Umumnya para ekonomi sepakat kalau tingkat investasi berkorelasi positif dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, secara sederhana tingkat investasi yang tinggi akan meningkatkan kapasitas produksi yang pada akhirnya berujung pada peningkatan pendapatan masyarakat. Teori juga mengatakan bahwa kenaikan investasi dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, akan tetapi fakta yang terjadi di Sumatera Barat menunjukkan bahwa saat investasi mengalami pertumbuhan yang tinggi tidak langsung dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. .( Efrizal Hasan, Syamsul Amar, Ali Anis 2013)
Pada  periode  tahun  2005  --  2020 nilai  investasi  yang  masuk  ke  daerah Sumatera  Barat  mengalami  peningkatan yang  cukup  signifikan, pada tabel 1, investasi  yang berasal  dari  Penanaman  Modal  Dalam Negeri  (PMDN)  berdasarkan  harga konstan  tahun  2010  mengalami peningkatan  234.856  juta  Rupiah  pada tahun  2005  menjadi  3,1  triliun  Rupiah pada tahun 2020. (Badan Pusat Statistik).
Tabel 1
Perkembangan investasi di
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2020
Tahun
PMDN
PMA
PMDN
(Milyar rupiah)
(Juta US$)
2005
40,7
2,1
2006
74,4
1,6
2007
97,1
58,7
2008
313,7
28,1
2009
459
0,2
2010
73,8
7,9
2011
1026,2
22,9
2012
885,3
75
2013
677,8
91,4
2014
421,1
112,1
2015
1552,5
57,1
2016
3795,6
79,3
2017
1517,0
194,4
2018
2309,4
4 Â 180,8
2019
3026,6
157,1
2020
3106,2
125,6
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Barat, 2005-2020
   Menurut Tahyono Dan Doni Fadjar dalam studinya menunjukkan bahwa peran investasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa secara rata-rata faktor kapital berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi meski demikian faktor tenaga kerja masih lebih besar perannya. (Wahyu Hidayat 2017)
Tenaga  kerja  juga  merupakan suatu  faktor  yang  mempengaruhi output  suatu  daerah.  Angkatan  kerja yang besar akan terbentuk dari jumlah penduduk  yang  besar.  Namun pertumbuhan penduduk dikhawatirkan akan  menimbulkan  efek  yang  buruk terhadap  pertumbuhan  ekonomi. Namun demikian jumlah penduduk yang cukup dengan  tingkat  pendidikan  yang  tinggi dan  memiliki  skill  akan  mampu mendorong  laju  pertumbuhan ekonomi.( Efrizal Hasan, Syamsul Amar, Ali Anis 2013)
Tabel 2
Produk Domestik Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2010 (juta rupiah) dan
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2020
Tahun
PDRB
Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi
2005
29.159.480,54
5.73
2006
30.949.945,10
6.14
2007
32.912.968,59
6.34
2008
95.222.959,02
6.88
2009
99.449.726,82
4.28
2010
105.017.739,45
5.60
2011
111.679.492,97
6.34
2012
118.724.424,67
6.31
2013
125.940.634,27
6.08
2014
133.340.836,44
5.88
2015
140.719.474,19
5.33
2016
148.134.243,89
5.26
2017
155.984.364,13
5.29
2018
163.996.189,00
5.14
2019
172,213.791,39
5.05
2020
169.458.114,32
-1,6
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Barat, 2005-2020
Selama periode analias 2005-2020 perekonomian di sumatera barat mengalami fluktuasi, dimana sampai tahun 2018 laju pertumbuhan ekonomi di sumatera barat selalu menunjukan peningkatan setiap tahunnya. Namun sejak Pandemi Covid yang terjadi pada tahun 2019, laju pertumbuhan ekonomi di sumatera baart mulai mengalami penurunan, dan bahakan mencapai minus pada 2020.
