Penulis hari ini bercerita tentang " Perjalanan kisah kasih 25 tahun menikah". Maaf...Netizen bukan mau mengumbar aib pribadiku. Tapi ingin berbagi pengalaman.
Pertama bertemu dengan suamiku dulu. Kita sama-sam punya pasangan. Suamiku punya pacar tetanggaku. Dan diriku punya pacar tetangga di depan rumahku. Sejak kecil diriku dibesarkan di suatu komplek perumahan.Â
Dari perjalanan hidup sejak kecil sampai saat ini berusia 57 tahun. Merasakan bagaimana kehidupan yang sangat pahit dan menyedihkan. Kehidupan keluargaku sederhana dan serba kekurangan.Kalau mau makan saja sampai dibagi .
Penulis merupakan anak sulung dan mempunyai 5 adik . Yang terdiri 4 Â adik perempuan dan 1 adik laki-laki. Kami didik oleh bapak serba sederhana. Bapak seorang pegawai PNS .
Tidak seperti sekarang gajih PNS besar-besar. Kalau mau menyekolah anak-anak harus pinjam dulu uangnya ke koperasi perusahaan. Kalau jaman dahulu belum dipercaya pinjam uang ke bank.
Bapak menyekolahkan setingkat dengan SMA / SMK . Bisa bersekolah dengan hidup sederhana. Kalau mau berangkat ke sekolah minta uang ongkos dan jajan. Lalu bapak berkata " Kamu mau sekolah atau mau jajan ???
Sudah tidak usah sekolah uangnya dipakai jajan saja !!!
Ya...akhirnya penulis bersama 5 adikku hanya punya uang untuk ongkos saja. Lalu kalau ada iuran di sekolah harus ada buktinya berupa kwitansi. Sedangkan kalau iuran kas kelas ,tidak ada kwitansinya !!!
Supaya uang ongkos bisa dipakai uang kas . Jadi tiap berangkat sekolah dan pulang. PP jalan kaki. Uang ongkos disimpan untuk membeli ATK. Supaya tidak minta kepada bapak . Kasihan beliau sudah capai capai harus dibeban lagi minta uang jajan.Â
Alhamdulillah...penulis bersama 5 adik bisa menyelesaikan sekolah tepat waktu. Tidak ada yang tinggal kelas. Lalu setelah lulus mencari kerja suatu perusahaan swasta. Kalau penulis lulusan SPG ( Sekolah Guru ). Jadi melamar ke sekolah dasar negeri.Â
Dengan harapan ke depan bisa jadi guru PNS . Walaupun harus berjuang dulu jadi guru honor. Yang terpenting mencari pengalaman dulu . Bagaimana jadi seorang guru ???
Adik-adiku bekerja dengan menghasilkan lumayan besar gajihnya. Bisa membantu ekonomi keluarga. Ijasah SMA,SMEA,STM bisa bekerja di PT. Pertemuan dengan suamiku tanpa disengaja.
Karena sebelumnya sudah dijodohkan oleh tetanggaku. Hanya diriku punya pacar yang lagi kerja di luar kota. Waktu dijodohkan dengan suamiku belum pernah tahu.  Seperti apa wajahnya dan bagaimana wataknya  ???
Setelah diriku putus dengan laki-laki yang selama 2 tahun hanya berpacaran lewat surat saja. Begitu juga dputuskan juga lewat surat. Pacarku menyangka diriku selingkuh. Waduh...tuduhan yang sangat menyakitkan dan tidak ada buktinya .
Hanya sebelumnya diriku dibonceng oleh orang tua murid kira-kira usia 45 tahun. Nah...calon kakak ipar melihatku turun dari motor. Lalu 3 hari dapat surat darinya bahwa kamu sudah selingkuh .Â
Isinya suratnya lebih baik kita cari jalan ,masing-masing. Ingin rasanya membalas surat itu. Hanya sayang ...surat tersebut tidak ada alamat lengkap. Hanya ada cap stempel kota Bekasi .
