Mohon tunggu...
Sri Yamini
Sri Yamini Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bertemu Mantan di Medsos

12 Maret 2020   16:44 Diperbarui: 12 Maret 2020   16:42 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada tahun 1982 aku mengenalmu. Waktu itu aku baru sekolah smp kelas 1.Sedangkan mantanku sudah lulus sekolah dari STM (SMK). Sejak itu kita bersama ngobrol dan makan bersama. Pacaranku tidak seperti pacaran pemuda -pemudi masa kini. 

Aku hanya bisa  bertemu di luar halaman komplek. Dimana aku dan mantanku satu komplek. Kami bertetangga hanya beda RT dan satu RW. Seiringnya waktu kami pacaran hampir 2 tahun. Pada tahun 1984 aku tidak pernah bertemu dengan mantanku. 

Pacaranku disebut masih nyambung tidak, disebut masih tapi tidak bertemupun tidak pernah. Akhirnya tahun demi tahun kabar tentang pacarku tidak terdengar.Pada suatu hari aku bertemu adik iparnya suami adiknya. 

Aku sedang berjalan mau naik bemo di jalan raya. Tujuannya mau berangkat ke sekolah. Tiba-tiba ada sebuah motor dan orang bertanya kepadaku. Mba... mau pergi kemana ???Aku menengok melihat sosok seorang laki-laki yang ternyata adik ipar suami adiknya mantanku. 

Ee... Ya, Mas... Apa kabarnya??? Sambil bersalaman dengan dia. Alhamdulillah, Mba.. Saya sehat, begitu juga keluargaku dalam keadaan sehat wal'afiat. Sebut saja, Mas Ed... Hayu... Mba nanti diantar sampai ke sekolah. Pada waktu itu aku baru sekolah kelas 1 SPG (Sekolah Pendidikan Guru) /setingkat dengan sekolah SMA/SMK masa kini. 

Waktu dibonceng aku ngobrol ngaler ngidul menceritakan kehidupan kita masing-masing. Karena aku penasaran bertanya juga tentang mantanku.Mas Ed... Kalau kakak iparmu sekarang dimana??? Oh... Si Mas Y, Ya sekarang ada di luar kota.

Bagaimana keadaannya sudah berkeluarga??? Kataku. Ya, Mas Ed menjawab, Ya... Mas Y sudah menikah. Oo..., begitu pantesan kepadaku tidak ada kabar beritanya.Dalam hatiku ingin menangis sejadi-jadinya.

Pantasan tidak ada beritanya. Baik keluarganyapun tidak pernah bercerita tentang mantanku. Akhirnya sampai juga ke sekolah diantar oleh Mas Ed. Terima kasih atas tumpangannya. 

Ya, sama2 kata Mas Ed. Mba... hati-hati yah pulangnya. Ya, tenang sudah biasa sekolahku jauh dari rumah.Lalu aku masuk ke dakam kelas dengan perasaan hancur dan sedih dengar berita tentang mantanku yang sudah menikah. 

Kulalui tanpa dirimu, aku fokus sekolah agar cita-citaku jadi guru bisa terwijud. Hari berganti hari. Tahun berganti tahun tanpa dirimu disisiku. Teman-temanku tiap malam minggu senang bertemu pacarnya. 

Sedangkan aku hanya hidupku terasa hampa tanpa dirimu. Usiaku semakin bertambah setiap menjalin hubungan dengan laki-laki lain selalu tidak cocok. Bahkan suatu hari aku bertemu dengan seorang pria anak 2 baru ditinggal istrinya karena meninggal dunia. 

Waktu itu aku dijodohkan oleh ibu kepala sekola waktu ada resepsi undangan. Akhirnya aku mau menerima dia yang berprofesi TNI AD.  Mungkin aku harus mengenal laki-laki lain yang dikenalkan oleh tetanggaku. Mas Sup... menginginkan aku berjodoh dengan temannya sama profesinya TNI AD. 

Aku galau juga harus memilih yang mana keduanya sama badannya tinggi besar, kekar karena suka olah raga. Orangnya baik, hanya berbeda status yang satu duda anak 2,sedangkan yang satu lagi perjaka tingting. Karena yang dikenalkan oleh tetanggaku yang sangat ngebet sering ke rumah. 

Sedangkan yang duda belum pernah ke rumah hanya bertemu di sekolahku. Dimana aku berpofesi sebagai guru sd yang berstatus guru honor. Hatiku bimbang juga harus memilih yang mana keduanya sama-sama baik. 

Akhirnya pada tahun 1998 aku memutuskan memilih laki-laki masih perjaka karena dia selalu datang ke rumah dan suka ngantar ke sekolah. Perkenalku berlangsung 3 bulan, lalu dia meminangku dan kami menikah tanggal 6 April 1982.

Sedangkan laki-laki yang duda tidak pernah datang ke sekolah.Karena lagi dinas keluar kota. Akhirnya rumah tanggaku berjalan lancar. Walaupun kami baru mengenal suamiku. Baru menikah 1 bulan aku langsung hamil anak pertamaku. Usia kehamilanku baru 5 bulan. 

Tanpa disangka waktu aku datang ke undangan orang tua murid. Aku bertemu laki-laki yang duda, waktu itu naksir kepadaku. Ee... Bu guru, Apa kabarnya sambil bersalaman??? Ee... Mas, Alhamdulillah aku kabar baik. Maaf, Ya... Mas, tidak memberi kabar kepadamu karena ada tugas dadakan. Oo... Ya, tidak apa-apa, nanti pulangnya diantar pulang. Sudah lama Mas ingin main ke rumahmu. Oo.. tidak usah jangan merepotkan. 

Aku pergi ke undangan sama teman-teman. Sambil menunjuk ke arah teman-temanku yang sedang makan. Bu Guru, kata Mas TNI... ada yang ingin saya ceritakan tentang kita. Oo... Saya sudah lupa, tentang apa yah??? Mas TNI, tentang hubungi kita. Mas serius mau melamarmu. 

Oo... Maaf, Mas... kita baru kenal kita berteman saja dulu. Tadinya aku mau menceritakan bahwa aku sudah menikah dan lagi hamil. Tapi takut menyakitkannya. Ya..  sudah aku diam saja. Akhirnya aku pulang dari undangan dengan teman-temanku tanpa bilang kepada Mas TNI.Kebetulan Mas sedang ngobrol dengan bapak-bapak TNI lainnya. 

Pada tanggal 7 Maret 2020 aku bertemu dengan calon adik ipar yang tidak jadi waktu pelatihan. Kami ngobrol ngaler -ngidul. Aku bertanya tentang kakaknya yang jadi pacarku dulu.Karena penasaran ada berita bahwa dia sakit. Akhirnya adiknya memberikan akun fb. Ku coba ngetag dia di messegernya. 

Akhirnya kami bisa chatingan seperti pertama kita kenal. Padahal sudah lama kita tidak bertemu dsri tahun 1983-2020.Kami hampir tiap malam ngobrol tentang masa lalu dan keluarga kita masing-masing.

 Mudah-mudahan  dari chatingan hanya bersahabatt dunia daring (online). Kami juga tidak ingin merusak hubungan keluarganya dan menyakiti hati suamiku, anakku dan istrinya serta anaknya.

Kami hanya melepas rindu yang sudah lama tidak terjalin dan tidak pernah berjumpa. Karena jurang pemisah kita adalah berbeda keyakinan. Itu sangat berat dan aku juga tidak ingin bisa bersatu. Sudah bertemu dengan mantanku juga sudah senang. 

ingin 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun