Lalu diriku berdiri sejak pulang sekolah jam 14.30 lagi tiduran di kursi panjang. Terasa ada yang dingin ke telapak kakiku. Waduh...kaget sekali langsung berdiri.Â
Membuka pintu halaman belakang ternyata air sudah penuh. Di dalam kolam yang di halaman belakang masuk ke rumah. Pantesan meong Kiwi memberitahu ada air masuk.Â
Lalu menengok ke halaman depan di jalan sama airnya sudah tinggi. Alhamdulillah...tidak masuk ke halaman depan.
 Di lihat ada 2 ekor kucing yang suka dikasih makan. Lagi berteduh ...Karena kasihan dimasukkan di simpan di ruang depan.Â
Yaitu meong Leci sudah 4 tahun ada di rumahku . Berbarengan dengan meong Kiwi. Kalau meong Leci jarang masuk ke rumah .Suka pipis sembarangan.Â
Kalau meong kiwi mau pipis atau bab suka bilang . Langsung mendekati pintu ingin keluar. Kalau sudah tidur ada 2-5 jam asal jangan diganggu .
Langsung ke kamar mandi cari sapu plastik dan alat pel. Sedih...di luar petir terdengar sangat keras . Diriku sibuk mengeluarkan air . Dari pintu halaman belakang ke pintu depan .
 Karena sejajar dan lebih rendah ubin-ubinnya. Jadi air mengalir lebih mudah. Terbayang kalau seperti di daerah lain air hujan karena banjir sampai suhunan rumah tertutup air.Â
Ini air hanya beberapa cm sudah capai dan kedinginan . Badanku mulai menggigil karena diriku punya punyakit Asma. Namanya orang Sunda.Â
Masih ada kata untung air tidak masuk ke kamar,ruang tamu dan dapur . Karena suamiku membuat rumah . Dari ruang keluarga lebih rendah. Daripada ke ruang tamu,kamar lantai bawah dan dapur.Â
Jadi air hanya mengenai ruang keluarga. Karpet biasanya suka diamparkan. Sudah dari lebaran karpet langsung digulung. Ya...tetap basah karena ada di ruang keluarga.Â