Mohon tunggu...
Sri Wariyatun
Sri Wariyatun Mohon Tunggu... Mahasiswa - MSDM Politeknik Ketenagakerjaan -pemula

Seorang manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Motivasi Anti-Stres Stoicism

29 Oktober 2021   20:51 Diperbarui: 30 Oktober 2021   16:55 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 Halo sobat mahasiswa, rasanya waktu terus berlalu dengan cepat. Dalam hidup kita sering menemui hal-hal tak terduga baik itu positif maupun negatif. Kita kadang dibuat "baper", galau, kecewa, bahkan marah ketika irasional bertabrakan dengan kenyataan yang tiba-tiba. 

Kita bukan marah ketika suatu "hal buruk" terjadi, tapi kita marah ketika "sesuatu yang buruk dan tidak terduga" terjadi pada kita. Kita sering menyebutnya suatu kemalangan, keapesan, bahkan takdir yang tidak kita inginkan. Sering kali merasa kacau, putus asa dan ingin menyerah akan keadaan kita. 

Tapi tenang teman-teman Anda tidak sendirian, saya juga pernah kecewa dan itu manusiawi. Tugas kita adalah melewati semua fase hidup ini dengan baik. Maka, perlu bagi kita untuk terus berupaya mengatasi kesedihan kita. Motivasi dari diri sendiri lebih berpengaruh dari motivasi yang diberikan orang lain.

"Siapa yang benar-benar sadar akan keberadaan, menyadari bahwa tidak ada materialistis yang diperlukan untuk kehidupan yang bahagia". (Marcus Aurelius)

Marcus adalah Kaisar Roma yang terkenal dengan kebijaksanaannya. Ia adalah filsuf Stoikisme dengan bukunya yang terkenal "Meditation".

Filsafat "Stoicism" yang dilahirkan oleh Zeno didefinisikan sebagai daya tahan dari rasa sakit atau kesulitan tanpa menunjukkan perasaan dan tanpa keluhan. Tetapi filosofi ini lebih dari sekedar sikap.  "Stoicism" berasumsi segala hidup kita ada karena jaringan sebab-akibat yang menghasilkan struktur rasional alam semesta yang mereka sebut Logos atau Tuhan. Kita tidak punya kendali atas peristiwa yang mempengaruhi kita. Kita hanya punya kendali atas pikiran kita.

Filsuf Stoa Epictetus, hanyalah seorang budak lumpuh yang menuliskan bahwa 

 penderitaan kesulitan bukan dari kejadian dalam hidup kita, melainkan dari anggapan kita akan hal itu

Para Stoa menjalani hidup dengan apa adanya sambil melakukan perbaikan diri. Berikut prinsip Stoa yang bisa kita terapkan sebagai motivasi.

Asumsi Peluang Terburuk

Kesulitan pasti akan terjadi, perkuat ketahanan dengan berlatih untuk peluang terburuk. Bukan berarti kita menjadi pesimis, tapi kita lebih mengendalikan pikiran kita agar tidak muluk-muluk dan overthinking. Dengan hanya membayangkan peluang terburuk, kita telah mempersiapkan diri untuk menghadapi hal-hal terburuk dari takdir kita. 

Misalnya, jika Anda tidak bisa mengerjakan beberapa soal ujian lalu Anda galau terhadap nilai yang akan didapat. Alih-alih berharap nilai Anda akan baik walau sebenarnya Anda tahu itu hanyalah peluang kecil saja. Bayangkan saja peluang terburuk Anda akan mengulang walaupun Anda tidak tahu akan hasil akhirnya, bisa jadi nilainya sangat jelek atau malah sebaliknya. Tanamkan di pikiran Anda bahwa itu wajar jadi tidak masalah, dan persiapkan diri Anda untuk perbaikan nilai Anda nanti.

Seperti kata Seneca filsuf Stoa Romawi,

Ketabahan selalu diperhatikan oleh keceriaan dan kegembiraan yang terus-menerus.

"Up to Us" dan "Not up to us"

"Beberapa hal terserah kita dan beberapa hal tidak terserah kita." (Epictetus). 

Ingatlah kita punya kendali atas pemikiran kita, cara kita menghadapi sesuatu, penilaian kita, keinginan kita, dan tujuan kita itu semua benar-benar dalam kendali kita "Up to us". Sementara itu, pendapat orang lain, reputasi kita, kekayaan kita, kesehatan kita, walaupun bisa juga dipengaruhi dengan tindakan kita pada akhirnya takdir itu adalah hal di luar kendali kita "Not up to us". 

Orang Stoa berasumsi bahwa "kemarahan adalah hasil dari kebodohan dan memiliki persepsi yang salah tentang hidup". 

Janganlah kita mudah untuk terprovokasi dan berpikir dari sudut pandang yang sempit. Pemikiran kita lah yang menjadi sumber permasalahannya. Stoik tidak mengajarkan kepasrahan dalam hidup dan sebagai gantinya mereka mengajukan teori determinasi lunak yaitu sebuah ide yang memberikan ruang kebebasan di alam semesta deterministik. Determinasi lunak berarti kita bisa menentukan nasib kita sendiri.

 Mengandalkan Diri Sendiri

Kita perlu menanamkan prinsip untuk selalu berusaha dengan kemampuan kita, mengandalkan diri sendiri. Pada dasarnya kita punya kendali atas diri kita sendiri dan atas cara kita menghadapi sesuatu.

 Objek dalam hidup bukanlah untuk berada di pihak mayoritas, tetapi untuk melarikan diri menemukan diri sendiri di jajaran orang gila.

"Keunggulan layu tanpa lawan: saatnya bagi kita untuk melihat betapa hebatnya, seberapa besar kekuatannya, adalah ketika ia menunjukkan kekuatannya melalui daya tahan. Saya yakinkan Anda, orang baik harus melakukan hal yang sama: mereka tidak perlu takut menghadapi kesulitan dan kesulitan, atau mengeluhkan nasib; apa pun yang terjadi, orang baik harus mengambil bagian yang baik, dan mengubahnya menjadi akhir yang baik; bukan apa yang Anda tahan penting, tetapi bagaimana Anda menanggungnya." Seneca

Menjalani hidup dan bahagia itu mudah dengan disiplin diri dan motivasi yang baik. Disiplin diawali dengan menentukan tujuan, banyak bersyukur, dan selalu utamakan mengandalkan diri sendiri. Kebahagiaan itu sederhana berawal dari hal-hal yang bisa kita kendalikan bukan selalu dengan ukuran material saja. Justru ketenangan batin jauh lebih berarti untuk kebahagiaan batin. 

Kekecewaan dan kesulitan adalah hal buruk yang pasti terjadi maka jangan berkecil hati. Berlatih "Stoicism" akan mengajarkan kita tentang ketenangan, ketahanan dan stabilitas emosional dalam menghadapi dunia yang bergejolak, tidak terduga, dan sering kali berpikiran jahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun