2. Pelepahnya dapat dijadikan pengikat dan bahan baku anyaman. Sedangkan Serat pelepahnya dapat dianyam menjadi topi  yang biasanya tekah dijadikan produk  komoditi binaan, dan jika ditempatku penganyaman dalam  teknik tradisional sehingga menjadi karya yang indah setelah topi-topi ini,  berhasil di produksi barulah siap untuk di pasarkan di sekitan pulau dewata Bali.  Serat pelepahnya juga bisa digunakan sebagai kayu bakar.
3.Tuak  atau niranya dapat diminum dan dipergunakan sebagai obat yang mujarab. Menurut Rhumphius, minuman air tuak lontar di waktu pagi dapat menyembukan penyakit TBC dan disentri, dapat jug  diolah menjadi gul merah.
4. Daun lontar dapat dianyam menjadi bermacam-macam peralatan rumag tangga, bakul, tikar dan sebagainya. Bahkan di beberapa daerah, daun lontar kerak dan dijadikan bahan pakaian. Dahuku , daun lonta digunakan sebagai krtas untuk menulis, dari sinilah awalnya naskah kuno di daerah-daerah sulawesi selatan dibuat lontar  karena pada waktu it penulisan dilakukan diatas daun lontar.
5. Akar tanaman lontar dapat digunakan sebagai  bahan racun.
6.Buahnya dapat dimakan baik yang muda maupun buh yang sudah kering. Kulit buah yang sudah kering dapat dijadikan kayu bakar.
7.Air kulit buah yang sudah tua, oleh sebagian masyarakat pedesaan dipakai sebagai campuran kue untuk zat pewarna.
(Hamzah , DM.1958. Beberapa Perlambangan Penduduk Sulawesi Selatan. Majalah Kebudayaan Sulawesi No 1 September 1958, THn.1.)
Begitu banyak manfaat terhadap tanaman ini, semuanya memiliki nilai luar biasa. Direktorat Jenderal Perkebunan menyatakan walau tanaman lontar ini belum menjadi komoditi unggulan Nasional, namun telah menjadi salah satu komoditi binaan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor:3599/Kpts/PD.310/10/2009.
             Â
Jika lontar sudah dililit menggunakan tangan, itu tradisi zaman waktu aku kecil, dan sampai sekarang proses pelilitan tetap menggunakan cara tradisional.