Bahkan nonton marathon hingga subuh pun jibabanin. Saya pernah tuh saking penasarannya, mungkin beberapa pecinta film merasakan hal demikian. Tapi warning ya, jangan sering-sering marathon film, ingat kesehatan, kan lebih baik mencegah daripada mengobati, ya khaaaaaannnn.
Oke lanjut, kita kembali ke topik utama, kenapa sih cerita yang mengisahkan pelakor sangat menarik untuk di KEPO-in?
Ketika seorang lelaki memilih satu wanita untuk dijadikan sebagai pendamping hidup, maka hal tersebut adalah komitmen yang harus ia jalani seumur hidupnya. Ia akan hidup bersama wanita yang telah dipilihnya tersebut.
Cerita tentang pernikahan dan rumah tangga selalu menarik untuk dibicarakan, karena hal tersebut adalah ibadah seumur hidup. Didalamya bukan saja cerita tentang kebutuhan biologis atau materil, namun lebih kepada hati. Ada hati yang harus dijaga.
Seperti sepenggal lirik sebuah lagu jagalah hati, jangan kau kotori, jagalah hati lentera hidup ini. Jika hati baik, maka perangainya Insya Allah juga baik. Dan dari hati ini lah yang membentuk perilaku kita, apakah baik atau jahat. Kebanyakan manusia membenci kejahatan, dan mencintai kebaikan.
Jika kita hubungkan kembali dengan drama tentang pelakor yang banyak penontonnya ini, kembali lagi saya tekankan, karena manusia itu cenderung membenci kejahatan, dan hal ini berhubungan dengan hati.
Seperti yang kita ketahui bersama, jika berbicara masalah pelakor, pasti semua sepakat bahwa itu akan merusak hati, makanya banyak yang geram namun tertarik dengan cerita-cerita seperti ini dan berharap bahwa cerita akhirnya akan memiliki ending yang baik, karena manusia pada dasarnya senang melihat kebaikan.
Ada orang-orang yang ketika melihat orang lain bahagia akan turut bahagia juga, dan ketika melihat orang lain bersedih, akan ikut pula bersedih. Di samping itu, ada yang sebaliknya, ia akan merasa bahagia ketika melihat penderitaan orang lain atau senang melihat orang lain susah. Walaupun saya belum tahu detail berapa persen orang-orang yang berada di zona ini.
Menurut saya, manusia pada umumnya membutuhkan kebahagiaan. Entah itu kebahagiaan berasal dari diri sendiri ataupun melihat kebahagiaan orang lain. Ketika kita bahagia dengan hal-hal yang positif, maka pikiran kita pun akan berfikir secara positif, dan pikiran positif ini lah yang mendorong tindakan kita untuk melakukan hal-hal yang positif. Itulah sebabnya manusia membutuhkan yang namanya kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H