Berdasarkan hasil evaluasi pencapaian pembangunan di Sumatera Barat pada tahun 2020,  dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat sejak tahun 2016 hingga tahun 2019 relatif cenderung menurun yakni 5,05%, dan sama persis dengan nasional pada saat terjadi Pandemi Covid-19  di tahun 2020 dan bahkan sempat minus hingga 1,6%,  melihat pencapaian tahun  2019 sebesar 5,05%  dan akibat adanya Pandemi Covid- 19, maka capaian pertumbuhan  Ekonomi sumbar mengalami kontraksi hingga minus 1,5%. (Badan Pusat Statistik)
Grafik 1
- Selain tenaga kerja pengeluaran pemerintah juga memiliki  pengaruh  yang  cukup  besar bagi  pertumbuhan  ekonomi. Pertumbuhan  PDRB,  sebagai  tolok ukur  pertumbuhan  suatu  ekonomi regional  juga  tidak  bisa  lepas  dari peran  pengeluaran  pemerintah  di sektor  layanan  publik. Keberhasilan  pembangunan ekonomi  di  Sumatera  Barat  ini  bisa
- dilihat dari jumlah produk domestik bruto (PDRB)  Sumatera  Barat,  dimana  produk domestik  bruto  Sumatera  Barat berdasarkan  harga  konstan  2010  pada tahun  2005  sebesar  29.159.480,57   juta rupiah  meningkat  menjadi 169.458.114,32  juta  rupiah  pada  tahun 2020  dengan  pertumbuhan  rata-rata sebesar 5,2 persen pertahun. (Badan Pusat Statistik)
- Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan pendapatan per kapita dalam suatu negara atau jangka panjang. Kenaikan pendapatan perkapita tersebut diikuti dengan kenaikan output yang lebih tinggi dari kenaikan presentasi jumlah penduduk. Pertumbuhan ekonomi membutuhkan peningkatan jumlah investasi yang perlu dilakukan dari tahun ke tahun dalam rangka mempertahankan kesinambungan pembangunan, pada kenyataannya untuk memicu pertumbuhan ekonomi daerah Sumatera Barat dibutuhkan investasi pada berbagai sektor yang berasal dari pemerintah maupun dari pihak swasta. ( Dedi Julianto, Rishendri Mukhtar 2022)
KAJIAN PUSTAKA
- Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Barat
Menurut Arsyad (1999) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Bruto atau Pendapatan Nasional Bruto tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
 Menurut Solow Dan Swan, bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertumbuhan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) serta tingkatan kemajuan teknologi. Dengan kata lain, sampai di mana perekonomian akan berkembang bergantung pertumbuhan penduduk, akumulasi modal dan kemajuan teknologi (Yulina Eliza,2015)
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan pendapatan per kapita dalam suatu negara atau jangka panjang. Kenaikan pendapatan perkapita tersebut diikuti dengan kenaikan output yang lebih tinggi dari kenaikan presentasi jumlah penduduk. Menurut Boediono dalam Tarigana menyatakan bahwa, Â pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Presentasi pertambahan output itu lebih tinggi dari presentasi pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut selanjutnya. (Wahyu Hidayat 2017).
Teori Harrod Domar, Harrod Domar dalam teorinya menyatakan bahwa  pertumbuhan  ekonomi  suatu  daerah  akan meningkat  dalam  jangka  panjang  jika  pemerintah menabungkan  dari  sebagian  pendapatan  untuk mengganti dan menambah barang modal fisik yang telah rusak atau belum tersedia dalam suatu daerah.Pertumbuhan ekonomi  memerlukan  investasi  baru seperti stok modal atau cadangan untuk tambahan neto. Setiap  tambahan  cadangan  neto  terhadap stok  modal  dalam  bentuk  investasi  baru  akan mengasilkan  kenaikan  output.  Dengan  model pertumbuhan  ekonomi,  tabungan  (S)  merupakan jumlah dalam bagian s dari pendapatan (Y) maka S=sY  dan  investasi  (I)  adalah  stok  modal  (K),  K adalah stok kapital dalam masyarakat yang berarti peningkatan  kapasitas  produksi  masyarakat.  Jadi I = K . Dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi dapat  berada  dalam  posisi  keseimbangan  atau steady  state  growth bahwa  semua  variabel (investasi,  output  potensial,  permintaan  agregat, kapital,  jumlah  tenaga  kerja)  tumbuh  dengan  laju yang sama. (Erni Febrina Harahap, Rezka Yoli Amanda 2020)
Menurut Syahrir dalam Kuncoro  menyatakan bahwa pertumbuhan (growth)  tidak identik dengan pembangunan (development)  pertumbuhan ekonomi yang tinggi bagi negara-negara sedang berkembang setidaknya melampaui negara-negara maju pada tahap pembangunan mereka namun dibarengi dengan masalah-masalah seperti penganggura, kemiskinan,  distribusi pendapatan yang timpang dan ketidakseimbangan struktural. (Syayuti 2022).
