Selain itu, Ki Ageng Suryomentaram juga memiliki rumus hidup yang disebut 6-SA, sebagai berikut:
SA-butuhne (sebutuhnya)
SA-perlune (seperlunya)
SA-cukupe (secukupnya)
SA-benere (sebenarnya)
SA-mesthine (semestinya)
SA-penake (seenaknya)
Gaya kepemimpinan merujuk pada pendekatan atau pola perilaku yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan anggota tim atau kelompok. Gaya kepemimpinan dapat berbeda-beda tergantung pada karakteristik pribadi pemimpin, situasi, dan tujuan yang ingin dicapai. Ada beberapa gaya kepemimpinan umum yang sering dibahas dalam literatur manajemen dan psikologi. Salah satu gaya kepemimpinan yang umum adalah kepemimpinan otoriter atau autokratis. Dalam gaya ini, pemimpin mengambil keputusan secara mandiri dan memberikan instruksi yang jelas kepada anggota tim. Pemimpin otoriter biasanya memiliki kendali penuh atas keputusan dan tindakan, serta mengharapkan kepatuhan dari tim.
Gaya kepemimpinan partisipatif atau demokratis melibatkan partisipasi aktif dari anggota tim dalam pengambilan keputusan. Pemimpin yang menggunakan gaya ini mendorong kolaborasi, mendengarkan pendapat dan ide-ide anggota tim, serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkontribusi. Gaya kepemimpinan ini sering kali menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan memotivasi anggota tim untuk berpartisipasi aktif. Gaya kepemimpinan transaksional melibatkan pemberian penghargaan dan sanksi kepada anggota tim berdasarkan pencapaian tujuan dan pemenuhan tugas. Pemimpin transaksional menetapkan harapan yang jelas, mengawasi kinerja, dan memberikan imbalan atau hukuman sesuai dengan hasil yang dicapai. Pendekatan ini dapat memotivasi anggota tim untuk mencapai target yang ditetapkan.
Gaya kepemimpinan transformasional adalah pendekatan yang melibatkan inspirasi dan pengaruh positif dari pemimpin terhadap anggota tim. Pemimpin transformasional mendorong anggota tim untuk mencapai potensi penuh mereka, menginspirasi mereka dengan visi yang kuat, dan menciptakan iklim kerja yang membangkitkan semangat dan inovasi. Selain gaya-gaya tersebut, terdapat pula berbagai gaya kepemimpinan lainnya seperti kepemimpinan servant (pelayan), kepemimpinan karismatik, dan kepemimpinan situasional. Setiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kelemahan serta dapat cocok untuk situasi dan konteks tertentu. Penting bagi seorang pemimpin untuk mengenali gaya kepemimpinan yang paling efektif dalam mencapai tujuan organisasi dan memotivasi anggota timnya.
Gaya kepemimpinan memiliki dampak yang signifikan pada anggota tim, lingkungan kerja, dan pencapaian tujuan organisasi. Pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat dapat berkontribusi pada kinerja dan keberhasilan tim, sementara gaya kepemimpinan yang tidak tepat dapat membawa dampak negatif. Salah satu dampak positif dari gaya kepemimpinan yang efektif adalah peningkatan motivasi dan keterlibatan anggota tim. Gaya kepemimpinan yang memperhatikan kebutuhan dan aspirasi anggota tim, memberikan pengakuan, dan memberikan dukungan dapat mendorong motivasi intrinsik dan meningkatkan keterlibatan. Anggota tim yang merasa dihargai dan diinspirasi oleh pemimpin mereka cenderung menjadi lebih produktif, kreatif, dan berdedikasi terhadap pencapaian tujuan tim.