Mohon tunggu...
Salsabila Ramadhani
Salsabila Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Padjadjaran

Studying journalism

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Satu Keluarga, Berbeda Tujuan

16 April 2024   22:42 Diperbarui: 16 April 2024   22:44 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Stasiun saat Mudik Lebaran. Foto: Pinterest/piknikdong

Hari raya Idul Fitri merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu bagi umat muslim di Indonesia setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan adanya momen kebersamaan yang berbeda yang dapat dirasakan bagi setiap orang yang merayakannya.

Makanan yang beragam dan khusus dimasak saat Idul Fitri, pembagian THR dari sanak saudara, baju baru, dan mudik menjadi momen-momen yang hanya bisa didapatkan di hari raya Idul Fitri bagi sebagian orang. Karena hal tersebutlah momen di hari raya ini terasa begitu spesial.

Mudik menjadi salah satu key-point dari hari raya Idul Fitri ini. Mudik berasal dari kata udik dalam bahasa Jawa Ngoko yang berarti desa atau kampung. Sehingga, kata mudik ini banyak digunakan dan diartikan sebagai pulang ke kampung seperti yang biasa dilakukan pada saat hari raya Idul Fitri. Tradisi mudik ini juga dilakukan oleh Eka (42), Shella (27), Fazrin (38). Mereka merupakan kakak-beradik yang melakukan mudik tahun ini ke tempat yang berbeda terhadap satu sama lain.

Eka yang pada hari raya Idul Fitri tahun ini melakukan mudik ke Sukabumi bersama keluarga besar suami dan berpisah dengan adik-adik kandungnya. Beliau mengatakan bahwa mudik tahun ini dikhususkan untuknya pergi ke Sukabumi untuk mengunjungi Kakak Ipar sekaligus berziarah ke makam Ibu Mertua.

“Nggak kayak tahun lalu, tahun ini saya mudik fokus untuk berziarah ke makam Ibu Mertua karena belum sempat juga berziarah dari sebelum bulan Ramadan ini,” ujarnya.

Eka juga menambahkan bahwa mudik ke Sukabumi ini tidak dilakukan setiap tahunnya karna jarak tempuh yang jauh dan hanya bisa dijangkau oleh mobil pribadi. Oleh karena itu, momen hari raya Idul Fitri tahun ini terasa lebih emotional dibandingkan hari raya sebelumnya.

Berbeda dengan sang kakak yang mudik lebaran ditujukan secara khusus untuk berziarah, Shella pergi mudik ke Bogor yang merupakan tempat keluarga besar sang Ayah adalah agenda rutinnya setiap hari raya Idul Fitri tiba. Tempat itu seperti rumah kedua bagi dirinya. Sejak dirinya kecil hingga beranjak dewasa tempat itu tidak banyak berubah yang membuat Shella merasa banyak sekali memori yang terdapat di dalamnya.

“Kalau mudik ke sana selalu excited karena saya familiar banget dengan tempat itu. Dari kecil saya sudah sering bolak-balik Jakarta-Bogor, tapi semenjak kerja dan punya anak sudah nggak sesering itu,” ungkapnya.

Pada dasarnya, mudik lebaran memang menjadi momen penyambung tali silaturahmi agar tidak terputus. Hari raya Idul Fitri memang menjadi momen yang tepat untuk selalu menyambung dan mempererat hubungan antara keluarga karena pada dasarnya esensi dari hari raya Idul Fitri adalah kembali suci dari kesalahan yang telah diperbuat dengan saling meminta maaf dan memaafkan atas kesalahan satu sama lain yang menjadikan kita pribadi yang lebih baru dan fresh. Sama halnya dengan Fazrin yang pergi mudik ke Cirebon yang merupakan tempat tinggal asal sang istri.

“Semenjak menikah, kalau mudik pasti pulang ke Cirebon. Soalnya tempat tinggal istri dari dia lahir sampe kerja. Jadi, kalau mudik harus banget pulang ke sana,” ungkap Fazrin mengenai alasan mudiknya ke Cirebon.

Istri Fazrin, Aya yang merupakan orang asli Cirebon selama ini bekerja di sebuah pabrik yang terletak di daerah Cikarang dan setelah menikah ikut tinggal suaminya, Fazrin di Jakarta tentu meluangkan waktu yang ada 1 tahun sekali itu untuk pulang ke kampung halamannya.

Hari raya Idul Fitri ini tentu dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk mudik dengan tujuan yang berbeda-beda. Meski begitu, esensi utama dari mudik tentu untuk mempererat tali persaudaraan dan bersilaturahmi kepada sanak saudara di kampung halaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun