Ada yang berbeda dan menarik dari hajatan launching komersialisasi salah satu teknologi dan produk terbaru Indosat kali ini, Indosat Super 4G-LTE.
Kali ini, Alex Rusli selaku Dirut Indosat lebih banyak bercerita banyak hal daripada sekedar berpidato lazimnya pejabat-pejabat. Ya, bisa jadi di panggung Blitz Megaplex Grand Indonesia kali ini berkumpul para media, blogger dan netizen sehingga suasanya lebih rilex. Belum lagi ada acara juga disambung dengan nonton bareng film  The Hobbit: The Battle of Five Armies sehingga suasana kaku dan resmi memang tidak cocok dengan atmosfir ceria seperti ini.
[caption id="attachment_385456" align="aligncenter" width="500" caption="Alex Rusli, Direktur Indosat (Sumber: Doc. Pribadi)"][/caption]
Nah, kisah yang disampaikan pertama kali adalah pagi hari sebelum sore itu (senin, 22/12/2014) beliau berkesempatan bertemu dengan Medina Warda Aulia, seorang pecatur Indonesia asli Babelan, Bekasi yang sudah menjadi juara dunia diusianya yang sangat belia--17 tahun. Tolong jangan sindir-sindir soal "planet" Bekasi lagi ya, ntar Medina nya ngambek dan kabur dari Indonesia. Hehehe...
Menariknya, dalam pertemuan tersebut--Alex Rusli "mencicipi" bertanding catur dengan Medina. Dalam waktu sekitar 24 menit, Dirut Indosat itu pun kalah! Dan kekalahan ini pun lebih menggelikan ketika kita diberitahu bahwa posisi Medina membelakangi meja catur alias menampakkan punggungnya saja, Medina cukup dibacakan langkahnya saja.
Sambil berkelakar, Alex Rusli mengatakan bahwa ia bukannya kalah dengan cepat tetapi lebih tepatnya: disiksa lambat-lambat. Hahaha...
Ya, beliau juga mengakui--dunia catur adalah dunia Medina. Dunia yang sangat dipahaminya dan lawan yang tak terlalu paham dunia ini akan kebingungan dengan cara-cara ini.
Dari pertandingan ini jugalah, akhirnya saya juga melihat Alex Rusli juga sebenarnya sedang melakukan langkah-langkah catur. Sebuah catur yang berbeda papan, bukan papan 64 kotak hitam puth namun medan teknologi telekomunikasi, khususnya industri seluler.
[caption id="attachment_385457" align="aligncenter" width="539" caption="Bersama rekan-rekan Blogger Reporter nonton bareng film "]
Sependek pengetahuan saya yang sesama 'orang telko'--memang langkah-langkah Alex Rusli ini kadangkala tidak bisa ditebak. Kalau pun mencoba menebak, saya yakin akan banyak langkah-langkah yang bakal membingungkan.
Boleh di cek beberapa berita-berita perihal program-program teknis yang sudah dilakukannya. Contohnya modernisasi jaringan/tower Indosat. Ada hampir 23 ribu BTS sudah diopreknya. Sempat saya berfikir, ini seperti pemborosan saja. kenapa tidak sekedar menggenjot pelanggan Indosat seperti operator lain. Apalagi di Indonesia--istilah operator juara itu dilihat dari banyaknya jumlah pelanggannya.
Namun, pertanyaan yang tersimpan dalam hati itu pun dijawabnya dengan launching Super 4G-LTE ini. Betapa terkejutnya, ternyata 23 ribu BTS yang di modernisasi itu semuanya sudah 'ready' atau siap untuk dijadikan sistem 4G-LTE!
Sedangkan teknologi baru ini, secara teknis mampu mencapai 250 Mbps--khususnya yang hansetnya sudah sesuai berspesifikasi Cat-6 seperti Iphone 6, Galaxi Note 4, Motorola Nexus 6, LG-G3 dll. Walaupun kali ini, Kecepatan akses jaringan Indosat Super 4G-LTE "hanya" hingga 185Mbps (download) dan hingga 41 Mbps (upload).
Hanyaaaaaa.... ! Padahal di Indonesia, dapat 1 Mbps atau 2 Mbps saja biasanya girang luar biasa. Hahaha...
Nah, ada cerita menarik lain dari beliau yaitu perihal budaya bisnis operator selular di Indonesia. Jikalau di luar negeri, lazimnya perusahaan telekomunikasi itu menjual produknya memakai sistem "bundling" alias membeli nomer beserta perangkat nya. Sedangkan kita berbeda. Operator hanya menjual SIM card saja, sedangkan pelanggannya membeli ponsel ke toko.
[caption id="attachment_385459" align="aligncenter" width="576" caption="Simcard Indosat Super4G-LTE"]
Sehingga tak heran, di Indonesia beredar ponsel-ponsel yang sudah digubah sistemnya. Contohnya pada iPhone, beredar versi SU (Software Unlock) dan FU (Factory Unlock). Versi LU ini biasanya harganya lebih murah karena hasil 'jailbreak' produk luar negeri. Walau memang, dibutuhkan sedikit waktu utak-atik apabila mendadak Apple Corp. mengeluarkan update IOS nya.
