Masih menjadi misteri mengenai Desa Penari, kini muncul lagi "Desa Siluman". Jika Desa Penari heboh dengan cerita mistisnya, "Desa Siluman" lain lagi, desa ini merupakan desa yang tak berpenghuni alias fiktif.
Desa ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata. Ya, begitulah kira-kira jika kita menggambarkan mengenai desa ini.
KKN di desa penari pertama kali viral di media sosial twitter dengan thread cerita horrornya mengenai mahasiswa yang melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Penari. Sekarang ada cerita lebih horror lagi nih mengenai KKN di "Desa Siluman".
Bukan karena ada yang Kuliah Kerja Nyata, tapi kemungkinan ada Korupsi Kolusi & Nepotisme (KKN) didalamnya. Sama-sama KKN tapi beda aktivitas. Mana yang lebih horror?
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang membuat "desa siluman" dan siapa yang menikmati dananya? awalnya, desa ini diungkap oleh Menkeu Sri Mulyani saat melaporkan evaluasi kinerja APBN Tahun Anggaran 2019 di ruang rapat Komisi XI DPR dan menyinggung soal adanya dugaan "Desa Siluman" alias desa baru yang tidak berpenghuni, yang sengaja dibuat untuk mendapatkan kucuran Dana Desa dari pemerintah.
Kalau diberikan ke desa penari mungkin sedikit masuk akal ya, karena akan ada pak Prabu selaku kades yang akan mengelolanya, hehe, tapi kalau dananya dialirkan di "Desa Siluman"? siapa kira-kira penerimanya? masih menjadi tanda tanya besar dan harus secepatnya diusut agar tidak merugikan negara.
Dilansir dari kumparan, temuan "desa siluman" ini akan segera dilakukan investigasi oleh Menkeu Sri Mulyani agar tidak masuk kedalam kantong pribadi orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dimana dana desa ini sepatutnya dipergunakan untuk membangun ekonomi desa.
"Kami mendengarnya sesudah pembentukan kabinet dan nanti akan kami investigasi," ungkap Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (4/11).
Apa yang diungkap oleh Sri Mulyani mengenai "desa Siluman" ternyata memang benar adanya. Dari pemberitaan yang ada, Salah satu "desa siluman" ini ditemukan di Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Polda Sultra tengah menangani kasus dugaan 56 desa fiktif di Kabupaten Konawe. Polda Sultra pun telah melakukan kerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Bareskrim Polri. Wah, pasti lagi ketar-ketir nih sang pembuat desa jadi-jadian.