Mohon tunggu...
Yayak Priasmara
Yayak Priasmara Mohon Tunggu... Seniman - Sanggar Seni Gedhang Godhog Tulungagung

Penulis Naskah dan Sutradara Teater | Pegiat Seni Tutur Kentrung | Pegiat Sastra | Songwritter

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seni Tutur Kentrung Belum Punah!

13 Desember 2020   00:17 Diperbarui: 13 Desember 2020   00:33 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernahkah anda baik sengaja ataupun tidak mendengarkan gaung suara tabuhan terbang, jedhor, dan kendang yang berirama disusul dengan celetukan: 

"Yo laeloooo Rasulullah!", "hak e! hak e!", atau "tankocapo, kecapono!" atau penggalan parikan "iki piye lha iki piye, embuh-embuh ra weruh jawane!"

Jika pernah, hampir dapat dipastikan, yang sedang anda dengar adalah pertunjukan seni tutur kentrung!

Seni tutur kentrung umumnya dibawakan oleh seorang dalang dengan dibantu beberapa panjak. Sang dalang menyampaikan lakon kuno dengan eloknya diiringi tabuhan terbang, templing/ kenthuk, jedhor, dan beberapa grup kentrung juga menggunakan kendhang. Dalam berkisah, dalang kentrung tidak menggunakan alat peraga seperti wayang, hal itu membuat satu-satunya senjata dalang kentrung hanyalah oral lisan saja. 

Maka dari itu, dalam mengemas lakon agar menarik, dalang kentrung sangat mengandalkan keindahan sastra lisan, seperti: parikan, geguritan, tetembangan, antawacana dalang yang ber-rima, bentuk nyandra, suluk, hingga macapat. Selain itu sanggit (alur) juga diperhatikan sesuai kebutuhan pertunjukan.

Lakon yang dimainkan dalam seni tutur kentrung fokus ke lakon kuno persebaran islam di timur tengah hingga Jawa, lakon babad, legenda, dan dongeng. Seperti halnya dongeng pada umumnya, menariknya dongeng ala kentrung justru ada di kisah mitologinya, mistisnya, dan sesuatu yang cenderung tidak masuk akal.

Hal tersebut wajar, karena pencapaian sebuah dongeng bukan pada informasi sejarahnya, atau angka tahunnya, melainkan keindahan cerita dan pesan moral yang didapat setelah menonton pertunjukan tersebut. Versi cerita boleh berbeda-beda, namun tujuannya pasti sama-sama mengajak penonton menjadi pribadi yang lebih baik. Pesan moral selalu menjadi poin utama yang wajib disampaikan oleh dalang kentrung baik tersurat maupun tersirat.

Hal tersebut yang membuat seni tutur kentrung disebut-sebut sebagai salah satu kesenian yang tak hanya berupa tontonan, tapi juga bermuatan tatanan dan tuntunan.

Sayangnya para seniman kentrung di Tanah Jawa telah banyak yang berpulang ke hadirat Allah SWT, padahal kesenian ini masih sangat relevan digelar di era sekarang untuk membentengi generasi muda dari pemgaruh buruk globalisasi.

Adapun beberapa dalang kentrung tradisi yang telah berpulang (dalam kurun waktu 10 tahun terakhir) diantaranya:

1. Almarhummah Mbah Rati - Kentrung Tuban

2. Almarhum Mbah Sutrisno - Kentrung Blora

3. Almarhummah Mbah Gimah - Kentrung Tulungagung

4. Almarhum Mbah Khusaeri - Kentrung Lamongan

5. Almarhum Mbah Adam Sumeh- Kentrung Blitar

Namun meskipun meredup, kesenian kentrung belum punah! Masih tersisa beberapa dalang kentrung yang menunggu penerusnya. Mari sebagai generasi penerus kita selamatkan kesenian yang sarat pesan moral ini dari kepunahan. 

Adapun dalang kentrung yang masih bisa kita serap ilmunya di Tanah Jawa (yang kami ketahui) diantaranya:

1. Kentrung Mbah Sari Sanandayu Blitar

2. Kentrung Mbah Badri Jatimenok Jombang

3. Kentrung Mbah Pri Bakalan Kediri

4. Kentrung Mbah Bibit Bangoan Tulungagung

5. Kentrung Mbah Suparlan Prambon Nganjuk

6. Kentrung Mbah Samsuri Demak

7. Kentrung Mbah Parmo Jepara

8. Kentrung Mbah Zainuri Blora

9. Kentrung Mbah Sapuan Grobogan

Beberapa pemuda-pemudi pelestari kesenian kentrung pun mulai tampak menunjukkan kepeduliannya dalam menjaga kesenian ini dari kepunahan, seperti terlihat di UKM Operet dan Kentrung Blero Universitas Negeri Malang, Dewan Kesenian Lamongan dkk, juga SSGG Tulungagung sendiri.

Mari bersama kita selamatkan kesenian kentrung dari kepunagan!

Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi saya, Yayak Priasmara di no wa 085233125072

Sekian - Terima kasih

Salam Seni Salam Budaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun