Dokpri Anakku sedang bermain sama meong KiwiÂ
Setelah ulangan umum di kelas 3 Syanawiyah ( SMP ) dan ujian sekolah di pesantren . Teman-temannya ada yang masih tetap berlanjut sekolah di pesantren. Berarti naik ke kelas 4 ( setingkat dengan SMA/SMK kelas 1).
Dokpri Pesantren tampak dari depanÂ
Ada teman istimewanya dari kelas 1-3 bersama terus. Temannya yang bernama I ( masih di pesantren hanya beda sekolah  dan D melanjutkan sekolah umum  ( SMA) . Anakku ikut-ikutan ingin pindah sekolah juga.
 Dokpri Pesantren tampak dari tengahÂ
Sebagai orang tua mengikuti dulu keinginan anak. Hanya ada perjanjian kalau lulus daftar ke sekolah SMKN boleh pindah sekolah. Tetapi kalau tidak lulus masih tetap sekolah di pesantren sampai lulus.Â
Dokpri Pesantren yang lingkungan bersih,tenang dan amanÂ
Ya...kata anakku, Silahkan Aa berdoa kepada Allah minta petunjuk sekolah yang mana menurut Allah untuk Aa yang cocok dan sekaligus untuk masa depannya.Â
Dokpri Waktu menengok anak di pesantren seminggu sekali ditengok anakku
Penulis sebagai ibu tidak akan mendoakan anaknya yang kurang baik. Silahkan saja bagaimana yang terbaik menurut Allah. Yang terpenting sekolah di pesantren atau sekolah umum.Â
Anakku bisa membedakan perbuatan baik atau buruk . Karena di luar sana banyak anak-anak ABG yang terjerumus dengan hal-hal yang kurang baik. Seperti adanya geng motor,narkoba ,pergaulan bebas dll Â
Orang tua pasti cemas memikirkan nasib anak-anaknya. Dalam meraih mimpi yang akan menjadikan anakku orang yang sukses di masa depan. Â
Doa yang terbaik dimanjatkan kepada Allah semoga anak-anakku diberikan kesehatan,umur panjang dan rizkinya untuk biaya sekolah sampai tuntas,,Aaamiin Ya Robalalamin
Bukan berarti sekolah umum kurang baik. Tidak juga bagaimana kita sebagai orang tua dalam mendidik anak-anakknya yang terbaik. Hanya kalau sekolah di pesantren dari kelas 1-3 ( SMP ) dan kelas 4-6 ( SMA/SMK).Â
Anak tersebut bisa :
1. Mengaji Al Qur'an
2. Bisa sholatÂ
3. Bisa membedakan ahklak yang baik atau tidak baikÂ
4. Sayang kepada orang tua,saudara ( keluarga)Â
5. Rasa hormat kepada orang tua,tetangga dan lingkungannyaÂ
dll
Dokpri Meong Theo bersama bibinyaÂ
Anakku di rumah memelihara kucing-kucing liar. Setiap diriku berkunjung ke pesantren menanyakan meong-meongnya. Kadang-kadang rasa kangen dengan peliharaannya suka VC dengan kakaknya yang di rumah. Diperlihatkan meong-meong yang ada di rumah.
Dokpri Meong KiwiÂ
Dokpri Meong LeciÂ
Tinggal 3 ekor lagi  asalnya banyak ,sebagian pada mati karena usia di atas 5 tahun menurut kalender manusia. Dan anak-anak meong yang usia 3,5 bulan mati karena cuaca akibat kedinginan.Â
Doaku untukmu,Nak...Semoga ada petunjuk dari Allah sekolah mana yang terbaik. Apapun yang terjadi sebagai orang tua tetap memberi dukungan dan biaya untuk hidup di pesantren atau bukan.
Biaya pendidikan sampai kuliah dan lulus. Serta ke depannya anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga dan  bisa bekerja,Aamiin Ya RobalalaminÂ
Semoga tulisanku bermanfaat bagi pengunjung blog Kompasiana yang luar biasa ...Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI