Saudara-saudara,
Dalam debat capres ketiga yang lalu, ada banyak hal yang membuat saya senang sekali. Namun untuk kali ini, sementara bahasan hanya mengenai MBT (Main Battle Tank) Leopard 2A4 Evolution yang menjadi salah satu topik pembicaraan.
Sekedar mengingatkan kembali tulisan terdahulu, bahwa soal Tank Leopard ini sangat berhubungan dengan dua hal mengenai pemikiran yang luas dan aksi Prabowo mengenai dua hal, yaitu:
1. Penyelamatan "aset negara" berupa kawasan pabrik kerta KIANI yang lokasinya sangat strategis di bagian utara Indonesia (Berau-Kalimantan Timur) yang terdapat bandara dan "pangkalan militer" dimana lokasi tersebut berdekatan dengan negara tetangga Malaysia.
2. Pemahaman sistem pertahanan dan alutsista yang tepat sesuai geopolitik dan geostrategi nya.
Dan terkait dua hal diatas, mari kita cek tulisan dan berita sbb:
Dari artikel dan berita diatas, bisa langsung kita tahu dan buktikan bagaimana Prabowo paham akan posisi strategis PT KIANI yang saking strategisnya daerah Berau, Kaltim—sampai-sampai satu kompi (12 unit) main battle tank Leopard yang sedang dibeli TNI ditempatkan pertama kali di sekitar sana. Disamping tank Scorpion yang sudah exist sebagai pelengkap dari program pembangunan skuadron tempur Mi-17 dan heli Apache serta Bell-412 EP.
Nah, kembali ke pokok masalah debat capres tentang beban berat tank Leopard 2A4 yang dianggap merusak jalan--saya ingin sedikit berbagi tentang continuous track atau lazim di sebut ban tank.
Di Indonesia, ada perbedaan istilah antara "panser" dan "tank", dimana PANSER adalah sebutan untuk kendaraan lapis baja dengan roda karet bulat seperti Panser VAB Perancis, NZLAV3 Selandia Baru, APC Israel atau Panser ANOA buatan PT Pindad yang kelasnya adalah APS (Angkut Personel Sedang) yang dalam bahasa Inggris lazim disebut 'Medium Personnel Carrier'.