Mohon tunggu...
Sri Wangadi
Sri Wangadi Mohon Tunggu... Penulis - 📎 Bismillah

📩 swangadi27@gmail.com 🔁 KDI - BTJ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Polemik Uighur, Nyata atau Hoaks?

19 Desember 2019   07:55 Diperbarui: 19 Desember 2019   08:02 1659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar isu Uighur dari sejumlah media memunculkan reaksi yang beragam dari berbagai kalangan.

Saat kita berselancar dimedia sosial, ketika ada yang share atau beropini mengenai polemik ini, akan kita temui pro dan kontra yang mendarat dalam kolom komentarnya. Ada yang mengecam keras, ada yang membela, ada yang tidak peduli dan menganggap itu hanyalah berita hoax, bahkan ada yang bersikap B aja alias biasa saja.

Jika ada yang menyatakan itu adalah fakta, mungkin kebanyakan karena mendapatkan informasi dari sejumlah media yang beredar. Jika memang hanya berita hoax, apakah berarti Ozil terjebak berita hoax?

Seperti yang kita tahu, Ozil membuat mata dunia terbuka lebar kala cuitan dimedia sosial twitter dan unggahan instagramnya ramai diunggah kembali dan diberitakan oleh media dunia, tak terkecuali juga di Indonesia.

Bagi penikmat sepakbola pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Mesut Ozil atau lebih akrab disapa Ozil. Pemain Arsenal itu kini masuk dalam lingkaran pro kontra diplomatis dikarenakan kritikannya terhadap pemerintah Cina terkait kaum Muslim Uighur yang diperlakukan secara tidak adil.

Berikut pernyataanya yang diunggah melalui twitter (@MezutOzil1088) dan instagramnya (@m10_official) yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh laman bole.net.

"Tukrkistan Timur, luka berdarah umat, menentang penganiaya yang berusaha memisahkan mereka dari Agamanya. Mereka membakar Quran. Menutup masjid, melarang sekolah, membunuh orang suci. Para pria dipaksa masuk dalam pelatihan militer dan keluarga mereka tinggal bersama pria Cina. Para wanita dipaksa menikahi pria Cina. Namun muslim tenang, mereka tidak akan bersuara. Mereka (pemerintah Cina) telah meninggalkan umat muslim. Tidakkah mereka tahu bahwa membiarkan persekusi adalah tindakan persekusi itu sendiri?"

Berdasarkan hasil penelusuran berita pada sejumlah media, selepas pernyataan Ozil tersebut, pemerintah China tidak terima akan unggahan yang dinyatakan oleh gelandang Arsenal tersebut dan mengklaim bahwa Ozil hanya termakan berita hoax.

Apakah Iya Seperti Itu?

Berita-berita berseliweran dimana-mana hingga memunculkan perdebatan yang tidak ada henti-hentinya.

Lantas, bagaimana dengan berita-berita mengenai ketidakadilan terhadap kaum Uighur yang telah diberitakan oleh sejumlah media nasional maupun media asing? Apakah mereka mengarang berita? ini sekelas media nasional dan media luar loh, yang isi beritanya akan menjatuhkan namanya sendiri jika hanya mengambil berita asal-asalan.

Sebut saja media detik.com, melalui laman detiknews dengan judul "Menyimak Krisis Uyghur Ala orang Awam" yang tayang pada 25 Desember 2018 dan mengisahkan pernyataan dari Abduh, seorang pemuda Uyghur, lulusan Xinjiang University yang melanjutkan studi di Chiba University, Jepang.

Abduh menyatakan bahwa islam dihabisi oleh pemerintah Cina. Mereka membunuh ribuan orang Uyghur, tidak memberikan kemerdekaan dan keadilan. Satu-satunya kesalahan mereka adalah menjadi orang Uyghur. Begitulah merangkum semua penjelasan dari Abduh.

Tentu cerita versi Abduh tidak bisa ditelan mentah-mentah begitu saja, karena Abduh pasti memiliki penilaian subjektivitas tersendiri soal pemerintah China.

Berita selaras ditayangkan oleh Republika dengan judul "Mengapa Saudi dan Negara Muslim Dukung Cina Soal Uighur", yang tayang pada 17 Juli 2019,

Republika mengkalim berhasil mendapatkan kesaksian soal penghuni kamp vokasi yang "dididik" hanya karena menjalankan ajaran agama yang mereka yakini. Para peserta didik juga dilarang melaksanakan shalat di kamp vokasi dan hanya bisa beribadah saat dipulangkan sepekan sekali.

Media kompas pun memberitakan hal yang sama dengan melansir laman bbc, namun lebih ke perlakukan doktrin yang dilakukan oleh pemerintah China. Laporan yang diungkapkan Konsorsium Jurnalis Investigasi (ICIJ) kepada 17 media mitra, salah satunya BBC.

Dilansir pada 24 November 2019, investigasi yang dilakukan menunjukkan bukti baru yang mematahkan klaim dari China. Sekitar satu juta orang, kebanyakan dari mereka adalah Muslim Uighur, langsung ditahan begitu saja tanpa diadili. Dokumen bocor memperlihatkan bagaimana para tahanan diperlakukan, seperti dikunci, diidoktrinasi dan dihukum.

Disisi lain, ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa di Xinjiang Cina sedang baik-baik saja, tidak ada penindasan maupun ketikadilan yang terjadi. Apakah mereka juga menulis berita berdasarkan fakta? atau sekedar asumsi pribadi? Entahlah, Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun