Berbicara soal dunia jamu, mungkin bukan hal yang baru lagi bagi saya, dan tentunya hal yang sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Tapi kalau dunia perkuliahan yang khusus mempelajari tentang jamu, mungkin banyak yang belum mengetahui, atau mungkin saya saja ya yang baru tahu kalau ternyata ada jurusan kuliah yang khusus mempelajari tentang jamu. Kalau kamu juga baru tahu setelah membaca artikel ini, Alhamdulillah saya gak sendiri.
Jurusan jamu ini hanya tersedia di Politeknik Kesehatan Surakarta. Berdiri sejak tahun 2011, tentunya sudah melahirkan banyak ahli di bidang jamu. Lah pantas saja bapak Presiden Jokowi sangat percaya akan khasiat jamu tradisional, dan beliau pun rajin meminum jamu untuk menjaga kesehatannya.
Mungkin ada politeknik kesehatan atau universitas lain yang menyediakan jurusan serupa, namun saya belum tahu dimana. Ada yang tahu? Atau mungkin hanya di Surakarta ya?
Berdasarkan informasi pada laman Politeknik Kemenkes Surakarta sebagai UPT Kementerian Kesehatan RI, program D-III Jamu (Herbal) adalah program Pendidikan Tenaga Kesehatan setingkat Diploma III bidang Peracikan dan Pelayanan Obat Tradisional Jamu (Herbal). Hal ini sesuai dengan tuntutan masyarakat akan kebutuhan jamu yang semakin tinggi serta mendukung usaha pemerintah dalam mengembangkan pengobatan Tradisional di tanah air.
Tujuan pendidikannya adalah untuk menghasilkan lulusan Jamulog. Jamolog ini adalah orang yang ahli pada bidang pembuatan jamu dan obat-obatan herbal. Jurusan ini juga berupaya untuk melestarikan warisan leluhur di bidang pengobatan herbal.
Kita melihat bagaimana fenomena Alam yang diciptakan begitu sempurna oleh Tuhan. Ada tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam jenisnya dan tanaman obat-obatan yang mudah sekali didapat dan dijumpai oleh kita.
Seperti yang kita tahu, jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Jamu tradisonal memiliki banyak jenis, karena negara kita yang kaya akan rempah-rempah. Namun kekayaan rempah saja tidak cukup, karena tidak menutup kemungkinan negara lain juga memiliki rempah serupa yang dimiliki oleh Indonesia, sehingga diperlukan seorang yang ahli dalam meramu rempah tersebut agar manfaatnya bisa kita dapatkan secara maksimal.
Minum jamu memang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Bahkan Novel Baswedan yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19, kabarnya sekarang telah sembuh dengan rajin meminum ramuan herbal, katanya efektif dalam membantu imunnya melawan Covid-19.
Saya sangat mengapresiasi adanya jurusan jamu di Indonesia, karena dengan adanya penelitian ilmiah tentang ramuan jamu, kestabilan rempah yang akan dikonsumsi oleh tubuh bisa memberikan efek dan khasiat yang lebih baik dibandingkan dengan minum asal-asalan tanpa mengetahui efek sampingnya.
Semoga semakin banyak lulusan Jamulog yang mampu menghasilkan riset ramuan-ramuan yang bermanfaat terhadap berbagai macam penyakit, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan tradisional pada masyarakat, or maybe akankah ada terobosan vaksin covid-19 atau obat Covid dari ramuan jamu, sembari menunggu vaksin yang masih kontroversial itu? Semoga saja akan ada vaksin yang bisa dihasilkan dari kekayaan rempah Indonesia.