Memang, hal tersebut akan menjadi tantangan tersendiri untuk para pelaku bisnis operator telekomunikasi di Indonesia. Belum lagi soal sistem akses Internet netizen Indonesia yang lebih banyak mengakses nya lewat selular, berbeda sekali dengan luar negeri yang dominan akses dari internet kabel, sedangkan seluler lebih banyak dipakai ketika sedang dalam perjalanan. Itu pun back-up jika tidak diketemukan spot Wifi disekitarnya.
Sehingga di Indonesia, muncul problem baru kapasitas yang selalu kurang-kurang dan kurang. Baru di tambah kapasita, e, besoknya langsung penuh. Belum juga balik modal mesti menambah perangkat baru lagi. Hahaha...
Saya jadi mendadak jadi ingat kasus kriminalisai industri telekomunikasi yang menimpa Indar Atmanto yang kini dipenjara 8 tahun karena dianggap memakai frekuansi 3G pada perusahaan IM2 yang dipimpinnya lewat produk IM Broom-nya.
Hal-hal seperti itulah yang saya fikir membuat langkah catur Alex Rusli sedikit berhati-hati saat menggelar teknologi baru 4G-LTE ini. Walau ada beberapa media yang menganggap Alex Rusli seakan segan dan tidak sepenuh hati membangun sistem ini, saya rasa ini kurang tepat.
Seperti yang kita ketahui, sebenarnya Indosat sudah mengenalkan sistem ini pada saat ulang tahunnya tanggal 20 November tahun 2014 ini. Namun dalam komersialisasi jaringannya menunggu ULO (uji layak operasi) dari pemerintah. Alhamdulillah, kini ULO tersebut sudah dikantonginya. Walau tetap saja. kehati-hatian dari 'jebakan" oknum iseng atas celah-celah regulasi UU Telkomunikasi dan UU Pidana Korupsi tetap dijaganya.
Kemudian, ada pertanyaan besar mengenai sistem 4G-LTE Indosat yang secara teknis berkerja pada agregasi 10 MHz di 900 MHz dan 5 MHz di 1.800 MHz dan dalam trial kali ini menggunaka 5 MHz hanya berada pada daerah daerah tertentu saja? misalnya sekitaran monas dan jalan MH Thamrin? Padahal sudah ada 23 ribu BTS Indosat yang siap untuk teknologi ini?
Alex Rusli menjawab bahwa faktor "tidak mau mengorbankan pelanggan existing"...!
Ya, memang teknologi 4G yang aslinya bernama asli LTE Â (Long-Term Evolution )merupakan pengembangan dari konsorsium 3GPP ini boleh dibilang gabungan sistem tertinggi GSM dan CDMA yang akan berfungsi maksimum pada frekensi 2,3 Ghz (2300 Mhz).
Sedangkan 2G di Indonesia pada frekuenasi 900 Mhz dan 3 terdiri dua frekuansi yaitu 1800 Mhz dan 900 Mhz (3G U900). Sedangakn perangkat yang masih jamak beredar di Indonesia adalah 3G/2G. Padahal, teknologi 4G dipasang pada frekuensi 3G yang 900Mhz maka kecepatannya malah turun, setara 3G saja.
"Malu sama pelanggan, bos" kata Alex Rusli didepan awak media pada saat ulang tahun ke 47 Indosat tersebut (20/11/2014).
Pada kesempatan tersebut juga, Ale Rusli akhirnya juga membuka sedikit "langkah-langkah catur" yang lainnnya seperti keinginan Indosat menjadi "leader smart device" atau pemimpin pada era perangkat super cerdas ini.
Contohnya seperti kerjasama Google dan Indosat dalam pembayaran pembelian aplikasi atau games di Android. Jika selama ini jika ingin membeli akses games candy crush saga ada sebagian yang mesti menggunakan kartu kridit atau menganggu teman facebooknya lewan notofikasi undangan--maka dengan kartu Indosat, cukup potong pulsa saja lewat Google Wallet-nya.
Belum lagi aplikasi e-wallet Indosat bernama "Dompetku" kini akan keluar sejenis kartu ATM. Ini berarti, bagi yang kesulitan membuka rekening bank seperti saudara-saudara kita di pelosok atau anak kecil, cukup membuka rekening via  *789# Indosat dan sudah bisa bertransaksi via ATM. Wuih!
Jadi, kurang lebih beberapa langkah-langkah catur Alex Rusli di papan telekomunikasi.
Untuk test kecepatan Super4G-LTE sendiri sementara saya pada level percaya saja bisa mencapai kecepatan download hingga 185 Mbps dan upload hingga 41 Mbps. Karena tulisan ini berdasarkan referensi dan data ter-update dari dunia teknis telekomunikasi.
Lha, kemarin saat launching hanya diberi nomer cantik Super4G-LTE yang bungkusnya berwarna silver saja, kok. Tidak beserta perangkat yang berspesifikasi Cat-6 nya. Hahaha...
-----
follow: @hazmiSRONDOL
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H