Sebelum kita membahas drakor yang tengah booming saat ini, kita kembali dulu ke kisah "layangan putus".
Masih ingat dengan cerita layangan putus yang sempat viral di media sosial? Seiring dengan berjalannya waktu, cerita ini pun mulai tenggelam dengan sendirinya. Bukan seperti judulnya yang seolah membahas permainan masa kecil, layangan putus ini mengisahkan tentang seorang wanita yang diibaratkan seperti layangan putus.
Untuk mengingatkan kembali, kisah layangan putus ini dimulai oleh sebuah akun Mommi Asf yang menceritakan kisah hidup seorang istri dengan empat orang anak yang harus dirawat dan dibesarkannya.
Dalam cerita tersebut, suami yang sudah menjadi pendamping hidupnya selama bertahun-tahun, telah menemukan cinta baru pada seorang selebgram cantik, muda dan terkenal.
Diberbagai lini masa media sosial, baik itu di facebook, twitter, hingga instagram, kisah ini banyak diunggah ulang dan ramai dibicarakan oleh nitizen, terutama kaum ibu-ibu dan wanita. Seolah merasakan penderitaan yang sama, nitizen pun dibuat geram oleh kelakuan suami dan si pelakor (perebut laki orang) dalam kisah tersebut.
Oke, itulah kisah layangan putus, entah itu benar-benar ada dikehidupan nyata, atau hanyalah fiksi belaka, namun tetap saja mampu menguras emosi dan air mata saat membaca kisahnya, utamanya oleh kaum hawa. Cerita ini sempat viral di media sosial karena menceritakan tentang kehidupan rumah tangga yang dibumbui dengan wanita idaman lain dalam pernikahannya.
Sekarang kita kembali ke cerita drakor the world of the married yang tengah ramai peminatnya saat ini, drakor yang per hari ini sudah memasuki epiode ke-7 ini sangat booming didunia per-drakor-an.
Drakor yang mengisahkan seorang dokter yang tampaknya menjalani kehidupan yang sempurna, tetapi memiliki suami yang memiliki wanita idaman lain, yang kalau dalam bahasa nitizen, namanya pelakor.
Drama ini tetiba menarik emosi kaum pecinta drama korea, atau yang auto cinta drama korea setelah menonton drama tersebut. Drama yang cukup menguras emosi jiwa raga, apalagi untuk kaum ciwi-ciwi yang mudah baperan.
Sejak perdana tayang dengan episode yang ke- 1, drakor the world of the married ini memang sudah ramai diperbincangkan oleh penontonnya. Diberbagai media sosial pun cerita ini banyak dibagikan oleh warganet.
Walaupun cerita dalam drama ini memancing emosi dan kekesalan, namun kisahnya menarik untuk diikuti. Ya, memang pada dasarnya rata-rata orang Indonesia pada KEPO sih, utamanya bagi pecinta film, serasa ada yang mengganjal kalau filmnya belum berakhir.
Bahkan nonton marathon hingga subuh pun jibabanin. Saya pernah tuh saking penasarannya, mungkin beberapa pecinta film merasakan hal demikian. Tapi warning ya, jangan sering-sering marathon film, ingat kesehatan, kan lebih baik mencegah daripada mengobati, ya khaaaaaannnn.
Oke lanjut, kita kembali ke topik utama, kenapa sih cerita yang mengisahkan pelakor sangat menarik untuk di KEPO-in?
Ketika seorang lelaki memilih satu wanita untuk dijadikan sebagai pendamping hidup, maka hal tersebut adalah komitmen yang harus ia jalani seumur hidupnya. Ia akan hidup bersama wanita yang telah dipilihnya tersebut.
Cerita tentang pernikahan dan rumah tangga selalu menarik untuk dibicarakan, karena hal tersebut adalah ibadah seumur hidup. Didalamya bukan saja cerita tentang kebutuhan biologis atau materil, namun lebih kepada hati. Ada hati yang harus dijaga.
Seperti sepenggal lirik sebuah lagu jagalah hati, jangan kau kotori, jagalah hati lentera hidup ini. Jika hati baik, maka perangainya Insya Allah juga baik. Dan dari hati ini lah yang membentuk perilaku kita, apakah baik atau jahat. Kebanyakan manusia membenci kejahatan, dan mencintai kebaikan.
Jika kita hubungkan kembali dengan drama tentang pelakor yang banyak penontonnya ini, kembali lagi saya tekankan, karena manusia itu cenderung membenci kejahatan, dan hal ini berhubungan dengan hati.
Seperti yang kita ketahui bersama, jika berbicara masalah pelakor, pasti semua sepakat bahwa itu akan merusak hati, makanya banyak yang geram namun tertarik dengan cerita-cerita seperti ini dan berharap bahwa cerita akhirnya akan memiliki ending yang baik, karena manusia pada dasarnya senang melihat kebaikan.
Ada orang-orang yang ketika melihat orang lain bahagia akan turut bahagia juga, dan ketika melihat orang lain bersedih, akan ikut pula bersedih. Di samping itu, ada yang sebaliknya, ia akan merasa bahagia ketika melihat penderitaan orang lain atau senang melihat orang lain susah. Walaupun saya belum tahu detail berapa persen orang-orang yang berada di zona ini.
Menurut saya, manusia pada umumnya membutuhkan kebahagiaan. Entah itu kebahagiaan berasal dari diri sendiri ataupun melihat kebahagiaan orang lain. Ketika kita bahagia dengan hal-hal yang positif, maka pikiran kita pun akan berfikir secara positif, dan pikiran positif ini lah yang mendorong tindakan kita untuk melakukan hal-hal yang positif. Itulah sebabnya manusia membutuhkan yang namanya kebahagiaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI