Mohon tunggu...
Hazmi SRONDOL
Hazmi SRONDOL Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Jika kau bukan anak Raja, bukan anak Ulama. Menulislah...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apakah Tembagapura Wilayah Teritorial Amerika?

28 Juli 2015   15:55 Diperbarui: 11 Agustus 2015   20:55 12988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak heran juga jika pernah seorang rekan kantor yang pernah memasang perangkat VSAT disana mengatakan jika kota ini seperti bukan Indonesia saja. Seperti di luar negeri. Seperti negara sendiri. Pfff…

Hampir saja saya sependapat dengan statement ini, apalagi secara fisik memang “kota” ini tampak berbeda dibanding kota-kota yang lazim saya temui di Indonesia. Hingga akhirnya pada suatu malam, saat mengunjungi salah satu asrama sekolah untuk anak-anak Papua suku Amungme dan Komaro, saya berkesempatan bertemu wakil pemerintah yaitu Camat Slamet Sutejo.

Dari pak Camat Slamet yang lulusan STPDN inilah saya akhirnya bisa mendapat gambaran yang lebih jelas perihal kota ini. Memang harus diakui, kehadiran pemerintah Indonesia sangat terlambat. Kecamatan Tembagapura baru ada sekitar tahun 2002. Bahkan Kabupaten Mimika yang ber-Ibukota di Timika sendiri juga secara administratif berdiri tahun 1996 dan menjadi kabupaten otonom tahun 1999.

Sedangkan Tembagapura berdiri tahun 1972 . Dimana waktu itu, masih masuk dalam wilayah Kabupaten Fak-fak dan Mimika saat itu masih berupa kecamatan. Jadi boleh dibilang jika Kabupaten Mimika terlahir dan besar sejalan dengan hadirnya kontrak karya antara pemerintah Indonesia dan PT Freeport Indonesia.

Dari sisi PT Freeport sendiri, menurut catatan George A. Mealy dalam buku “Grasberg” menyatakan bahwa Tembagapura sejatinya bukanlah “kota” dalam artian kota dalam konsep kepemerintahan (government).

Tembagapura, adalah sebuah titik yang berada di ketinggian 2000 meter yang berfungsi sebagai lokasi pendaratan chopper dan pertemuan pembangunan akses tambang dari atas gunung dan pantai serta tempat tinggal bagi pekerja tambang ini kelak.

Karena tidak mungkin para pekerja tinggal pada lokasi gunung erstberg yang berada pada ketinggian 4200 an meter. Lapisan oksigen yang tipis tidak layak dijadikan tempat tinggal manusia untuk jangka waktu yang lama.

Lokasi ini juga merupakan solusi untuk membuka lokasi tambang Erstberg yang sangat terisolir. Karena sebelum Freeport, pihak Jepang yang awalnya hendak menggarap tambang ini mundur dari rencana ekplorasi karena faktor kesulitan akses ke lokasi yang begitu tinggi. Padahal pihak Jepang sendiri sudah sempat membuat landasan pesawat di pantai Arafura yang berjarak 56 Km dari Tembagapura ini.

Kondisi alam pun sangat sulit. Kabut dan awan yang sangat mudah berubah membuat pilot chopper harus melakukan VFR (Visual Flight Rules) atau terbang dengan penglihatan mata. Sehingga jika mendadak muncul kabut, chopper harus segera mencari tempat mendarat. Sedangkan saat itu, mencari landasan keras sangat sulit karena kebanyakann lokasi berupa tanah gambut atau rawa-rawa.

Keputusan menjadikan lokasi berketinggian 2000 meter sebagai tempat tinggal pekerja tambang ini juga berdasarkan pada pengalaman Balfour Danell, seorang ahli bor tanah yang diperkerjakan Forbes Wilson, direktur Freeport awal sebelum digantikan Ali Budiarjo yang pernah tinggal lama di daerah tropis dengan berbagai macam jenis ketinggian.

Menurut Danell, pada suhu udara di daerah katulistiwa tergantung ketinggian lokasinya. Semakin rendah maka semakin panas, sebaliknya semakin tinggi akan semakin dingin. Sedangkan lokasi antara 1800 sampai dengan 2000 meter akan terasa seperti musim semi di eropa sepanjang tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun