Yang terjadi saat ini di petani pada umumnya membakar sisa hasil panen atau membawanya keluar lahan agar persiapan penanaman berikutnya bisa segera dilakukan. Kebiasaan seperti ini perlu dirubah karena dengan inovasi -- inovasi yang ada akan memberikan solusi dan dampak baik bagi petani itu sendiri.
Petani Indonesia lebih dahulu mengenal dan menggunakan pupuk organic sebagai bahan penyubur tanaman, baik berupa pupuk hijau, abu hasil pembakaran maupun kotoran hewan. Pada tahun 70-an, dimana pupuk anorganik sangat diminati para petani dan meninggalkan kebiasaan menggunakan pupuk organic dan akhirnya menjadi sangat bergantung pada pupuk anorganik.
Anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki tidak hanya Bertani tetapi mereka juga memelihara ternak. Sehingga itu bisa menjadi peluang Kelompok Tani Sumber Rejeki untuk membuat pupuk organic.
Tetapi yang menjadi kendala yaitu, karena tidak adanya alat untuk membuat pupuk organic sehingga petani langsung membawa pupuk kandang yang mesih mentah langsung ke sawah. Padahal pupuk yang masih mentah bisa membuat tanaman rusak dan menimbulkan banyak penyakit.
Dalam rangka pemberdayaan Kelompok Tani Sumber Rejeki usaha yang sedang dilakukan adalah meningkatkan aktivitas para petani, menumbuhkan kerjasama anggota dalam kelompok tani dan kerjasama antar kelompok tani, juga meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan para petani dalam menerapkan sistem teknologi.
Sedangkan pelaksanaan pengadaan alat pembuat pupuk organic dilakukan secepatnya agar keinginan dan tujuan kegiatan bisa tercapai sehingga hasil produksi bisa meningkat, hasil panen yang menggunakan pupuk organic akan lebih mahal (akan meningkatkan kesejahteraan petani), mutu dari hasil pertanian meningkat, ikut serta dalam menyukseskan program pemerintak untuk kembali menggunakan pupuk organic serta mengurangi dampak buruk dari penggunaan pupuk anorganik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H