Mohon tunggu...
Sry Handayani Br Siahaan
Sry Handayani Br Siahaan Mohon Tunggu... Guru - Guru - SDH Cikarang

"Ad fontes" : kembali kepada sumber, bukan kepada tren masa kini

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keajaiban dan Kekuatan Perempuan dalam Puisi "Perempuan"

18 Agustus 2023   15:15 Diperbarui: 18 Agustus 2023   15:24 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi merupakan karya sastra yang diminati banyak orang. Masyarakat Indonesia sendiri banyak sekali yang menyukai karya ini, baik sebagai penulis, pembaca, pendengar, atau ketiganya. Menurut saya pribadi, menulis sebagai sarana curhat yang berguna dalam merekam berbagai perasaan, pandangan, pemikiran, dan pengalaman. Kali ini, saya ingin menunjukkan sebuah puisi yang pernah saya tulis untuk ajang lomba puisi bertema "perempuan". Saat itu, saya masih duduk di bangku kuliah dan sedang sibuk-sibuknya. Ketika membaca puisi ini lagi, saya merasa puisi ini kaya akan makna. Makna yang terkandung menurut saya dapat membantu banyak orang untuk melihat keajaiban dan kekuatan perempuan. Saya juga mengimani, keajaiban dan kekuatan ini diberikan oleh Sang Pencipta kepada perempuan untuk bisa menjadi penolong laki-laki.

Berikut puisi berjudul "Perempuan" karya Sry Handayani Br Siahaan:

PEREMPUAN
Karya Sry Handayani Br Siahaan

Siapa dia bagimu?
Kau kata dia adalah malaikat
Nyatanya kau buai dia dengan amarahmu

Siapa dia bagimu?
1001 janji yang kau ucapkan bersama penyesalanmu
Sedetik berlalu, kau sudah melupa

Seberapa besar kuatmu untuk menghancurkannya?
Seberapa besar inginmu untuk melukainya?
Ku pastikan dia tidak akan kalah

Perempuan
Benarkah mereka lemah?
Jika kau nilai dari air di pipinya?
Benarkah dia bodoh?
Jika kau nilai dengan tipu daya yang kau suguhkan padanya?
Kau salah!

Perempuan tidak seperti yang kau pikirkan!
Tutup matamu dan berjalan dengan ungkapku

Perempuan
Kau dikandungnya selama 270 hari
Kau dilahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya
Kau dibuai dengan cinta dan kasihnya

Tak peduli badai menerpa
Lapar melanda
Baginya, yang penting kau harus baik saja

Katamu perempuan banyak bicara
Ya! Itu fakta
Bukan kebodohan jika ia mengulang kata yang sama untuk mendidikmu
Bukan kelemahan ketika ia harus membasahi pipi
Bukan kebencian ketika ia harus mengeluarkan amarah
Bukan ketidaksetiaan ketika keadaan harus memintanya untuk pergi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun