Hadis ini menegaskan bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah yang suci dan alami. Akan tetapi, perkembangan selanjutnya dari fitrah ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat anak tersebut dibesarkan. Orang tua dan lingkungan sosial memainkan peran penting dalam membentuk keyakinan dan perilaku anak. Jika orang tua atau masyarakat memberikan pengaruh yang baik, maka fitrah tersebut akan berkembang sesuai dengan jalan yang benar. Sebaliknya, pengaruh negatif dari lingkungan dapat menutupi fitrah dan mengarahkan anak ke jalan yang salah.
Konsep fitrah juga berkaitan dengan potensi manusia untuk mengenal dan menyembah Allah. Ini adalah aspek penting yang membedakan pandangan Psikologi Islam dari psikologi sekuler. Dalam Psikologi Islam, kesejahteraan spiritual dan psikologis seseorang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling terkait dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, menjaga dan memelihara fitrah menjadi tugas penting bagi setiap individu agar dapat mencapai kesejahteraan yang komprehensif.
Untuk menjaga fitrah, penting bagi individu untuk terus terlibat dalam praktik-praktik keagamaan dan spiritual yang dapat memperkuat hubungan mereka dengan Allah. Ibadah seperti shalat, puasa, dan dzikir adalah cara-cara efektif untuk memelihara fitrah. Selain itu, pendidikan yang baik dan lingkungan sosial yang mendukung juga berperan penting dalam menjaga dan mengembangkan fitrah seseorang.
Secara keseluruhan, fitrah adalah konsep yang sangat fundamental dalam Psikologi Islam. Ini memberikan panduan tentang bagaimana manusia seharusnya berkembang dan hidup sesuai dengan potensi bawaan mereka yang cenderung kepada kebaikan dan kebenaran. Memahami dan menjaga fitrah adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan psikologis dan spiritual yang sejati dalam pandangan Islam.
Konsep Fitrah Mempengaruhi Perilaku Dan Kesehatan Mental Seseorang
Kecenderungan Alami kepada Kebaikan
Manusia, sejak lahir, memiliki kecenderungan alami menuju kebaikan, kejujuran, kasih sayang, dan keadilan. Ini adalah bagian dari fitrah mereka, yang ditanamkan oleh Allah sebagai panduan dasar untuk hidup. Seorang anak, sebelum terpengaruh oleh lingkungan eksternal dan pengalaman hidup, biasanya menunjukkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai ini. Misalnya, anak-anak sering kali menunjukkan kejujuran yang tulus dan kasih sayang kepada orang di sekitar mereka tanpa memandang perbedaan. Ini menunjukkan bahwa perilaku baik bukanlah hasil dari pengajaran eksternal semata, tetapi juga merupakan ekspresi dari kondisi alami manusia.
Kecenderungan ini juga dapat dilihat dalam tindakan spontan manusia yang mencerminkan empati dan keadilan. Sebagai contoh, banyak orang secara alami merasa terdorong untuk membantu orang lain yang berada dalam kesulitan atau merasa tidak nyaman dengan ketidakadilan yang mereka saksikan. Ini menunjukkan bahwa fitrah mempengaruhi moralitas dan perilaku etis manusia pada tingkat yang sangat dasar. Ketika manusia bertindak sesuai dengan fitrah mereka, mereka biasanya merasakan kedamaian dan kesejahteraan batin.
Penyimpangan dari Fitrah
Meskipun fitrah membawa manusia kepada kebaikan, lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku mereka. Penyimpangan dari fitrah dapat terjadi ketika seseorang berada dalam lingkungan yang tidak mendukung nilai-nilai moral yang baik. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kekerasan atau ketidakjujuran mungkin mengembangkan perilaku yang bertentangan dengan fitrah mereka. Ini bisa terjadi karena mereka menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai-nilai yang ada di sekitar mereka, meskipun nilai-nilai tersebut bertentangan dengan kondisi alami mereka.
Pengaruh pendidikan juga sangat penting. Pendidikan yang tidak seimbang atau yang tidak menekankan nilai-nilai moral dan spiritual bisa membuat seseorang kehilangan arah dan menyimpang dari fitrah mereka. Pendidikan yang hanya berfokus pada aspek-aspek materialistik dan mengabaikan perkembangan spiritual dan moral cenderung membuat individu kurang peka terhadap nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kasih sayang. Akibatnya, mereka mungkin mengalami konflik batin karena tindakan dan nilai-nilai yang mereka pegang bertentangan dengan fitrah mereka.