Mohon tunggu...
Hazmi SRONDOL
Hazmi SRONDOL Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Jika kau bukan anak Raja, bukan anak Ulama. Menulislah...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

E-commerce Kolaborasi China-Amerika JD.id Masuk Ke Indonesia, Ancaman atau Peluang?

9 November 2015   16:50 Diperbarui: 9 November 2015   18:58 2524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Business to Business (B2Badalah sistem komunikasi bisnis on-line antar pelaku bisnis,. E-commerce penjual dan pembelinya adalah organisasi/perusahaan pada umumnya transaksi dilakukan oleh para trading partners yang sudah saling kenal dengan format data yang telah disepakati bersama. Contohnya: Garuda Online Sale (GOS) atau hartonoelektronika.com

3. Consumer-to-Consumer(C2C): E-commerce dimana seorang menjual produk atau jasa ke orang lain, Merupakan sistem komunikasi dan transaksi bisnis antar konsumen untuk memenuhi kebutuhan tertentu pada saat tertentu. Contoh yang telah menerapkan C2C adalah Tokopedia atau OLX.

Nah, para pemain lokal e-commerce ini, khususnya sesama berkonsep B2C ini saya yakin tidak akan tinggal diam dengan masuknya JD.id ini.

Saya perhatikan, Tokopedia yang bermain di kelas C2C sendiri sudah menebar banyak baliho promosinya. Bahkan saya duga, anggaran promosi digital Matahari Mall untuk memperkenalkan perusahaannya juga sangat besar. Terbukti setiap masuk ke laman google pencarian atau situs lainnya, iklan mereka muncul dimana-mana.

Wajar memang, apalagi dalam dunia internet ini—salah satu cara tercepat mempopulerkan situs barunya adalah berkerjasama dengan berbagai penyedia layanan iklan di socmed atau internet. Facebook, Google, Twitter bahkan Youtube sendiri juga tersedia layanan advertising ini. Tergantung kuat tidak modal perusahaan tersebut. Ya, pertempuran ini tentu tak terelakkan lagi.

Apalagi setelah saya mendapat informasi, perusahaan e-commerce yang sudah go public dan terdaftar di NASDAQ dengan nama JD ini semenjak bulan April 2015 sudah berkerjasama dengan salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Amerika, Ebay. JD telah menjadi perusahaan raksasa. Tak berbeda dengan Alibaba yang juga sudah berkerjasama dengan Amazon.

Hanya saja, keriuhan perang e-commerce ini mengingatkan saya akan hadirnya mall offline di Jakarta. Dari ratusan mall di Jakarta ini, ada satu departmen store tua yang mampu bertahan dari gempuran hadirnya mall-mall baru ini. Ia adalah SARINAH dept. store.

Sarinah sampai detik ini tetap eksis karena ia satu-satunya pusat perbelanjaan yang masih memberikan satu lantai khusus untuk produk-produk seni lokal dan UKM Indonesia. Ada ‘pembeda” yang jelas dan menjadikannya bertahan sejak tahun 1967-an.

Apakah kelak masuknya JD yang berkolaborasi dengan Ebay juga akan melakukan trik yang sama? Maksud saya, apakah juga memberikan ruang untuk penjualan barang seni dan UKM lokal Indonesia? Apalagi satu-satunya situs e-commerce yang menjual produk seni dan UKM Indonesia Toko ON dari IndosatM2 sudah tidak berlanjut operasinya. Padahal ini sangat unik dan potensial mengingat jejaring UKM di Indonesia sangat luas dan kuat.

Ya, kita masih sama-sama menunggu untuk produk-produk UKM ini.

Hanya saja, kembali ke pembahasan konsep e-commerce B2C (bussiness to costumer), memang terdapat kelebihan pada sistem ini. Khususnya untuk para konsumennya. Karena dalam bentuk ini, online store dapat mengontrol operasional secara penuh. Contohnya pada sistem pengiriman atau deliverynya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun