Gaya hidup minimalis atau hidup sederhana pernah dialami olehku. Sejak kecil keluargaku hidup di rumah kontrakkan.Â
Dengan bentuk rumah yang terdiri dari bahan :
1. Atap genting jaman dulu
2. Dinding rumah dari bambu
3. Rumah dibentuk supaya kuat dengan kayu
4. Lantai masih berbentuk tanahÂ
5. Bentuk rumah panggung
Kalau dibandingkan zaman modern hidup minimalis adalah hidup sederhana. Tetapi masih serba kecukupan. Istilah minimalis untuk bentuk rumah yang ukuran kecil.Â
Tetapi terbuat dari bahan-bahan yang bagus seperti :
1. Atap genting yang bagus
2. Dinding rumah terbuat dari tembok (semen dan pasir )
3. Lantai rumah terbuat ubin keramik dan bercorak
4. Isi rumah perabotan yang modern
Kalau menurutku kehidupan minimalis yaitu :
1. Hidup serba kekurangan
2. Kadang -kadang makan hanya 1x sehari
3. Cari sesuap nasi untuk setiap harinyaÂ
4. Jumlah anggota keluarga banyak yang terdiri ayah,ibu dan 6 orang anakÂ
5. Makan setiap hari diberi jatah 1 anak 1 piring kecilÂ
6. Teman nasi ada sayur yang kuahnya banyak dan 1 butir kerupukÂ
dll.
Kalau hidup minimalis di zaman modern seperti :
1. Hidup serba adaÂ
2 Makan setiap hari 2-3x sehariÂ
3. Keuangan terjamin adaÂ
4. Jumlah anggota keluarga terdiri dari ayah,ibu dan 2 orang anak
5. Makan setiap hari di meja makan komplit serba ada
6. Teman nasi ada daging ayam/daging  sapi ,sayur sop banyak dagingnya,ada baso dan sayuranÂ
dll
Mungkin yang pernah dialamiku waktu kecil suka berebut makanan dengan adik-adik. Karena makanan yang diberi oleh ibu di jatah dan tidak boleh menambah. Kalau mau sekolah tanpa sarapan pagi dan bekal.Â
Padahal bapakku seorang pegawai negeri. Hanya zaman dahulu gajihnya per/bulan sangat kecil . Sudah terbayang mengurus 6 orang anak . Kalau sudah mulai sekolah ke SMP dan SMA /SMEA ( SMK ), STM ( SMK).
 Tiap mau menyekolahkan anak-anaknya secara bergiliran. Bapak pinjam uang ke koperasi di perusahaan. Tidak seperti zaman sekarang ada bank. Jadi supaya mengirit ongkos naik bemo zaman dulu ( sekarang angkot ).Â
Berangkat ke sekolah pulang -pergi berjalan kaki. Lumayan jarak dari rumah ke sekolah menempuh perjalanan 30-60 menit ,kadang-kadang macet di jalannya. Uang untuk ongkos dipakai membeli buku ,alat tulis dan untuk iuran uang kas di sekolah.
Semoga tulisanku bermanfaat untuk pengunjung blog Kompasiana yang semakin keren...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H