Dengan rasa sakit dihatiku dan ingin membalas surat tersebut. Ya...pasrah saja mungkin bukan jodohnya. Setelah diputuskan ,lalu mantan pacarku membawa perempuan ke rumah kakaknya.
Yang rumahnya bertetangga dengan rumah orang tuaku. Malahan pintu rumah orang tuaku ,dengan pintu rumah kakaknya hanya melangkah ke depan 3 langkah.Â
Jadi setiap ada tamu yang datang ke rumah kakaknya. Diriku tahu serta keluargaku tahu. Setelah kejadian tersebut beberapa hari kemudian. Penulis bertemu dengan seorang laki-laki di jalan yang dekat dengan rumahku.Â
Waktu itu penulis sedang ngobrol dengan tetanggaku yang dahulu menjodohkan dengan laki-laki yang baru bertemu di jalan. Sejak saat itu laki-laki tersebut sering bermain ke rumahku.Â
Baru 3 bulan  kenalan dia langsung ingin menikah denganku . Waduh...secepat ini !!!
Ya...daripada tergesa-gesa kita belum mengenal satu sama lain . Akhirnya kami bertunangan dulu. Setelah bertunangan 2 bulan. Calon suamiku tidak pernah datang ke rumah atau menjemput ke sekolah. Dimana diriku sebagai guru honor.Â
Hatiku mulai gelisah ada apa ???.
Apakah calon suamiku bertemu dengan perempuan lain atau ada masalah apa ???
Setiap hari hatiku tidak tenang dan gelisah .Kira-kira 2 bulan tidak datang calon suamiku. Akhir suatu hari dia datang dengan wajah yang sedih. Diriku pertanya ada apa ,Mas ???
Kita harus berbicara ,lebih baik di luar jangan di rumah tidak bebas . Dengan orang tuamu ,takut nguping . Akhirnya kita pergi jalan-jalan ke suatu tempat yang indah dan pegunungan yaitu ke Tangkuban Perahu.Â
Yuk...kita cari tempat yang enak untuk ngobrol. Hatiku sudah dah...dig...dug... Apapun keputusannya hati ini mungkin sudah nasib diputuskan tunangannya.Â
Calon suami ...diam seribu bahasa,begitu juga diriku. Tidak bertanya kepadanya,biarkan dia yang memulai.Â
Mas : Bu Guru, Â Maaf...hampir 2 bulan tidak pernah datang ke rumah atau ke sekolah untuk mengantar dan menjemputnya ??
Penulis : Ya,Mas...tidak apa-apa??? Saya juga maklum. Mungkin,Mas ...banyak kerjaan .
Mas :Bu Guru , Selama 2 bulan di keluargaku ada masalah. Tentang rencana kita menikah di bulan April.Â
Penulis : Ya...tidak apa-apa ??? Silahkan ada masalah apa ??? Saya siap mendengarkan dan menerima keputusanmu mau buruk sekalipunÂ
Mas : Masalahnya adalah di keluargaku asli suku Sunda. Sedangkan Bu Guru Suku Sunda ( Garut ) Â dan Suku Jawa ( Bumiayu ).Â
Penulis : Oo...yang jadi masalah karena kita berbeda suku !!! Memangnya mengapa kita menikah berbeda suku. Kita masih bangsa Indonesia .
Mas : Menurut mitos kalau suaminya dari suku Sunda dan calon istrinya keturunan Suku Sunda dan Jawa. Katanya rumah tangganya bakal sengsara.
Penulis : Astagfirullah...Masa tega betul keluargamu berkata demikian. Masih percaya mitos tersebut. Dengan rasa sedih dan rasa kesal dalam hatiku.Â
Mas : Saya juga tidak percaya ada mitos tersebut. Kataku kepada keluarga. Mungkin Aku dan istriku yang berbeda suku tapi hidupku bahagian dan  kaya raya...Saya sambil tertawa di depan keluargaku.Â
Penulis : Hi...jangan begitu,Bisi kwalat oleh orang tuamu.Â
Mas : Ya...yang berkata adalah  saudara-saudaraku. Kalau orang tuaku tidak melarang.Â
Penulis : Nah...sekarang keputusanmu apa ???
