Pada hari Rabu -Jumat, 27-29 September 2017 diadakan acara GESS ( Global Educational Supplies & Solutions ) Indonesia. Bertempat di Jl.Gatot Subroto Senayan Jakarta. Acara GESS dihadiri dari berbagai pengunjung baik dalam negeri dan maupun luar negeri.Dari kalangan pendidik diperkirakan 1000 guru lebih yang hadir.Â
Dari grup IGI menampilkan karya guru dari pelatihan Sagusaku ( Satu Guru Satu Buku) dari anggota IGI di seluruh Indonesia.Walaupun masih ada yang.belum selesai dicetak dari penerbit. Tidak jadi rasa kecewa kami menikmati dan merasakan kekaguman dari acara GESS.
Dari stan yang ditampilkan banyak sekali karya generasi muda harapan bangsa yang sangat menajubkan. Selain karya literasi , IGI juga menampilkan karya master IGI yaitu dengan seminr dan pelatihan yang sangat singkatan tentang IT seperti :
1.Pelatihan Sagusalin bersama Pak Abdul Karim.
2. Pelatihan Sagusabot bersama Pak Basman Tompo.
3. Pelatihan Menemu Baling bersama Pak Mampuono
4 dsb
Acara GESS menunjukkan dan memamerkan karya dari guru-guru.yang tergabung dengan pelatihan Sagusaku ( Satu Guru Satu Buku ) di seluruh Indonesia untuk memperlihatkan bahwa guru bisa menulis literasi yang kreatif dan inspirarif.
Bahkan seorang guru mampu meluangkan waktu selain mendidik,mengajar,membimbing serta mengevaluasi siswa siswinya .Masih bisa berkarya. Jangan sampai imege seorang pendidik yang di masyarakat sudah tercemar karena ulah oknum guru yang tidak bertanggungjawab datang ke sekolah hanya mengisi absen kehadiran, serta berbicara ( ngagosif ), setiap tanggal 1 mengambil gajih sedangkan di sekolah yang mengajar adalah guru honorer.
Bagaimana rasa tanggungjawab serta hati nurani yang paling dalam. Seandainya kita tidak bekerja tetapi  gajih tiap bulan diambilnya.Gajih tersebut dipakai untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Apa akibat dari  tidak bekerja tetapi gajih kita pakai ???
Guru  mendapatkan tunjangan sertifikasi dan tunjangan daerah (TKD ). Imege di masyarakat bahwa guru suka berpoya-poya, makan-makan di restoran mahal,berbelanja lalu di photo selfi sangat keren.
Padahal tunjangan yang  kita terima dari pemerintah bertujuan agar guru sejahtera, bisa menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah yang lebih tinggi, anak-anak guru harus jadi tauladan /contoh bagi lingkungan tempat tinggal dan masyarakat, guru tidak gaptek tetapi melek IT.
Sedangkan dari tunjangan tersebut ada sekian persen untuk pengembangan diri berkelanjutan ( PKB ).Persiapan mau naik pangkat baru sibuk mencari tempat seminar,pelatihan,diklat,workshop untuk mendapatkan sertifikat 30 jam ke atas supaya mendapat nilai angka kridit yaitu 30 jam = 1 point nilainya.
Semoga acara GESS di tahun mendatang lebih hebat karya guru dan anak bangsa yang sangat kreatif,inovatif dan mantap hasil karya inovasinya. Semoga tulisanku ini ada guna dan manfaatnya bagi kita semua terutama untuk guru-guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H