Mohon tunggu...
Hazmi SRONDOL
Hazmi SRONDOL Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Jika kau bukan anak Raja, bukan anak Ulama. Menulislah...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apakah Tembagapura Wilayah Teritorial Amerika?

28 Juli 2015   15:55 Diperbarui: 11 Agustus 2015   20:55 12988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tembagapura (Mile 68) PT. Freeport (USA teritory?)”

Kurang lebih itulah caption yang tertulis di situs peta wikimapia saat mencoba mencari tahu lokasi dan foto satelit kota Tembagapura. Lengkap dengan caci maki dan komentar miring yang bisa kita lihat di link berikut ini: wikimapia.org

Sebuah prasangka yang sebenarnya sangat wajar muncul di masyarakat Indonesia karena memang kota Tembagapura ini tampak begitu misterius dan tertutup. Bukan hanya sekedar informasi citra satelit yang sangat rendah resolusinya, sangat berbeda dengan Kota Kuala kencana yang sama-sama dibangun oleh PT Freeport Indonesia yang begitu jelas detailnya, untuk akses ke Tembagapura pun tampak begitu sulit. Baik ijin masuk mau pun transportasi menuju lokasinya.

Jika cuaca cerah, sebuah chopper—sebuah sebutan untuk pesawat helikopter penduduk setempat, bisa membawa kita dari bandara Mozes Kalangin, Timika ke bandara Aing Bungin, Tembagapura hanya dengan waktu 20 menit saja. Namun jika cuaca sedang berkabut atau buruk, silahkan naik bus dari Terminal Gorong-gorong, Timika dalam waktu tempuh sekitar 3 jam perjalanan.

Bus ini pun jangan dibayangkan seperti layaknya bus yang biasa kita lihat di jalanan. Bus versi tambang Freeport ini adalah modifikasi dari truk IVECO berpengerak 4 roda buatan Italia dengan bagian belakang berupa kotak berwarna oranye yang diberi tempat duduk dan jendelanya ditutupi plat anti peluru. Jadi selama perjalanan kita tidak bisa melihat pemandangan disekitar perjalanan.

Jika penasaran ingin mengintip, silahkan terhuyung-huyung mengikuti gerak bus yang melintasi jalanan bergelombang, berkelok tajam dan kadang mendaki terjal. Saya pun pernah mencoba melakukan ini, lumayan, satu dua kali kepala terbentur plat baja karena adanya goncangan yang tiba-tiba.

Sudah begitu, sesampainya di Tembagapura—muncul keterkejutan lainnya.

Kotanya tampak tertata rapi. Bangunannya hampir semuanya berkonsep dan ber-design identik. Setidaknya pada warna yang serupa. Bahkan untuk non bus seperti jip Land Cruiser atau Pick-up double cabin, semua kendaraan warnanya putih. Yang membedakan hanya nomer lambung kendaraan serta kodefikasi divisi PT Freeport-nya.

Fasilitas yang ada dalam kota ini pun begitu lengkapnya. Di terminal bus, ternyata menyatu dengan pertokoan yang mirip mall. Di dalamnya terdapat swalayan Hero, salon Rudy Hadisuwarno, café, apotik dan lain sebagainya.

Di lokasi yang lain juga terdapat rumah sakit, sekolah SD dan SMP, lapangan sepakbola dengan rumput sintetis, Sporthall, Masjid, Gereja dan kantin karyawan yang konsep nya mirip restoran di hotel berbintang di kota-kota besar.

Aturan dan tata tertib kotanya pun sangat ketat. Contohnya jika ada kendaraan non bus berada dibelakang bus, maka kendaraan tersebut tidak boleh mendahului bus tersebut. Bahkan ketika bus berhenti, dibelakangnya juga harus berhenti. Tidak boleh mendahului, kecuali pada titik-titik tertentu. Serta yang paling kentara, selain bus dan kendaraan jip—tidak satu pun sepeda genjot atau sepeda motor terlihat disana. Pilihannya jalan kaki atau naik bus/jip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun