Selama ini, pemahaman kita tentang dunia penerbitan sebatas informasi secara umum. Kita hanya melihat siapa penulis dan penerbit yang mencetak buku. Penulis hebat tentu saja karya diterbitkan dan beredar di toko-toko buku besar. Namun, adakah kita mengetahui bagaimana proses itu terjadi?
Film ini menyajikan informasi bagaimana sebuah buku terbit dan sampai di tangan pembaca. Mulai dari penulis yang ingin menerbitkan buku, hingga lika-liku yang terjadi. Bagaimana sebuah penerbit sangat berhati-hati untuk memilih buku yang diterbitkan karena terkait dengan kelangsungan dunia penerbitan.
Ketika saya menonton drama Romance is Bonus a Book, menurut saya tontonan ini bagus bagi pegiat literasi karena ada beberapa hal yang penjadi catatan yaitu:
pertama, dunia penerbitan. Film ini memberikan pengetahuan kepada penonton bagaimana peran-peran dunia penerbit. Setingan yang terasa nyata mulai dari tahap penerbitan buku diperiksa ketat oleh auditor. Ketika terjadi kesalahan setelah buku dicetak sebanyak ribuan lembar, dengan konflik cerita yang disajikan serta solusi bahwa mereka harus mencetak dan menempel stiker pada setiap buku.Kemudian bagaimana mereka melakukan pemasaran, melakukan kegiatan membaca buku dan bekerja sama dengan desiner sampul buku. Kemudian jika buku tidak laku dan dikembalikan kepada penerbit sehingga buku tersebut harus dihancurkan untuk diambil kertasnya. Sebagai penonton kita melihat setingan cerita tampak nyata.
kedua, hal menarik berikutnya adalah diceritakan seorang penulis terkenal yang tiba-tiba menghilang dan menyatakan pensiun dari kepenulisan. Kisah ini menjadi misteri sepanjang film apa yang terjadi dengan penulis tersebut.
Saya melihat dari tokoh ini bahwa seorang penulis jika telah mengabdikan diri untuk menulis ia tetap dikenang pembaca sebagai seorang penulis meskipun dalam kondisi tidak lagi mampu untuk menulis. Bagi para penulis, komitmenlah terus menulis karena akan selalu ada di hati pembaca.
Ketiga. Buku kehidupan. Kehidupan kita adalah sebuah buku yang terus bertambah halaman setiap waktu serta harus kita baca. Membaca diri kita seperti membaca buku yang membawa kita untuk terus berbenah. Agar halaman-halaman berikutnya kita menjadi lebih baik.
Keempat, selanjutnya yang mengesankan bagi saya adalah memang ada buku yang sangat dinantikan oleh pembaca sehingga best seller, tetapi ada buku yang penting tapi tidak ditunggu oleh pembaca. Buku ini akan menjadi pengalaman sepanjang masa.
Perusahaan penerbitan dalam film mencontohkan bahwa penerbit tidak identik dengan menerbitkan buku yang hanya mendatangkan keuntungan saja. Mereka harus menerbitkan buku-buku tertentu yang tidak dicari banyak orang tetapi berguna untuk pengetahuan dan keselamatan bumi. Inilah kebijakan cerdas perusahaan yang tidak mencari keuntungan semata tetapi menyelematkan pengetahuan untuk generasi berikutnya.
Nah Sahabat Literasi, itu pendapat saya terhadap drama ini. Tentu tidak akan sama bagi penonton lainnya. Bagi saya, film ini mencerahkan kita pentingnya literasi dan membaca buku, serta menghargai setiap buku.Â
Dari sebuah buku, bukan pekerjaan penulis saja, tetapi banyak yang terlibat di dalamnya. Mulai dari penulisan hingga kerja-kerja dari tim penerbit. Pastinya semua buku penting dan memberikan manfaat bagi pembaca. Hargai ilmu meskipun dari buku-buku yang dipandang tidak laris tetapi memberikan napas bagi semesta alam.