Malam itu penat, membawa selaksa prahara membangkitkan gejolak didada
ingin berucap tapi serasa ada beling dalam kerongkongan ini
Ditelan sakit, dikeluarkan pun berbekas
Sesak...
Membelenggu batin, meronta tanpa arah tujuan
Menatap rongga-rongga yang bersembunyi dibalik dinding yang mulai retak
aah...Â
Disela dinding retak itu, air menetes perlahanÂ
Sampai akhirnya tak terbendung hingga dinding runtuh berserakan menjadi puing-puing
Mencoba berucap tapi tak bisa, hanya bisa tertegun
Sambil meneguk kopi hitam pahit,
Sembari menyaksikan lautan air yang menghanyutkan puing-puing itu
tak bersisa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H