Mohon tunggu...
Sri Wangadi
Sri Wangadi Mohon Tunggu... Penulis - 📎 Bismillah

📩 swangadi27@gmail.com 🔁 KDI - BTJ

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tai Minyak, Nikmatnya Panganan Lokal Asli Nusantara

24 Maret 2022   18:31 Diperbarui: 24 Maret 2022   18:33 3465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ubi goreng dengan sambal tai minyak ditemani dengan segelas saraba khas Makassar | gambar oleh dapoeryuyu

Tai Minyak? Agak aneh dan jijik ya kata pertamanya. Tapi tenang bestie, kata-nya tak se nyeleneh dengan rasanya yang bikin jadi kangen.

Tai minyak yang pada beberapa daerah di Indonesia lebih dikenal dengan tai boka, tahi lala, tain tlengis, blondo, klendo atau galendo sebetulnya adalah sebutan untuk sisahan kelapa (ampas kelapa) ketika membuat minyak kelapa

Kalau daerah saya di Sulawesi Tenggara, orang-orang menyebutnya tai minyak. Warnanya kecoklatan, rasanya? ah mantap, apalagi jika dicampur dengan sambal.

Popularitas minyak kelapa memang masih kalah jika dibandingkan dengan minyak kelapa sawit sebagai bahan menggoreng makanan. Padahal dari segi nutrisi, minyak kelapa masih menang banyak dibanding dengan minyak goreng rafinasi. 

Melansir dari laman alodokter, senyawa dalam minyak kelapa seperti asam laurat, kaprilat, dan kaprat, dapat mendukung pertumbuhan probiotik di dalam saluran pencernaan yang berfungsi untuk melawan bakteri jahat.

Minyak kelapa yang baik adalah minyak kelapa murni, bukan minyak kelapa olahan yang diekstrak dari kelapa yang masih segar tanpa diolah menggunakan bahan kimia tambahan atau diproses tanpa suhu tinggi. Hal tersebut bertujuan agar kandungan alami, seperti senyawa phenolic, tidak hilang atau rusak.

Minyak kelapa yang dibuat secara tradisional kebanyakan hanya dipasarkan sebatas skala lokal saja. Sisa olahan dari minyak kelapa yang menghasilkan ampas inilah yg membuat lidah ingin terus bergoyang saat menyantap makanan yang di mix dengan taburan tai minyak.

Sewaktu kecil, saya sering sekali menyantap tai minyak yang dipadu dalam sambal sebagai pelengkap pisang goreng dan teh hangat.

Terkadang, tai minyak juga sering saya taburi dalam nasi hangat, rasanya kayak ada manis-manisnya gitu. Makanpun jadi lebih lahap dari biasanya. 

Olahan tai minyak juga cukup enak untuk dimakan tanpa pendamping makanan lainnya, rasanya yang gurih dan nikmat sering dijadikan pilihan cemilan saat mulut ingin mengunyah.

Kelangkaan minyak goreng saat ini memantik insiatif sebagian orang untuk menghasilkan minyak dari olahan kelapa. Banyak orang yang cukup antusias membuat sendiri minyak kelapa agar aktifitas goreng-menggoreng di dapur tercinta dapat terpenuhi. 

Di beranda media sosial pun cukup banyak saya temukan postingan orang yang menjual hasil olahannya kepada warga yang membutuhkan minyak. Minyak kelapa yang sekaligus ampasnya (tai minyak) biasanya dijual bersamaan.

Melihat banyak masyarakat yang menjual tai minyak, membuat saya jadi kangen dengan olahan dari kelapa tersebut yang sudah cukup lama saya temukan dan nikmati rasanya.

Kelangkaan minyak goreng kelapa sawit yang keberadaannya hilang entah kemana lalu tetiba muncul dengan harganya yang mahal masih menjadi misteri dan kenyataan pahit bagi masyarakat di Indonesia hingga saat ini.

Berbagai market yang menyediakan minyak selalu jadi serbuan warga yang rela berdiri lama dalam antrean panjang demi mendapatkan satu sampai dua buah minyak goreng saja.

Minyak goreng rafinasi yg saat ini banyak beredar sebenarnya sudah diketahui efeknya yang sangat buruk bagi kesehatan jika terus-menerus kita konsumsi. 

Tapi mau gimana lagi, masyarakat kita sudah terlalu bucin sama goreng-gorengan, sehingga permintaan minyak goreng gak pernah ada habisnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun