Mohon tunggu...
SRIYATI SRIYATI
SRIYATI SRIYATI Mohon Tunggu... Guru - GURU

Hobby membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata Budaya Positif

13 Februari 2023   18:45 Diperbarui: 13 Februari 2023   18:50 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ARTIKEL AKSI NYATA

MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

Oleh : Sriyati, S.Pd

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

SMP Negeri 2 Panarukan

Kabupaten Situbondo

 

  • Latar belakang

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang umumnya mempunyai visi dan misi yang mengarah kepada pembentukan karakter. Visi disusun dengan melibatkan semua komponen sekolah agar semua ikut berperan dalam penyusunan visi sekolah. Sebagai bentuk kolaborasi yang menunjukkan bahwa semua komponen sekolah mempunyai cita-cita dan mimpi yang sama, mewujudkan murid-murid yang berkarakter dan berprestasi. Dalam penentuan visi sebuah institusi/sekolah terlebih dahulu perlu menentukan nilai-nilai kebajikan apa yang terpenting bagi institusi tersebut agar dapat mencapai tujuan mulia yang dicita-citakan

Saat visi sudah dirumuskan dalam tujuan sekolah, program-program unggulan dibuat untuk mewujudkan visi. Kurikulum merdeka menuntut pendidikan yang berpusat pada peserta didik dan bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang bahagia dan merdeka, berlandaskan nilai-nilai dimensi profil pelajar pancasila. Menurut filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD), pendidikan dan pengajaran saat ini dituntut untuk dapat membekali siswa dalam menghadapi kebutuhan hidup dan tantangan global. Dengan melaksanakan tiga semboyan KHD, diharapkan seorang pendidik dapat menuntun siswa tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga mendidik karakter yang di butuhkan siswa untuk mempersiapkan diri sebagai manusia dan masyarakat antara lain sikap gotong royong, berpikir kritis, beriman, berkebhinekaan global, bertakwa kepada Tuhan TME dan berakhlak mulia, dan mandiri, yaitu nilai-nilai pada dimensi profil pelajar pancasila.

Sekolah diharapkan menerapkan menjadi lingkungan dengan kebiasaan-kebiasaan positif yang dilakukan oleh seluruh elemen sekolah. Kebiasaan positif tersebut secara berkesinambungan dilaksanakan sehingga menjadi budaya positif menciptakan suasana pembelajaran yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Untuk mewujudkannya perlu ada disiplin positif di sekolah. Salah satu cara untuk menerapkan disiplin positif adalah melalui proses pembentukan keyakinan kelas yang berlandaskan pada nilai-nilai kebaikan universal, dan pelaksanaan segitiga restitusi.

  • Tujuan

Dengan adanya keyakinan kelas diharapkan murid akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna. Penerapan segitiga restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah.

  • Tolak Ukur
  1. Terdapat poster keyakinan kelas, pada masing-masing kelas
  2. Guru/karyawan dapat menerapkan segitiga restitusi dalam menangani permasalahan siswa
  • Linimasa tindakan yang akan dilakukan
  1. Membuat powerpoint
  2. Menemui kepala sekolah untuk meminta ijin menyampaikan diseminasi melalui IHT sekolah.
  3. Melaksanakan diseminasi tentang budaya positif
  4. Sosialisasi keyakinan kelas terhadap siswa saat upacara bendera
  5. Membuat keyakinan kelas bersama walikelas
  • Dukungan yang dibutuhkan
  1. Ruangan untuk diseminasi
  2. Pembuatan modul dan powerpoint
  3. Peralatan untuk workshop
  • Pelaksanaan
  • Pelaksanaan aksi nyata tentang budaya positif yang dilaksanakan dalam IHT sekolah dalam bentuk diseminasi dapat dilihat pada link youtube berikut : https://www.youtube.com/watch?v=JX6FNMZbJ7A&t=60s
  • Video ini juga dikirim sebagai bukti karya di plattform merdeka mengajar, pada link berikut :

https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/video/212412

  • Refleksi pelaksanaan aksi nyata modul 1.4 budaya positif
  • Kegiatan diseminasi budaya positif berjalan dengan baik dan lancar. Kepala sekolah mendukung sepenuhnya kegiatan ini, semua guru dan staf TU juga tidak ketinggalan untuk mengikutinya. Saat pemaparan materi, terjadi interaksi positif antara pemateri dan peserta. Suasana diskusi berlangsung dengan aktif, karena guru-guru merasa tertarik dengan materi yang dipaparkan. Pemberian penghargaan yang perlu ditelaah lebih lanjut dan penerapan hukuman yang biasa diberikan kepada murid, serta pemahaman kebutuhan dasar manusia, menjadi topik yang menarik untuk dibahas.
  • Rencana pembuatan keyakinan kelas belum terlaksana pada semua kelas, karena harus tertunda, berkenaan dengan bersamaan dengan kegiatan sekolah. Rencana pembuatan keyakinan kelas akan dilanjutkan setelah kegiatan sekolah selesai.
  • Penutup
  • Demikian artikel tentang aksi nyata modul 1.4 tentang  budaya positif. Harapan Saya, semoga aksi nyata budaya positif ini bisa diimplentasikan dengan baik di SMP Negeri 2 Panarukan, sehingga tercipta lingkungan positif, dan pembiasaan-pembiasaan baik secara terus-menerus bisa menjadi budaya positif di sekolah ini. Semoga kolaborasi tetap terjalin baik antara semua komponen sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, orang tua dan komite sekolah, dan visi sekolah untuk menciptakan murid dengan profil pelajar pancasila bisa terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun