Mohon tunggu...
Sri Wangadi
Sri Wangadi Mohon Tunggu... Penulis - 📎 Bismillah

📩 swangadi27@gmail.com 🔁 KDI - BTJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tinggi Badan Adik Selalu Lebih Tinggi dari Kakak, Mitos atau Fakta?

29 Oktober 2019   13:41 Diperbarui: 23 Juni 2021   11:27 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering sekali kita jumpai fakta di lapangan yang menunjukkan seorang adik lebih tinggi dari kakaknya, mungkin Anda salah satunya? Lah... kok bisa? apa hukum alam ya? atau maybe kurang nutrisi? atau? oke cukup-cukup, kita akan bahas dalam tulisan ini, makanya baca sampai akhir ya.

Sebelumnya kita tengok beberapa public figur tanah air yang namanya sudah tidak asing lagi, seperti Aurel Hermansyah -- Azriel, Syahnaz Sadiqah -- Nisya (adik Raffi Ahmad), Nabila Syakieb -- Ali Syakieb, Yuni Shara -- Krisdayanti. 

Mereka adalah beberapa sampel deretan saudara kandung yang memiliki tinggi badan lebih rendah dari sang adik, ya kan? Mungkin ada rasa kesal dan bangga juga jikalau seseorang berada dalam situasi seperti ini. 

Baca juga: Ini Rasio Ideal Tinggi Badan Pasangan, Bagaimana dengan Kamu?

Rasa kesalnya karena selalu menerima pertanyaan dan comment yang macam-macam, seperti kok bisa ya adiknya lebih tinggi dari kakaknya, dibanding-bandinginlah, dibilangin kurang minum susulah, kurang makan lah, atau apalah-apalah yang mengarah ke pertumbuhan yang lamban. 

Kalau rasa bangganya pasti sang kakak dikira lebih muda daripada si adik, right? Jadi lebih awet muda kelihatanya.

Kalau kita kembali ke pelajaran biologi yang membahas topik mengenai genetika, akan kita temui bahwa ada dua hal yang mempengaruhi tinggi badan seseorang, dalam hal ini pertumbuhan dan perkembangannya, yaitu kombinasi dari faktor lingkungan dan genetik.

Faktor genetik (keturunan) yang dimaksud adalah dari kedua orang tua, sedangkan faktor lingkungan yang dimaksud adalah termasuk nutrisi yang diberikan pada tubuh, aktivitas seperti olahraga dan istirahat yang cukup. 

Baca juga: 10 Makanan Penambah Tinggi Badan yang Bisa Dicoba!

Saat tubuh sedang tidur ataupun olahraga, tubuh akan melepaskan hormon pertumbuhan yang akan berpengaruh terhadap tinggi badan seseorang.

Rata-rata pria dewasa lebih tinggi daripada wanita dewasa, dilansir dari laman kompas, anak laki-laki cenderung akan tumbuh sekitar 9,5 cm per tahun selama dalam masa pubertas. Jadi, tinggi badan anak laki-laki bisa bertambah sekitar 31 cm selama masa pubertas terjadi.

Ketika memasuki usia remaja, anak laki-laki akan tetap lebih tinggi daripada perempuan. Meski memang anak perempuan yang lebih dulu mengalami masa pubertas. Makanya sering kita melihat fakta dilapangan yang menunjukkan rata-rata pria dewasa akan lebih tinggi dibandingkan dengan wanita dewasa.

Tinggi badan manusia juga berbeda menurut jenis kelamin, ras, usia, status gizi serta kelompok etnis. Di Indonesia misalnya, dengan bebagai macam suku, ada perbedaan bentuk fisik yang dimiliki oleh masing-masing suku.

Baca juga: Tambah Tinggi Badan Diatas 20 Tahun?

Tinggi badan biasanya akan berhenti ketika lempeng pertumbuhan diujung tulang menutup. Penutupan ini terjadi sekitar usia 16 atau 18 tahun. Tetapi, usia tersebut bukan mutlak terjadi pada setiap orang, karena ada sebagian orang yang baru menutup pada kisaran usia 20-21 tahun.

Pengaruh genetik dari keluarga dan faktor lingkungan atau aktivitas keseharian kita sangat berpengaruh terhadap tinggi badan yang kita miliki. Jadi, kalau kita menemui fakta di lapangan yang menunjukkan tinggi badan si adik lebih tinggi daripada kakaknya, itu merupakan hal yang wajar-wajar saja, karena ada faktor yang mempengaruhinya.

Bisa saja adik mendapatkan tinggi badannya dari gen bapak dan si kakak dari ibu atau sebaliknya, makanya ia lebih tinggi dari kakaknya, atau bisa juga karena aktivitas yang dilakukan sehingga mempengaruhi hormon pertumbuhannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun