Mohon tunggu...
Sri Wahyu Ramadhani
Sri Wahyu Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menikmati waktu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Jelang Ramadhan, Welcome Ramadhan!

1 April 2022   05:30 Diperbarui: 1 April 2022   05:32 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Nyekar adalah salah satu tradisi yang biasa masyarakat Kediri (tempat asal penulis) lakukan sebelum bulan Ramadhan dan pada saat merayakan Hari Raya Idul Fitri. Rupana, tidak hanya masyarakat di Kediri saja yang melaksanakan tradisi nyekar ini, tetapi juga masyarakat di Malang. 

Di daerah Jalan Panjaitan, Kota Malang beberapa masyarakat juga terlihat berkunjung ke makam keluarga mereka. Di sana, mereka tidak hanya berdoa anggota keluarganya yang sudah tiada dan membersihkan makam dari rumput dan ilalang yang tumbuh liar.

Tidak hanya nyekar, mereka juga kerap berkeliling ke rumah-rumah tetangga, baik yang dikenal dengan baik maupun yang hanya sekadar tau nama. Tujuan mereka berkunjung ke rumah-rumah tetangga adalah untuk menjalin silaturahmi dan bermaaf-maafan. 

Selain tradisi nyekar dan silaturahmi ke tetangga, di masjid mereka juga menggelar khataman Al-Quran. Bersama remaja masjid, para sepuh di daerah masjid itu berada, mereka menggelar khataman Al-Quran beberapa hari sebelum bulan Ramadhan.

Selama bulan Ramadhan, di daerah masjid tersebut, masyarakat (terutama remaja masjid) melaksanakan sholat berjamaah. Khususnya sholat Subuh, Maghrib, Isya, dan Tarawih. Di sana dibuat jadwal untuk imam sholat dan yang bertugas mengumandangkan adzan. Jadwal itu dibuat di selebatan kertas dan ditempel di pintu masjid agar masyarakat tau siapa imam dan bilal di masjid saat itu. 

Sebelum Maghrib, masyarakat setempat bersiap-siap untuk menyiapkan takjil dan disediakan di masjid untuk siapapun yang berkunjung untuk menunaikan ibadah sholat Maghrib. Takjil yang disediakan tergantung dari masyarakat yang menyediakannya, namun minuman yang pasti ada adalah teh hangat.

Ta'mir masjid biasanya bersiap menunggu adzan Maghrib dengan mengaji ayat Al-Quran. Ayat yang dibaca pun tak menentu, bisa berurutan dari juz paling awal atau dari tengah-tengah. Semakin mendekati Maghrib, semakin banyak masyarakat yang datang untuk menunaikan sholat Maghrib berjamaah. 

Menurut penuturan pengurus masjid, bulan Ramadhan adalah bulan yang membuat silaturahmi masyarakat sekitar masjid semakin erat. Menurutnya juga, jamaah di masjid ini saat bulan Ramadhan lebih banyak dibandingkan dengan bulan-bulan dari kalender Islam lainnya.

Menjelang waktu sholat Isya, ta'mir masjid mulai mengumandangkan pujian. Beberapa waktu setelah dikumandangkan adzan Isya, banyak jamaah yang mulai berdatangan dan mengisi shaf masjid. 

Menurut ta'mir masjid yang sudah mengurus masjid di sana sejak beberapa tahun lalu, pada bulan Ramadhan, jamaah sholat Isya dan Tarawih pasti lebih banyak dibandingkan jamaah sholat Maghrib. 

Para jamaah masjid pada bulan Ramadhan biasanya juga didominasi oleh anak-anak dan laki-laki. Anak-anak memang lebih sering pergi ke masjid. Mereka ke sana dari sore untuk belajar mengaji di TPQ, kemudian mereka membuat janji untuk bertemu saat Maghrib dan Isya. Dan mereka pun mengikuti sholat di sana berjamaah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun