Mohon tunggu...
Rosa Sri Widiyati
Rosa Sri Widiyati Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Stay unique, be different, and don't change your ways.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aplikasi Teori Vygotsky

1 Oktober 2021   20:48 Diperbarui: 1 Oktober 2021   20:51 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lev Semenovich Vygotsky yang disebut oleh orang Rusia sebagai The Mozart of Psychology melakukan kritik terhadap teori Jean Piaget. Vygotsky mengatakan bahwa pikiran dan intelegensi yang dimiliki merupakan hasil dari budaya dan sejarah. 

Budaya dan komunitas dalam belajar sangat memegang peranan yang penting. Pengetahuan yang diperoleh seseorang berasal dari internalisasi aktivitas sosial seseorang.

Vygotsky mengatakan bahwa situasi belajar yang tepat akan menentukan bagaimana anak menyerap ilmu dari sekitarnya. Konsep ini disebut dengan Zone of Proximal Development atau ZPD. Teori ini sangat menarik dan sangat bisa diaplikasi ke dalam dunia pendidikan.

Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan zona diantara zona nyaman dengan tidak nyaman. Ini merupakan zona ideal untuk belajar. 

Mengapa? 

Karena zona nyaman membuat anak tidak tertarik dan tidak belajar karena terlalu mudah dan membosankan, sedangkan zona tidak nyaman atau tidak kondusif menyebabkan anak menjadi frustrasi dan akhirnya menyerah untuk belajar. 

Dengan demikian suasana yang seimbang sangat diperlukan agar anak bisa berkembang. Anak memerlukan panduan atau belajar lebih keras lagi untuk menyelesaikan tugas. 

Bahasa dan kemampuan berkomunikasi berperan sangat penting dalam memberikan bantuan kepada anak didik.

Bantuan atau panduan yang diberikan oleh guru atau orang tua berhenti pada saat anak bisa mengerjakan tugasnya sendiri atau bisa mencapai kompetensi yang diharapkan. Bantuan atau panduan ini disebut sebagai konsep scaffolding.

Ketika anak mendapatkan tugas yang sulit, guru atau orang tua bisa memberikan dukungan atau bantuan secukupnya, misalnya dengan pertanyaan untuk memancing anak tersebut menjawab pertanyaan. 

Ketika anak sedang mengerjakan soal matematika dan melakukan kesalahan dalam perhitungan, makan guru bisa memberikan pertanyaan yang memancing anak untuk mencari jawaban yang benar. 

Sebagai contoh, soal (x - y)2 = x2  -- y2. 

Ketika guru melihat jawaban tersebut salah, guru bisa bertanya kepada murid, "Apakah (5 -- 3)2 sama dengan 52 - 32?" Anak akan segera menghitung apakah itu benar. 

Dengan demikian tugas guru atau orang tua sebatas menuntun anak untuk belajar memahami dan mengerjakan tugas yang diberikan.

Begitu juga ketika anak mendapat tugas yang sangat mudah. Guru atau orang tua akan memberikan tantangan berikutnya untuk memancing anak belajar lebih lanjut. 

Sebagai contoh, ketika anak PAUD diminta untuk mewarnai gambar buah-buahan yang ada pada lembar mewarnai, setelah selesai, guru atau orangtua meminta anak untuk menghitung berapa jumlah buah yang ada di pada gambar tersebut atau menanyakan bagaimana rasa dari masing-masing buah yang ada di dalam gambar.

Teori Vygotsky ini banyak diaplikasikan dalam dunia pendidikan saat ini. 

Dengan penerapan yang sesuai maka pendidik dapat memastikan penyerapan informasi dengan optimal di dalam proses belajar mengajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun