Mohon tunggu...
sriwahyu wardani
sriwahyu wardani Mohon Tunggu... Lainnya - .

Seorang ibu dengan 3 orang jagoan, pecinta tanaman dan kucing.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Jalan-Jalan di Desaku Hani

4 September 2023   19:38 Diperbarui: 4 September 2023   20:11 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari masih pagi ketika kami mulai menyusuri jalan raya. Niat awal hendak mencoba kedai kopi yang sudah lama ingin kami kunjungi.Ternyata tikungan tajam dan jalanan yang cukup tinggi tanjakannnya ketika menuju lokasi membuat kami mengurungkan niat.Usia yang tak lagi muda membuat kami hati hati.

     

Menuju jalan pulang sambil berangan hendak kemana, tak sengaja terbaca sebuah papan nama Desaku by Hani Moinaga.Tertulis juga tulisan obral koi.Tulisan itu yg akhirnya membuat kami berhenti.Memasuki area kami sudah disuguhi keunikan tempat tersebut.Pintu yang terbuat dari kayu kuno menjadi penghubung menuju area yang akhirnya kami paham merupakan koi farm.

Sebuah kolam yang cukup besar merupakan pemandangan pertama yang kami lihat ketika memasuki tempat ini.Ikan ikan koi dengan ukuran besar meliuk indah warna warni, seketika membuat saya terpana.Selanjutnya mata kami dimanjakan oleh deretan jendela jendela kuno yang ditata sedemikian rupa sebagai latar dari tempat  ini.Sebuah sungai kecil mengalir membelah jalan setapak  yang memperindah tempat ini.

Asyik mengagumi suasana sambil melihat ikan koi warna warni di kolam , kami berkesempatan untuk bertemu langsung dengan pemilik tempat ini yaitu Bapak Hani Moinaga.Sosok ramah yang menyapa kami dengan senyumnya. Bercerita bahwa beliau adalah orang pertama yang membawa koi dari Jepang masuk ke Indonesia tahun 1981.wow..sungguh beruntung saya bisa bertemu langsung dengan beliau,karena tidak setiap hari beliau berada di tempat ini.

Tak hanya dikelola sebagai koi farm, Desaku juga menyimpan koleksi meja meja kayu yang membuat saya yang orang biasa ini ternganga.Betapa tidak selain indah  harganya mencapai ratusan juta. Dan mengikuti seorang Hani Moinaga menunjukkan koleksi koleksinya di galeri membuat saya berhitung hitung gaji..haha.

Puas berkeliling..secangkir teh hangat menjadi pereda dahaga.Menikmatinya dalam irama aliran air , sambil menikmati warna warni ikan koi dan indahnya bunga teratai bermekaran.

Desaku ...sebuah tempat yang berada di kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang,berada di pinggir jalan raya.

Sebuah tempat yang menyajikan perpaduan antara indahnya alam, cantiknya koi dan koleksi koleksi furniture kayu yang bernilai seni, juga lukisan lukisan yang dilukis di atas kayu.

Beberapa koi kami beli sebagai tanda bahwa kami pernah singgah di tempat ini. Dan kamipun diberi oleh oleh bibit tanaman cabe california reaper, cabe dengan level terpedas di dunia.Sungguh kebetulan yang luar biasa karena saya pernah mencoba menanam cabe jenis ini dari benih namun tidak ada yang berhasil tumbuh.Berpamitan dengan pemilik tempat ini sempat pak Hani Moinaga berpesan

" Datanglah ketempat ini kapan saja, bila pintu tertutup ketuklah biar pintu dibukakan "

Hari beranjak siang, masih berat rasanya meninggalkan tempat indah ini.

Suatu hari nanti pasti kami kembali.Mengukir cerita dan menyimpannya dalam kenangan.

Terimakasih pak Hani Moniaga, untuk teh hangatnya, untuk cabe california reapernya dan tentunya untuk keramahannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun