Teringat Masa Kecilku yang Rambut Panjang

Di grup Cakrawala Blogger Guru Nasional . Mr. Brian menginfokan tantangan menulis setiap hari Kamis bertema " Masa Kecil " . Pada hari Kamis, 09-06-2022  baiklah penulis mencoba bercerita tentang masa kecilku dulu. 

Dokpri Rambut model kepang satu ke atas 

Usiaku saat ini 56 tahun , kalau di sekolah saat mengajar melihat murid- muridku yang anak perempuan . Rambutnya ada yang dikepang satu atau kepang dua. 

Dokpri Banner Kamis Menulis 

Lucu sekali lihat murid perempuan rambutnya panjang dan lebat. Kadang ada murid laki-laki suka iseng . Caranya mengambil rambut kepang dari belakang seperti kuda. 

Penulis sebagai gurunya suka melerai supaya tidak jadi murid perempuan menangis. Karena rambutnya dimainkan oleh teman anak laki-laki. 

Penulis merupakan anak pertama sama rambutku panjang dan lebat. Lalu adikku yang ke 2 dan ke 3 sama rambutnya panjang. Setiap mau berangkat ke sekolah suka baris dulu . 

Penulis lebih suka rambutnya dikepang satu ,daripada kepang dua. Suka dimain-mainkan oleh teman anak laki-laki. 

Untuk menata rambut-rambut anak-anaknya yang panjang oleh ibuku . Karena waktu sekolah SD kelas 1-3 belum bisa mengurus rambutku yang panjang. 

Setelah di kelas 4 SD sampai dewasa baru bisa mengurus dirinya sendiri secara masing-masing. Adik-adiku juga sama sampai dewasa rambutnya masih panjang. 

Saat ini penulis masih berambut panjang. Paling tiap 3 bulan sekali suka ke salon untuk perawatan rambut agar tidak rontok dan tetap terjaga dengan baik.

Anakku yang kedua yang perempuan waktu kecil rambutnya panjang. Setelah sekolah SMP sampai kuliah rambutnya dipotong sebahu. Katanya repot punya rambut panjang.

Ingat masa kecil kepada ibuku yang sudah berusia 76 tahun saat ini. Bagaimana repotnya mengurus anak-anak perempuan yang berambut panjang. 

Setelah dewasa diriku suka mengingat masa lalu. Seorang ibu harus mengurus anak-anaknya sampai 6 orang. Terdiri anak perempuan 5 orang dan anak laki-laki 1 orang. 

Beliau tidak mengeluh ,apalagi tidak dibantu oleh pengasuh . Karena punya pengasuh harus digajih. Sedangkan bapakku gajihnya hanya cukup untuk makan satu bulan. 

Semoga tulisanku bermanfaat untuk pembaca dan pengunjung blog Kompasiana