Pada hari Minggu,7 Januari 2018 kami sekeluarga ingin refresing mencari hiburan yang menyegarkan.Sambil menikmati pemandangan yang sangat indah baik di sebelah kiri dan kanan jalan.Di dalam perjalanan sungguh sangat menakutkan dan banyak menarik nafas. Karena jalan yang kita lalui sangat jauh,terjal dan penuh dengan jurang yang menakutkan.Untung  kami semua memakai baju traning jadi agak santai dan leluasa dalam melalui jalan yang berkelok-kelok seperti ular yang sedang merayap. Di perjalanan banyak ditemui orang=orang yang mau pergi ke "TEBING KERATON".
Tempat ini menjadi begitu terkenal di social media karena disana teman -- teman traveler dapat menikmati pemandangan spektakuler. Meskipun bukan pemandangan kerlap-kerlip lampu Kota Bandung seperti di Bukit Moko sih. Namun disini kalian akan pemandangan hutan hijau dan segar! Tebing Keraton Bandung bisa memanjakan siapapun yang sudah penat dengan aktivitas pekerjaan dan rutinitas yang membuat jenuh.Tebing Keraton Bandung ini menyajikan hamparan luas jalur patahan Lembang, hutan yang begitu lebat yang kadang diselimuti kabut tipis. Dari sejarahnya, yang terpampang di sebuah papan kecil di Tebing Keraton, tebing ini sebenarnya sudah ada sejak dari dulu.
Entah dari tahun berapa, yang jelas sejak keberadaan Bandung ya mungkin? Namun namanya belum setenar seperti sekarang dan belun dikenal sebagai Tebing Keraton. Dulu oleh warga sekitar dikenal dengan nama Karang Jontor. Karena tebing ini lebih mirip dengan bentuk sebuah karang yang menjorok ke depan.Sebelum Tebing Keraton menjadi fenomenal dan terkenal, awalnya tebing ini mulai dikenal oleh para penggiat olahraga bersepeda. Mereka memang sering sepeda dan gowes dari kota Bandung ke beberapa destinasi wisata di Bandung. Salah satunya adalah Tebing Keraton ini. Semoga yang belum pernah jalan-jalan ke Tebing Keraton silahkan mencobanya.
Hanya harus hati-hati kalau musim hujan sangat kicin. Saya dan anak yang bungsu sampai jalan kaki-kaki 2x kali karena motor tidak bisa menanjak ke jalan yang menuju Tebing Keraton karena penuh dengan bebatuan dan tanah yang licin.Akhirnya harus berjalan kaki dengan nafas yang terengah-engah. Dari Bandung  saya lagi plu dan batuk setelah datang ke Tebing Keraton langsung sembuh karena diperjalanan sangat stress dan berkeringat melihat jalan yang aduh....capenya.Semoga tulisanku ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H