Pernahkah anda baik sengaja ataupun tidak mendengarkan gaung suara tabuhan terbang, jedhor, dan kendang yang berirama disusul dengan celetukan:Â
"Yo laeloooo Rasulullah!", "hak e! hak e!", atau "tankocapo, kecapono!" atau penggalan parikan "iki piye lha iki piye, embuh-embuh ra weruh jawane!"
Jika pernah, hampir dapat dipastikan, yang sedang anda dengar adalah pertunjukan seni tutur kentrung!
Seni tutur kentrung umumnya dibawakan oleh seorang dalang dengan dibantu beberapa panjak. Sang dalang menyampaikan lakon kuno dengan eloknya diiringi tabuhan terbang, templing/ kenthuk, jedhor, dan beberapa grup kentrung juga menggunakan kendhang. Dalam berkisah, dalang kentrung tidak menggunakan alat peraga seperti wayang, hal itu membuat satu-satunya senjata dalang kentrung hanyalah oral lisan saja.Â
Maka dari itu, dalam mengemas lakon agar menarik, dalang kentrung sangat mengandalkan keindahan sastra lisan, seperti: parikan, geguritan, tetembangan, antawacana dalang yang ber-rima, bentuk nyandra, suluk, hingga macapat. Selain itu sanggit (alur) juga diperhatikan sesuai kebutuhan pertunjukan.
Lakon yang dimainkan dalam seni tutur kentrung fokus ke lakon kuno persebaran islam di timur tengah hingga Jawa, lakon babad, legenda, dan dongeng. Seperti halnya dongeng pada umumnya, menariknya dongeng ala kentrung justru ada di kisah mitologinya, mistisnya, dan sesuatu yang cenderung tidak masuk akal.
Hal tersebut wajar, karena pencapaian sebuah dongeng bukan pada informasi sejarahnya, atau angka tahunnya, melainkan keindahan cerita dan pesan moral yang didapat setelah menonton pertunjukan tersebut. Versi cerita boleh berbeda-beda, namun tujuannya pasti sama-sama mengajak penonton menjadi pribadi yang lebih baik. Pesan moral selalu menjadi poin utama yang wajib disampaikan oleh dalang kentrung baik tersurat maupun tersirat.
Hal tersebut yang membuat seni tutur kentrung disebut-sebut sebagai salah satu kesenian yang tak hanya berupa tontonan, tapi juga bermuatan tatanan dan tuntunan.
Sayangnya para seniman kentrung di Tanah Jawa telah banyak yang berpulang ke hadirat Allah SWT, padahal kesenian ini masih sangat relevan digelar di era sekarang untuk membentengi generasi muda dari pemgaruh buruk globalisasi.
Adapun beberapa dalang kentrung tradisi yang telah berpulang (dalam kurun waktu 10 tahun terakhir) diantaranya:
1. Almarhummah Mbah Rati - Kentrung Tuban