Meskipun penggunaannya cukup mudah, ternyata ada efek samping yang mengintai dibalik kemudahannya itu.
Dalam dunia medis, koyo KB disebut sebagai birth control patch.
Menurut dr. Devia Irine Putri seperti dilansir dari laman klikdokter, alat kontrasepsi ini memiliki cara kerja serupa pil KB kombinasi.
Koyo KB juga mengandung hormon kombinasi estrogen dan progestin (progesteron sintetis) yang ketika digunakan, hormon tersebut akan masuk ke dalam aliran darah dan bisa mencegah kehamilan.
Yang menjadi catatan penting adalah tidak semua wanita dapat memakai koyo KB. Terutama bagi orang dengan kondisi khusus yang dikontraindikasikan (tidak direkomendasikan) menggunakan kontrasepsi hormonal seperti koyo KB.
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan koyo KB adalah iritasi kulit, nyeri atau nyeri payudara, nyeri haid, sakit kepala, mual atau muntah, sakit perut, perubahan suasana hati, penambahan berat badan, pusing, jerawat, diare, kejang otot, infeksi vagina dan keputihan, kelelahan dan retensi cairan.
Selain itu, meski jarang, koyo KB juga dapat menimbulkan efek samping serius berupa trombosis vena dalam, tekanan darah tinggi, stroke, serangan jantung, emboli paru, batu empedu dan kanker hati (dikutip dari klik dokter).
Deretan efek samping tersebut merupakan hal yang cukup serius. Untuk itu sebelum memilih penggunakan koyo KB, ketahui dulu apakah tubuhmu termasuk dalam kategori yang bisa menggunakan koyo KB atau tidak.
Bagi ODHA yang ingin menggunakan alat kontrasepi, harus pintar-pintar mempertimbangkan dan memilih jenis alat kontrasepsi. Pilihan lain selain kontrasepsi koyo seperti penggunaan IUD, implant, pil, atau kontrasepsi alami dengan kalender haid dan yang terpenting adalah berkonsultasi dengan ahlinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H