- Investasi Sumatera Barat
Menurut Reily Dan Brown, yang mengatakan bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan. (sawidji widoatmodjo 2013).Â
Investasi dapat melibatkan aset nyata atau riil (berupa mesin pabrik, bangunan tanah, atau emas),  maupun aset keuangan atau financial asset  (berupa saham, deposito, atau obligasi, atau produk derivatif sekuritas). Menurut Bodie, Kane, & Marcus  investasi pada aset riil cenderung mampu berkontribusi pada peningkatan pendapatan ekonomi bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. Sementara dengan investasi pada aset keuangan perputaran dan alokasi pendapatan atau kesejahteraan terdapat hanya di antara investor. (nila firdausi nuzula & ferina nurleli 2020).
Pertumbuhan  ekonomi  Sumatera Barat  tidak  terlepas  dari  adanya perkembangan  investasi,  baik  yang ditanamkan  oleh  investor  domestik maupun  yang  ditanamkan  oleh  investor asing  diseluruh  sektor  kegiatan perekonomian. Pada  tahun  2005,  terjadi
perkembangan  dalam  faktor  internal  dan eksternal  pada  daerah  Sumatera  Barat yang  berdampak  positif  terhadap perkembangan  investasi  di  Sumatera Barat  dimana  investasi  cenderung meningkat dari tahun ke tahunnya.
- Angakatan kerja
- Menurut  UU  No.  13  Tahun  2003,  Bab V, Pasal 11 di manakah bahwa setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan atau meningkatkan dan atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya melalui pelatihan kerja, pelatihan kerja ini diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan produktivitas dan kesejahteraan. (Malik Nazarudin 2016). Menurut Payaman Simanjuntak tenaga kerja (manpower)  adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. (Parlin Doni Sipayung 2022)
- Tenaga Kerja Dibagi Menjadi Dua Kelompok
- Angkatan kerja adalah kelompok masyarakat yang termasuk tenaga kerja ( usia 15 tahun - 64 tahun ) yang sedang dan akan bekerja atau mencari pekerjaan .
- Bukan angkatan kerja adalah mereka yang termasuk kelompok tenaga kerja ( usia 15 tahun - 64 tahun ) . Akan tetapi , mereka tidak bersedia untuk bekerja , meskipun ada permintaan kerja . Contoh kelompok ini adalah,anak sekolah dan mahasiswa , mengurus rumah tangga dan orang cacat ,pengangguran suka rela.
- Pengeluaran pemerintah
- Adanya pengeluaran negara karena ada kegiatan pemerintah yang akan dilakukan berkait dengan fungsi yang dijalankan oleh pemerintah dan tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah, Â yaitu kemakmuran dan keamanan dalam masyarakat, semakin banyak kegiatan yang dilakukan pemerintah maka pengeluaran negara akan semakin besar. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah akan menggunakan barang dan jasa dengan berbagai bentuk termasuk uang, penggunaan uang untuk melaksanakan fungsi pemerintah inilah yang dimaksud dengan pengeluaran pemerintah. (pendapatan ritonga 2021).
- Pengeluaran pemerintah pada tahun 2005 hingga tahun 2020 selalu meningkat dimana pada tahun 2005 jumlah pengeluaran pemerintah mencapai RP. 1.500.992.185,00 hingga pada tahun  2020 mencapa  Rp. 7.364.941.242,78.  Adapun jenis pengeluaran seperti:  belanja tidak langsung (belanja pegawai, belanja bunga,  belanja subsidi.), belanja langsung (belanja pegawai, belanja barang dan jasa,  belanja modal),  pembiayaan daerah ( sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan, investasi).
- Keranga Konseptual
- Berdasarkan dari kajian teori di atas maka dapat dikemukakan kerangka konseptual sebagai berikut:
- Pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat
Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal, dengan adanya tabungan yang diinvestasikan, maka semakin cepat terjadinya pertumbuhan ekonomi.
- Pengaruh angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.
Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah tingkat produksi. Semakin banyaknya jumlah tenaga kerja yang tersedia, berarti dapat menambah jumlah tenaga kerja produktif melalui tenaga kerja yang terampil sehingga produksi akan meningkat, yang berarti akan meningkatkan pula PDRB. Sehingga jumlah tenaga kerja mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi.
- Pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di sumatera barat.
Peran pemerintah daerah dalam pertumbuhan ekonomi adalah dengan mewujudkan pembangunan ekonomi daerah dengan mendorong perkembangan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Peran pemerintah dapat dilihat dari besar kecilnya pengeluaran pemerintah.
