Penulis hari ini akan bercerita tentang " Kurang setuju murid tidak diberikan PR ". Dari tantangan menulis di blog Kompasiana " Setujukah murid tidak diberikan PR ". Lalu penulis menulis memberi judul " Kurang setuju murid tidak diberikan PR ".Â
Mengapa kurang setuju murid tidak diberikan PR ???
1. Murid di rumah kebanyakan bermainÂ
2. Lupa jadwal pelajaran untuk hari esokÂ
3. Kadang-kadang ketinggalan buku tema atau buku catatan
4. Ada juga murid datang ke sekolah hanya membawa buku gambar dan tempat pensilÂ
5. Murid yang ingin dimanja.
6. Murid lupa dimana buku tema atau buku catatan
7. Pulang sekolah tas disimpan di mana saja
8. Esok hari mau berangkat ke sekolah harus mencari tasnya dulu. Karena lupa menyimpan
9. Pulang sekolah bukan ganti baju / makan/ cuci tangan dan cuci kakiÂ
10. Pulang ke rumah langsung cari hp langsung buka2 youtobe . Dicarinya gameÂ
dll.Â
Penulis sebagai guru sangat prihatin dengan keadaan murid-muridku seperti di atas. Jadi guru harus wajib memberikan PR tapi jangan terlalu banyak. Cukup hanya 1 mata pelajaran setiap hari. Dengan jumlah soal 1-5 atau 1-10 soal .Â
Karena penulis paling lama mengajar murid kelas 1 selama 13 tahun ,kelas 2 selama 3 tahun dan muridku saat ini . Merupakan muridku dari kelas 1,2,3 ( mau 3 tahun mengajar mereka ).Â
Contohnya secara kongkrit yaitu :
1. Melatih membacaÂ
2. Melatih menulisÂ
3. Melatih menulis dan membaca ( Dikte ).Â
Ketiga contoh tersebut ternyata di kelas 3 masih ada yang belum lancar membaca , masih dieja. Padahal murid-murid tersebut penulis yang mengajar. Di kelas lain ada murid kelas 3 tidak tahu huruf a-z dan angka 1-100.Â
Mengapa murid yang tidak bisa membaca ,menulis dan berhitung  bisa naik kelas ???
Karena memberi nilai kebijaksanaan dan murid tersebut rajin sekolah. Walaupun di kelas tidak bisa apa-apa ???
Lalu pesan dari Kemendikbud karena kita masa pandemi covid.19 murid harus naik kelas semuanya ???
Selama pandemi Covid .19 belajar secara PJJ . Tugas-tugas dari guru ada yang dikerjakan oleh anak . Ada juga yang ditulisi oleh orang tua. Buktinya waktu belajar PJJ nilai 100.Â
Setelah datang ke sekolah mulai ada PTM 25% ,50% dan 100 % . Anak tersebut setiap hari tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas dari gurunya. Sedangkan teman-temannya bisa mengerjakan tugas dari guru.Â
Padahal kriteria oleh  guru kelas . Murid yang belum bisa membaca,menulis dan berhitung harusnya tinggal kelas !!Â
Antara kebijaksanaan dengan kenyataan di lapangan sangat bertentangan . Ya...kita sebagai guru hanya mengikuti kebijaksanaan tersebut. Tetapi merugikan anak juga.Â
Biasanya kalau anak tinggal kelas . Dia akan lebih rajin belajar. Karena malu tidak naik kelas !!!
Untuk memberikan PR oleh penulis kepada muridku hanya seperti :
1. Silahkan baca hal sekian sampai sekian . Materi pelajaran yang akan dibahas besok di sekolah.Â
2. Silahkan salin tulisan ini ke buku catatan . Paling hanya 1 - 2 halaman. Sambil anak-anak membaca dan menulis. Tujuannya memperlancar menulis rapih. Â Serta membaca lancar.Â
dll.
Penulis selain menggunakan buku dari pemerintah ( Buku Tema ). Setiap tahun pelajaran suka membeli buku latihan soal lainnya. Contoh :
1. Latihan soal ulangan harian,PTS,PAS SMT 1 dan ulangan harian, PTS PAT SMT 2.
2. Buku Bupena kelas 3 jilid A B C DÂ
dll.
Buku-buku yang kubeli pakai uang sendiri. Kita sebagai guru jangan merasa rugi sudah membeli buku dengan sendiri. Demi kepentingan ilmu pengetahuan Murid-muridku. Kalau murid-murid kita cerdas . Siapa yang akan merasa bangga dan senang ???
Jangan lupa setiap kita memberi PR kepada murid-murid. Harus diperiksa dan diberi nilai. Agar murid-murid kita senang dan tambah semangat untuk belajarnya. Biasanya yang jadi masalah di lapangan yaitu :
1. Murid diberi PR banyak sekaliÂ
2. PR 2 mata pelajaran. Berupa soal latihan no 1-20 atau no 1-40.Â
3. Murid yang tidak mengumpulkan PR langsung di hukum . Contohnya : berdiri di depan kelas sambil jewer kuping , hormat kepada bendera dll.Â
4. Berikan kesempatan kalau belum mengerjakan PR bisa besok lagi dikumpulkannyaÂ
dllÂ
Anak-anak jaman sekarang kalau cara mengajar kita. Seperti jaman kita sekolah dahulu. Penulis waktu di SD tahun 1974 pernah mengalami . Di hukum berdiri di depan kelas sambil jewer kuping. Guruku memberi PR tidak ditulis di papan tulis.Â
Tetapi lihat di buku yang dibeli. Sedangkan diriku tidak membeli buku tersebut. Krn orang tuaku belum punya uang. Karena bapak belum gajihan. Mau pinjam kepada teman . Tidak ada yang memberi pinjaman buku tersebut. Sedih sekali ...
Pasti orang tuanya demo kalau di hukum seperti di atas/ lapor ke polisi . Karena orang tua sekarang mendidik anak-anaknya kurang disiplin . Terlalu sayang ...kalau gurunya memberi hukuman pasti heboh. Langsung lapor kepada Kepala Sekolah.Â
Semoga tulisanku bermanfaat untuk pengunjung blog Kompasiana yang semakin keren...
# Menulis setiap hariÂ
# Sababat LiterasiÂ
# Semangat untuk berliterasiÂ
Â
Â