Dewasa ini, semakin banyak profesi ibu yang bekerja diluar rumah tangga dan adalah hal yang lumrah kita temui dimasyarakat.
Ada alasan tersendiri terkait pilihannya tersebut, seperti ingin mengembangkan potensi diri atau memenuhi tuntunan ekonomi.
Tidak sedikit stigma dan sinisme yang dilekatkan kepada ibu pekerja, banyak yang menganggap bahwa ibu pekerja sulit berperan dalam tumbuh kembang anak dan sulit membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.
Karena stigma yang kerap diterima, tak sedikit pula yang merasakan dilema akan profesi yang tengah diemban.
Banyak ibu yang merasa kesulitan untuk membagi perannya antara pekerjaan, anak-anak, dan suami tercinta.
Mungkin ibuku merasakan hal yang sama. Namun dalam keseharian yang saya lihat, beliau menikmati kehidupannya sebagai ibu yang bekerja kantoran dan seorang ibu yang memiliki anak-anak dan suami.
Ini lima cara Ibu saya membagi waktunya dalam kesehariannya
1. Memilih pengasuh untuk anak
Ibu dan ayah saya memiliki profesi yang sama. Keduanya sama-sama seorang pekerja kantoran. Disaat keduanya pergi bekerja, kami anak-anaknya tidak mungkin ditinggal sendiri di rumah.
Sewaktu kecil, saya dan saudara biasa dititip ke tetangga, kerabat atau keluarga dekat. Alasan memilih keluarga dekat adalah karena orang tua saya sudah mengenal sifat dan perilaku mereka dengan baik, jadi cukup aman jika dititipkan ke mereka.
Tak lupa orang tua juga selalu menanyakan kabar anak-anak disela-sela pekerjaannya. Kalau sempat pulang saat jam makan siang, mereka menyempatkan diri untuk pulang ke rumah.
2. Memanggil keluarga dekat untuk tinggal di rumah
Sejak saya belum lahir sampai masuk awal semester perkuliahan, banyak keluarga dekat yang terbiasa tinggal dan menetap di rumah.
Mereka adalah keluarga dekat yang sangat dikenal oleh kedua orang tua saya. Mereka juga berperilaku baik dan sering membantu pekerjaan rumah tangga. Inilah salah satu yang membantu meringankan pekerjaan ibu ketika berada di rumah
3. Menyiapkan perencanaan di malam hari
Ibu saya terbiasa menyiapkan semua keperluan di malam sebelumnya. Pada malam hari, ibu sudah memiliki rencana tentang sarapan apa yang akan dibuat keesokan harinya. Bahan-bahannya disiapkan lebih awal agar tidak kerepotan di pagi hari.
Baju dan segala hal yang akan dipakai sudah disiapkan sebelumnya.
4. Berbagi Peran
Banyak yang mengatakan bahwa wanita itu multitasking, bisa melakukan pekerjaan apapun dalam rentan waktu yang relatif bersamaan.
Meski begitu, wanita juga manusia biasa layaknya orang-orang pada umumnya. Mereka bisa merasakan kelelahan dan kejenuhan akan aktivitas yang dilakukan.
Seorang wanita tidak harus dituntut untuk menyelesaikan semuanya sendirian. Salah satu yang biasa ibu saya lakukan adalah dengan berbagi peran domestik bersama ayah dan anggota keluarga yang lain.
5. Meluangkan waktu bersama keluarga
Jika hari libur, biasanya kami sekeluarga mengunjungi kerabat atau keluarga dekat untuk bersilaturahmi sekaligus jalan-jalan. Jika tidak kemana-mana, ibu menyempatkan diri membuat menu masakan khusus untuk disantap bersama keluarga di rumah.
Menjadi seorang ibu yang bekerja adalah pilihan, menjadi ibu rumah tangga juga sama. Keduanya sama-sama seorang ibu dengan hak dan tanggung jawab yang serupa. Tidak ada yang salah dengan pilihannya dan tidak perlu membanding-bandingkan peran keduanya.
Semua tergantung bagaimana seorang ibu pandai-pandai memanajemen waktunya dengan baik dan tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H