Hubungan antara pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi akan positif jika pengeluaran pemerintah meningkat, maka pertumbuhan juga akan meningkat.
- METODOLOGI
Jenis penelitianÂ
   Jenis penelitian ini dibuat berupa penelitian kuantitatif. Artinya penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan mengadakan interpretasi terhadap masing-masing variabel penelitian dengan menggunakan analisis statistik. Penelitian ini dilakukan Sumatera Barat dengan menggunakan data time series pada tahun 2005 hingga 2020. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini dengan metode kuantitatif menggunakan metode ordinary leasts square (OLS) sebagai alat pengujian hipotesa menggunakan program eviews.  pada dasarnya untuk menguji model penelitian untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari variabel bebas yaitu investasi ( ), tenaga kerja ( ), pengeluaran pemerintah ( ), dapat memberikan kontribusi terhadap variabel terikat dalam hal ini adalah pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat.
      PDRB = 1 INF ti + 2 TK ti + 3 PMA ti + C
Dimana   adalah  konstanta,  1  2  3  adalah  koefisien  regresi  variabel  , , , Ut  adalah error term, ti  adalah waktu ke-i,  investasi,  tenaga kerja,  adalah pengeluaran pemerintah.  Sedangkan (Y)  PDRB  adalah  pertumbuhan  ekonomi Sumatera Barat.
- HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan ditemukan variabel bebas yaitu investasi ( ), tenaga kerja ( ), Pengeluaran pemerintah ( ), terhadap  variabel terikat  yaitu pertumbuhan  ekonomi  Sumatera  Barat.  Pembahasan  ini  dilakukan berdasarkan  hasil  penelitian  yang  telah  dianalisis  dengan  menggunakan  alat analisis  untuk  ekonomi  dan  juga  berdasarkan  pada  kajian  teori  pada  bab sebelumnya.  Pembahasan  dalam  penelitian  ini  untuk  menjelaskan  dan menginteprestasikan hasil penelitian yang telah uji sebelumnya.
Tabel 1 Hasil Regresi
Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat
Berdasarkan hasil olahan data mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat dipengaruhi oleh investasi. Dimana probabilitasi sebesar 0.7212. hipotesis alternatif yang diajukan dalam pemeliian ini diterima, dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi sumatera barat.
Investasi menjadi salah satu faktor pendukung dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan oleh negara berkembang indonesia salah satu negara berkembang yang membutuhkan investasi sebagai modal pelaksanaan pembagunan nasional atau daerah.oleh sebab itu pemerintah menetapakn sebuah dasar kebijakan dalam penanaman modal yang mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk memperkuat daya saing perekonomian dan mempercepat peningkatan penanaman (muazi,2013).
Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Perumbuhan Ekonomi Sumatera Barat.
Berdasarkan hasil olahan data mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat dipengaruhi oleh tenaga kerja yang bekerja. Bahwa probabilitas sebesar 0,3870. Hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini diterima, dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja yang bekerja dengan pertumbuhan ekonomi sumatera barat. Sedangkan nilai koefesiaen regresi dari pengaruh tenaga kerja yang bekerja terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat adalah positif.
pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi sumatera barat.
Berdasarkan hasil olahan data mengidentifikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi sumaterabarat di pengaruhi oleh pengeluaran pemerintah. Dimana probabilitas sebesar 0,2077. hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini diterima, dengan demikian terdapat pengaruh yang sugnufikan antara pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi.
- KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan analisa pada penelitian yang penulis lakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwasanya selama periode analisa 2005 -- 2020 perekonomian di sumatera barat mengalami fluktuasi, dimana sampai pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat selalu menunjukan peningkatan setihap tahunnya. Namun sejak pandemi covid yang terjadi pada tahun 2019, laju pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat mulai mengalami penurunan, dan bahkan mencapai minus pada tahun 2020.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial investasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, angkatan kerja berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sumatera barat.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial terdapat pengaruh signifikan yang berhubungan positif antara tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi sumatera barat. Artinga semakin banyak tenaga kerja yang bekrja akan meningkatkan produktivitas nilai autput sehungga akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi sumatera barat.
Pada variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi sumatera barat. Dimana semakin tinggi pengeluaran pemerintah di provinsi sumatera barat maka ertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat. secara simultan (bersama-bersama) investasi, angkatan kerja dan pengeluaran pemerintah signifikan mempengaruh pertumbuhan ekonomi sumatera barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H