Mas : Keputusanku tetap akan menikah denganmu sambil memelukku.Â
Penulis : Waduh...Saya takut kalau tidak ada restu dari orang tua dan keluarga. Takut rumah tangga kita. Putus ditengah jalan.Â
Mas : Kita harus menjaganya jangan sampai hancur rumah tangga kita.Â
Penulis : Ya, setuju ...kira-kira kapan waktunya ???
Mas : Nanti 3 bulan lagi,sekitar bulan April 1998. Kita pulang saja masalah sudah terpecahkan . Nanti kalau keluargaku tidak bisa hadir. Saya akan membawa teman-temanku yang sebagai keluarga dan ada sesepuhnya.Â
Penulis : Ya,... tidak apa-apa ??? Kita hadapi tentang mitos suku Sunda laki-laki menikah dengan suku Sunda Jawa keturunan. Kita buktikan saja kepada keluargamu .Â
Dari berangkat jam 07.00-14.00 baru pulang ke rumah . Dengan perasaan senang dan bahagia. Karena sudah ada keputusan bersama. Tibalah hari H akhirnya kami menikah. Perkenalan ,tunangan sampai menikah sekitar 10 bulan .
Selama 2 Minggu penulis dibawa oleh suamiku ke rumah orang tuanya. Ya...dari penyambutan juga agak berbeda . Seperti penuh kebencian kepadaku. Ah...biarkan saja . Yang terpenting suamiku perpihak kepadaku.Â
Tadinya mau mengisi rumah yang dibangun oleh suamiku . Yang sekarang rumah tersebut lagi  dikontrak oleh 8 mahasiswa. Rumah tersebut 2 lantai di bawah ada 2 kamar dan di lantai 2 ada 3 kamar dan ruang keluarga sangat besar.Â
Karena rumah tanggaku sebelumnya kurang direstui karena mitos. Penulis minta kepada suami mengontrak rumah yang dekat sekolah. Dimana penulis mengajar sebagai guru honor.Â
Luka -liku rumah tanggaku baik suka,dan duka . Kami berjalan seiring dengan suamiku. Â Tinggal beberapa bulan pernikahan kami mencapai 25 tahun.Â
Kami hidup sederhana mulai diam di rumah kontrakkan, di rumah BTN dan sampai punya rumah sendiri. Kita laku bersama ,pertengkaran ada . Tapi kita saling menghargai. Kalau suamiku lagi marah , diriku diam tidak berkata apapun.Â
Setelah selesai marahnya ,baru diriku menjelaskan permasalahannya. Kalau diriku wataknya sudah marah ,beberapa jam kemudian sudah biasa lagi. Tapi kalau suamiku sudah marah.Â
Sekitar seminggu wajahnya cemberut. Sampai tidurpun pisah kamar. Penulis biasa saja melayani makan,minum dll. Nanti juga dia butuh pasti marahnya berhenti.Â
Betul sekali setelah satu Minggu marahnya. Suamiku biasa merayu-rayu. Pasti ada sesuatu yang diinginkan !!!.
Penulis jadi ingin tertawa ha...ha...ha...Yang terpenting salah satu harus mengalah. Pertengkaran ku yang jadi ribut adalah mendidik anak-anak. Kalau penulis anak-anak ingin mainan tidak langsung dibelikan.
 Tapi suamiku langsung membelikan . Jadi anak-anakju lebih maja kepada bapaknya. Suamiku menemani diriku harus kuliah. Karena ijasahku lulusan SPG. Sampai lulus Sarjana suamiku tetap mendukungku.Â
Alhamdulillah...sekarang penulis sudah jadi guru PNS . Walaupun harus menempuh perjalanan jadi guru honor selama 18 tahun 9 bulan. Masa kerjaku keselurahan 35 tahun 3 bulan. Sekitar 3,5 tahun penulis pensiun.Â
Semoga bermanfaat tulisanku untuk pengunjung blog Kompasiana yang semakin keren...
#Tantangan Menulis Hari Ke 60Â
#Sahabat Literasi
#Semangat untuk berliterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H