Saya sedang menulis artikel lain bertema budaya, saat menyadari bahwa ternyata malam ini adalah 21 Bahman 1938 (penanggalan Iran, atau 10/02/2020). Ini berarti, besok, 22 Bahman 1398 (11/02/2020), jalan-jalan utama seantero-pelosok Iran akan banjir manusia.
Ya, besok, masyarakat Iran bakal tumpah ruah ke jalan-jalan utama untuk memperingati 41 tahun Revolusi Islam Iran. Tapi, ngomong-ngomong, pernahkah membayangkan bagaimana masyarakat Iran merayakan kemerdekaan revolusi Islam mereka?
Kumandang Takbir
Seperti tadi, tepat pukul 21.00 waktu Iran, masyarakat tumpah ke jalan dan gang-gang, atau bergabung di titik kumpul -ukuran apartemen, atau naik ke balkon rumah (pustebam) untuk sekedar bertakbir bersama selama 15 menit. Takbir ini dimaknai sebagai bentuk kebesaran Tuhan yang terus menjaga kedaulatan bangsa Iran.
Teriakan ramai inilah yang tiba-tiba menyadarkan saya, kalau besok ternyata hari bersejarah buat bangsa Iran. Saya pun menghentikan sejenak tulisan budaya yang deadline, untuk menyempatkan menulis sesuatu sekedar mengenang malam bersejarah ini.
Upacara Bendera
Ah, jangan pernah membayangkan, di pagi 22 Bahman, masyarakat Iran memenuhi lapangan untuk mengadakan upacara bendera. Tidak ada siswa sekolah dasar dan menengah, mahasiswa, dan pegawai kantoran yang dimobilisasi untuk acara penggerekan bendera.
Bahkan, selama 16 tahun saya dekat dengan masyarakat bangsa ini, tidak sekali pun pernah mendapati ucapara bendera di sekolah-sekolah, kampus-kampus, dan perkantoran. Kalau pun ada, paling apel pagi (subhghah) yang diadakan di lapangan ataupun di Husainiyyeh (aula). Itu pun biasanya berupa motivasi dan pesan-pesan akhlaki.
Lagu Patriotik dan Nasionalisme
Seperti di negara-negara lainnya, saluran-saluran televisi nasional Iran tentu tidak mau ketinggalan untuk merayakan dan meramaikan malam kemerdekaan dengan memutar lagu-lagu kebangsaan bersifat patriotisme yang membakar semangat nasionalisme bangsa.Â
Selain itu juga diputar berbagai kilas balik sejarah revolusi Iran, yang dimulai dengan upaya penyadaran masyarakat oleh para mullah, cendikiawan, dan kaum terpelajar Iran.