Mohon tunggu...
Sri Wangadi
Sri Wangadi Mohon Tunggu... Penulis - 📎 Bismillah

📩 swangadi27@gmail.com 🔁 KDI - BTJ

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memaafkan Orang Lain adalah Wujud Menyayangi Diri Sendiri

29 April 2023   22:05 Diperbarui: 29 April 2023   22:10 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Self love | pixabay

Mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dari seseorang seringkali membuat kita merasa sakit hati, sedih dan kecewa. 

Oleh sebab itu, memaafkan orang lain bukanlah perkara yang mudah, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, bukan pula hal yang sulit untuk dijalani jika kita ikhlas melakukannya.

Memberikan maaf tidak hanya untuk orang lain yang telah menyakiti, tetapi juga untuk kebaikan diri sendiri, karena jika kita terlalu lama menyimpan dendam, apalagi orang yang menyakiti bersikap biasa saja, maka sama saja membuat diri sendiri semakin tersiksa.

Mungkin luka masih tetap ada, namun hidup lebih ringan jika tulus memaafkan.

Rasulullah SAW bersabda, "Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada," (HR Bukhari dan Ad Dailami).

Bonus yang didapatkan ketika tulus memaafkan orang lain adalah kedamaian. Sikap memaafkan tersebut juga sekaligus bentuk menyayangi dan mencintai diri sendiri.

Tidak ada seorang pun yang tidak pernah melakukan kesalahan karena manusia pada dasarnya tidak pernah luput dari kesalahan. Dan sungguh, tidak apa-apa jika kita ataupun orang lain melakukan kesalahan.

Sebaik apapun menjalani kehidupan, akan selalu ada penilaian dan perlakuan yang berbeda dari setiap individu yang kita temui.

Ada penilaian yang baik, ada pula yang buruk, tergantung hati dan isi kepala masing-masing individu. 

Kita tidak bisa mengatur isi kepala seseorang untuk memberi penilaian, yang bisa kita lakukan hanyalah fokus berbuat kebaikan dan introspeksi diri jika ada penilaian yang bersifat kritikan namun membangun ke arah yang lebih baik.

Mungkin ada orang lain yang memang pada dasarnya selalu memandang negatif terhadap perilaku kita. Namun kita bisa membuat keputusan untuk fokus melakukan hal-hal baik.

Menjadi sasaran komentar, perlakuan, ataupun penilaian dari orang yang tak bertanggung jawab terhadap perbuatannya memang sungguh sangat menyakitkan. Namun jika kita terus menerus berfokus pada sikap orang tersebut, maka penilaian baik yang ada disekitar akan terabaikan. 

Oleh karena itu, maafkan dan berbahagialah menikmati kehidupan dalam kebaikan.

Hati yang dipenuhi oleh dendam dan kebencian tidak akan memiliki kedamaian. Jika tidak ada maaf kepada orang yang menyakiti, maka kita akan selalu terikat pada kemarahan, kecewa dan rasa sakit selama kita tidak melepaskannya.

Jika rasa sakit tersebut tetap tinggal dihati, bagaimana bisa kita merasakan kenyamanan?
Lapangkan dada, maafkan orang lain, cintai dan sayangi diri serta nikmati hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun