Mohon tunggu...
Sri Yamini
Sri Yamini Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Nobar Webinar Keamanan Digital bersama Guru dan Siswa Kelas 5-6 SD Bagian Ke-3 Tamat

30 Agustus 2022   23:50 Diperbarui: 31 Agustus 2022   00:05 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nobar guru dan murid/dokpri

Pada hari Senin,29-08-2022 di sekolah ada kegiatan zoom meeting.  Dengan tema " Literasi Digital " peserta koordinator perwakilan guru 1 orang. 

Nobar guru dan murid di dalam kelas masing-masing/dokpri
Nobar guru dan murid di dalam kelas masing-masing/dokpri

Untuk guru dan murid kelas 5 A B C D dan guru dan murid kelas 6A 6B 6C 6D . Ikutan nobar di kelas masing-masing. Tiap kelas ada yang pakai TV besar yg elcd ( TV layar datar ) , pakai laptop dan PC.

Nobar guru dan murid/dokpri
Nobar guru dan murid/dokpri

Murid-murid terpana menyimak paparan materi dari narasumber. Baiklah pemateri yang ke 3 yaitu Bapak Aribowo Sasmito tema " Keamanan Digital" .Silahkan disimak paparan materi dari beliau. 

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Materi
Materi " Keamanan Digital"/dokpri

Dari paparan materi beliau sangat luar biasa. Kita sebagai pengguna medsos harus berhati-hati. Jangan sembarang memposting ke medsos tentang biodata yang sangat pribadi. 

Bisa-bisa kita dimanfaatkan oleh orang -orang yang tidak dikenal. Contoh banyak sekali yang terjadi saat ini seperti :

1. Di grup ada yang japri ingin kenalan . Dia mengaku seorang duda. Bahkan punya satu orang laki-laki usia 15 thn.

Lalu dia memposting photo dirinya dan anaknya. Lalu minta photoku dan keluargaku. Ya...penulis tidak mengenal dia. Dicueki saja ,langsung blokir.

2. Di grup ada yang bercerita tetangganya ada yang mengirim paket dari luar negeri . Isi paketnya alat-alat kecantikan harga 7 juta. 

Tapi kurir hanya minta dibayar 3 juta saja. Karena temanku merasa tidak pesan. Paket tersebut dikembalikan lagi kepada kurir.

3. Temanku bercerita dalam mengikuti buku antologi tema " Berinternet yang sehat dari netizen". Setelah dibaca tulisannya sangat bermanfaat untuk kita simak. 

Dari isi tulisan tetangganya ada yang mengajak kenalan dan mengajak nikah. Padahal baru dikenal di medsos. Emak-emak tersebut terbujuk rayuan mautnya. Sampai minta cerai kepada suaminya. 

Setelah bercerai emak-emak tersebut dengan kenalan di medsos semakin dekat. Bahkan temannya tersebut lagi persiapan membuatkan sebuah rumah di luar negeri. Nanti kalau rumah selesai kita menikah. 

Untuk menyelesaikan rumah tersebut butuh dana sekitar 100-200 juta. Karena emak-emak tersebut sudah terjerat dengan rayuan gobalnya. Dia memberikan uang tersebut dengan di transfer baru di kirim 100 juta. 

Uang tersebut hasil Gono gini dengan suaminya.Setelah uang ditransfer, laki-laki yang bertemu di medsos baru chatingan saja menghilang entah kemana ???

Mungkin emak-emak tersebut melihat photo gantengnya ha...ha...ha ... Belum pernah bertemu secara tatap muka sudah berani minta uang. 

4. Tiba-tiba ada yang masuk uang transferan ke rekening. Padahal kita tidak mengenalnya. Lalu dia japri minta uang transferan dikembalikan. 

Setelah dikembalikan masih minta uang lagi. Katanya jasanya,padahal kita tidak meminjamnya. Lalu dia marah-marah sampai menulis kata-kata kasar dll.

5. Di grup ada yang chating tolong yang jualan pulsa minta di kirim . Nanti di transfer .Dilihat photo profil tidak dikenal. Masa kita mengikuti kemauan orang yang tidak dikenal. 

6. Ada yang telepon kepada temanku katanya mau dapat hadiah tinggal memilih seperti :

a.Kulkas

b. Laptop

3.TV 

4. Kipas Angin 

dll

Lalu yang telepon tersebut bertanya kalau ibu mau ngambil gajih suka mengecek dulu pakai aplikasi banking ??? 

Coba berapa nomor PIN atau nomor rekeningnya berapa ???

Kejadian tersebut penulis ada di ruang guru. Sambil menyimak temanku yang dapat telepon dari orang yang tidak dikenal. Dia mengaku dari pihak bank sedang bagi-bagi hadiah . 

Karena lagi HuT bank tersebut. Karena temanku diberi isyarat pura-pura tidak tahu nomor PIN dan nomor rekening. Karena yang mengambil gajih suka anaknya. Alhamdulillah...temanku tidak terjebak rayuan dapat hadiah.

Mungkin masih banyak contoh lainnya. Coba kita pikirkan ,masa baru berkenalan di medsos secara daring lewat chatingan supaya terkena bujuk rayunnya. 

Karena penasaran waktu mengambil gajih bertanya ke custamer service. Bahwa temanku dapat telepon mau dapat hadiah. Oh...Bu ,itu berita bohong (hoax). 

Bahkan yang pensiunan di tabung ada yang mengambil sebesar 90 juta. Astagfirullah ...kataku lalu bisa dikembali uang tersebut ??? 

Bu ...Kurang tahu,tapi lagi diuruskan masalah tersebut. Ibu...harus hati-hati kalau ada yang telepon mengatasnamakan pihak bank lagi bagi-bagi hadiah ,kata custamer service kepadaku.

Kita harus berpikir lebih jernih. Jangan asal berteman dan menerima teman di medsos begitu saja. Pergunakan akal sehat dan kemampuan berpikir. Jangan bepergian sendirian harus ada teman yang mendampingi.

Semoga bermanfaat ceritaku ini bagi pengunjung blog Kompasiana yang semakin keren...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun