Perbedaan terbang masa pandemi dan sebelumnya adalah pada syarat penerbangan dan beberapa hal yang harus dilakukan.
Senin, 11 Oktober 2021, saya berangkat ke Jakarta selama lima hari dari Pekanbaru. Syarat penerbangan adalah vaksin minimal dosis pertama dan hasil tes PCR negatif minimal dua kali 24 jam.
Sabtu sore tanggal 9 Oktober saya melakukan swab di sebuah rumah sakit. Menjalani proses swab PCR terasa berat karena bersiap hidung dan lidah dicolok. Namun, itulah syarat yang harus dipenuhi. Untuk yakin melakukan pemesanan tiket, tentu setelah hasil swab keluar. Namun, hasil PCR membutuhkan waktu dalam 24 jam.
Waktu yang semakin dekat, tentu harga tiket terus merangkak naik. Target maskapai yang ingin dibooking awalnya berkisar satu jutaan terus melonjak. Pada hari minggu ketika swab telah keluar, kursi maskapai tersebut sudah habis. Saya dan rekan mencari penerbangan lainnya.
Mengapa melakukan pemesanan tiket menunggu hasil swab? Karena siapa yang menjamin hasil negatif. Swab langsung terkoneksi pada aplikasi pedulilindungi. Memastikan diri benar-benar negatif itu penting dari pada terlanjur membeli tiket ternyata tidak layak terbang.
Setelah memesan tiket, agar tidak ribet di bandara, lakukan chek-in online. Hal ini untuk memudahkan pengisian syarat terbang di aplikasi Pedulilindungi, yaitu  fitur Elektronic Health Alert Card (e-HAC). e-HAC adalah pengontrolah kesehatan calon penumpang untuk dinyatakan layak terbang atau tidak.
Dalam e-HAC dilakukan pengisian data pribadi, data perjalanan berupa nama maskapai, nomor penerbangan, tanggal keberangkatan dan lokasi tujuan secara lengkap. Didalamnya terdapat pernyataan kesehatan. Semua informasi tersebut akan menjadi sebuah barcode yang akan dilakukan validasi di bandara.
Pada hari keberangkatan saat berada di bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru, masing-masing calon penumpang melakukan proses validasi layak terbang. Dengan melakukan scan barcode dari e-HAC. Di sana ada beberapa petugas yang mengarahkan. Jika barcode tidak terbaca, petugas akan menginput NIK.
Dari uji validasi ini akan dihasilkan pada layar komputer bahwa penumpang layak terbang , lengkap dengan informasi hasil tes PCR berupa tanggal. hasil ini harus difoto dan akan di cek oleh petugas bandara sebelum menuju proses chek-in pada masing-masing masakapai.
Setelahnya dilanjutkan masuk ke ruang tunggu dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Terasa perbedaan suasana Bandara yang tidak terlalu ramai.