan diberikan upaya penyadaran berupa evakuasi mandiri dan pengetahuan akan perlengkapan siaga bencana (tas siaga bencana). Kegiatan ini dilakukan rutin setiap bulan dengan kegiatan pembinaan anggota PKK dan kader posyandu desa.

Upaya mitigasi yang harus juga dilakukan juga dengan upaya perbaikan daya dukung lingkungan. Hal ini dilakukan melalui penghijauan di daerah bantaran sungai untuk mengurangi abrasi dan mengembalikan lagi fungsi bantaran sungai sebagai daerah resapan air.

Dari Komunitas Siaga Bencana menjadi Relawan Desa Tangguh Bencana (Destana)

Pembentukan kelembagaan mitigasi bencana di level desa di dalamnya termasuk penggerak lokal akan menjadi lembaga yang mengeksekusi kegiatan kesiapsiagaan, mitigasi, dan edukasi kebencanaan di tingkat Desa. 

Dalam perkembangannya Komunitas Siaga Bencana berbasis inisiasi warga, atas dasar rekomendasi BPBD Kabupaten Subang kemudian diformalkan menjadi Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan nama Relawan Desa Tangguh Bencana (Destana).

dok: Patriot Desa Subang
dok: Patriot Desa Subang

Hasil Pendampingan

Hasil dari proses pendampingan Komunitas Siaga Bencana oleh Patriot Desa dalam upaya mitigasi risiko bencana banjir di Desa Batangsari, kini terbentuknya Relawan Desa Tangguh Bencana (Destana Batangsari), kajian kebencanaan partisipatif (analisis kajian risiko bencana), adanya peta rawan bencana di lingkungan desa, jalur evakuasi dan titik kumpul, penghijauan daerah bantaran sungai, edukasi dan sosialisasi kebencanaan bagi masyarakat desa yang terus dilakukan secara rutin.

Seorang Penggerak Lokal Desa Batangsari, M. Ilyas Rukyat, mengakui bahwa kerja sama antara masyarakat desa dan Patriot Desa membantu dalam upaya mitigasi bencana banjir yang ada di Desa Batangsari. 

Bersama dengan Patriot Desa, masyarakat desa dapat meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan terhadap bencana banjir. Kontribusi Program Patriot Desa Jawa Barat di Desa Batangsari dalam bentuk inisiatif kesiapsiagaan bencana dapat terus berkelanjutan dan membawa manfaat lebih besar bagi masyarakat desa.

Perkembangan inisiatif dalam kesiapsiagaan bencana di Desa Batangsari mendapat apresiasi dan respon dari desa-desa sekitarnya yang mengalami masalah yang sama yaitu dari Desa Curugreja dan Desa Anggasari, Kecamatan Sukasari. Kedua desa ini mempunyai masalah banjir musiman yang sering melanda wilayahnya. Apresiasi diwujudkan dengan membentuk forum belajar bersama dalam mitigasi bencana. Bahkan sampai saat ini, Penggerak Lokal Komunitas Siaga Bencana masih aktif berkontribusi dalam inisiatif Sakola Siaga Bencana (Sasana) Desa Kebondanas Kecamatan Pusakajaya pada Program Patriot Desa tahun 2023.

Follow akun instagram Patriot Desa Subang di @patriotdesa_subang untuk mengetahui aktivitas dan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa di desa-desa Kabupaten Subang.

Simak juga kegiatan Patriot Desa Jawa Barat lainnya di instagram @patriotdesa_official.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun